![]() |
Peluncuran buku KHM Hasyim Asy'ari, pemersatu umat Islam Indonesia. |
"Hadratussyaich itu bukan hanya bintang atau mercusuar. Tapi beliau juga suka ronda, gerilyawan.Beliau mekar bersama masyarakat," ujar Mas'ud Said.
Prof Mas'ud juga menyatakan KH Hasyim Asy'ari adalah tokoh yang berpengaruh besar pada perjalanan perkembangan Nusantara.
"Hadratusyaich itu pernah di pondok-pondok besar seperti Bangkalan, Kediri, Sidoarjo, dan sebagainya. Beliau juga mengajar dan mengarang 21-23 kitab. Selain itu mendatangi petani pada setiap hari Selasa dan juga pejuang," ungkap Prof Mas'ud yang juga direktur Pascasarjana Unisma Malang itu.
Untuk itu dia meminta kepada jajaran Ikapete terus mengembangkan ideologi Ahlussunnah Waljamaah, penguatan keorganisasian NU, hingga kolaborasi teknologi informasi.
"Aswaja dan NU itu warisan yang harus dijaga bagi Ikapete, wajib," pintanya.
Sementara, Sekretaris Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Prof Bianto menilai buku "KHM Hasyim Asy'ari: Pemersatu Umat Islam Indonesia" sangat akademis dan jauh dari aspek mistis atau klenik.
Menurutnya NU dan Tebuireng memiliki titik temu dengan Muhammadiyah. Karena KH M Hasyim Asy'ari dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan merupakan murid Syaikh Khatib Al-Minangkabawi.
"Bahkan, H Hasan Gipo ketua umum pertama PBNU dan KH Mas Mansur pendiri Muhammadiyah Jawa Timur masih saudara. Pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur juga banyak yang alumni Pesantren Tebuireng, seperti mantan Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur Ustadz Abdurrahim Noer dan beberapa pimpinan daerah," ungkapnya.
Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elestianto Dardak mengatakam Ikapete harus melestarikan dan menurunkan pemikiran yang digagas KH M Hasyim Asy'ari.
"Hadratussyaich mementingkan keilmuan organik, bukan intelek menara gading. Warisan lain yang penting adalah persatuan, khususnya sesama Islam," katanya. (ik)