Jadikan Tukang Bordir Profesi Utama - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 17 Oktober 2012

Jadikan Tukang Bordir Profesi Utama


Jepara, soearamoeria.com
Bagi Nur Hadi warga Banyuputih RT.11 RW.03 kecamatan Kalinyamatan tukang bordir merupakan profesi yang digelutinya sejak 2003 silam. Awal mulanya lelaki berkaca mata ini ngantek di Elisa Border, Kudus. Selama 1.5 tahun ia laju ke kota Kretek dengan nyepeda. Setelah uangnya sedikit demi sedikit ngumpul duitnya digunakan untuk membeli mesin, waktu itu seharga Rp. 1.400.000.

Mulai saat itu ia mencari garapan lain. Alhasil, ia ketemu dengan bos koveksi di Robayan, tempat ia mengambil garapan saat ini. 

Selain dari si bos dan tetangga sendiri pria kelahiran Jepara 1 Januari 1982 juga memperoleh garapan dari desa Damarjati dan Gemulung. “Bosku apikan mas. Jadi ambil garapan sesukanya boleh-boleh saja,” tuturnya. 

Bagi Hadi usaha yang sudah digelutinya beberapa tahun ini jarang sepi. Malah ia yang kadang-kadang merasa jenuh. Biasanya disikapi dengan beralih ke profesi lain sejenak kemudian dilanjutkan kembali. 

Menurutnya pesanan bordir sepi hanya saat musim haji dan setelah Idul Fitri. Selain itu berjalan dengan stabil. “Biasanya kalo harganya murah pemesan langsung melonjak,” bebernya. 

Pernah satu ketika ia memasang plang didekat rumahnya dengan nama Kakang Adi selama 1 tahun, hasilnya pemesan benar-benar membludak. Apalagi di kampungnya ia termasuk satu-satunya yang membuka usaha tersebut. Selepas itu ia kapok tidak memasang identitas lagi. Meski demikian usahanya tetap eksis hingga kini. 

Berkenaan harga lanjutnya tergantung kesulitan dan banyaknya benang yang digunakan. Semakin sulit dan semakin banyak benangnya akan semakin mahal. Perkiraan harganya antara Rp.8.500-12.000. Untuk upah yang diberikan bos tidak menentu sekitar Rp.30.000-40.000 per-hari. (sm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar