Notification

×

Iklan

Iklan

Tiru Rasa Malu yang Dimiliki Nabi Muhammad SAW

Minggu, 15 September 2024 | 07:48 WIB Last Updated 2024-09-18T00:52:51Z

Sampaikan mauidlah untuk para santri.

Semarang, soearamoeria.com - Malam kedua belas Rabiul Awwal menjadi peringatan hari besar umat Islam yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pondok Pesantren Al-Uswah mengadakan Pengajian Akbar dalam rangka puncak maulid yang telah dimulai dari awal bulan. Kali ini setelah pembacaan Kitab Maulid Al-Barzanji hadir Kiai Muhajir dari Salatiga memberikan mauidlah hasanah. 


Akhir-akhir ini, rasa malu menjadi perhatian yang serius. Banyak yang meninggalkan rasa malu. Akhlak santri sudah mulai memudar. Kiai Muhajir mencontohkan akhlak Nabi sebagai suri tauladan berupa memiliki rasa malu yang tinggi. Santri bisa meniru ini dari Kanjeng Nabi. Salah satunya dengan bersikap tawaduk. Apalagi di hadapan guru atau kyainya. Seperti halnya Kanjeng Nabi kalau berjalan tak pernah mendongakkan kepalanya. 


Kiai Muhajir memberikan ilustrasi lain tentang rasa malu dari sebuah hadits berkaitan dengan hutang atau menghutangi. Akhlak Nabi ketika bertemu dengan orang yang dihutangi Nabi malah menghindari dari sahabat yang berhutang tersebut. Karena akan menimbulkan rasa malu bila bertemu Nabi. Hal-hal seperti ini diperhatikan oleh Nabi. 


“Tidak cukup dengan hanya membaca shalawat saja namun, dengan mengikuti tindak lampah (tingkah laku) Nabi.” terang Kiai Muhajir. 


Dengan peringatan Maulid seperti ini, kita ikuti akhlak Kanjeng Nabi.


Pengasuh Pondok Pesantren Al-Uswah, KH. M. Thoyyib Farchany mengingatkan kepada jama’ah yang hadir akan pentingnya memuliakan dengan cara menghormati kanjeng Nabi. Semua bisa menghormati Maulid Nabi dengan cara masing-masing. Kalau sebagai santri ya dengan cara mengaji dan menuntut ilmu dengan tekun. Walisantri bekerja dengan ikhlas untuk mendapatkan rezeki yang halal. 


"Tukang sound di samping saya ini dengan cara sound system bekerja dengan baik tidak berdengung. Semua itu bila dikerjakan untuk menghormati Nabi maka itu semua pahala." 


“Barangsiapa memuliakan hari kelahiranku maka kelak akan mendapatkan syafaatku di hari kiamat. Dan barangsiapa berinfaq dirham dalam peringatan Maulid Nabi, maka sama dengan pahala infaq gunung emas di jalan Allah Swt,” papar Gus Thoyyib. 


Gus Thoyyib menyitir Hadits tersebut sebagai bagian dari cara menghormati dan memuliakan hari kelahiran Kanjeng Nabi. (mz)

close close