![]() |
Gus Dur |
Judul : GUS DUR, ISLAM NUSANTARA, DAN KEWARGANEGARAAN BINEKA
Penyelesaian Konflik Aceh dan Papua 1999-2001
Penulis : Ahmad Suaedy
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit :
2018
Dimensi : 17 x 24 cm
Halaman :
488
Berat :
550 gram
ISBN/EAN : 9786020618135
Peresensi : Halim
Masykur, mahasiswa Universitas Islam Malang
Buku GUS DUR, ISLAM NUSANTARA, DAN KEWARGANEGARAAN
BINEKA Penyelesaian Konflik Aceh dan
Papua 1999-2001 ini menyajikan penjelasan bagaimana Gus Dur berhasil membalik
strategi penyelesaian konflik Aceh dan Papua. Ia memberikan keadilan, baru
kemudian menuntut kesetiaan dengan tiga langkah: pengakuan, penghormatan, dan
transformasi kelembagaan negara untuk mengakomodasi kepentingan mereka.
Dalam buku karya Ahmad Suaedy ini terdiri dari
delapan bagian yang mana per bagian dibedah menjadi beberapa bab lagi. Bagian I
Pendahuluan ada dua bab, Bagian II Visi Kewarganegaraan Untuk Acuan Pengelolaan
Konflik Separatis ada tiga bab , Bagian III Objekfikasi Nilai ada empat bab,
bagian IV Krisis Kewarganegaraan ada empat bab, Bagian V Manifestasi Visi Warga
Negara ada empat bab, Bagian VI Manifestasi Visi Kewarganegaraan ada empat bab,
Bagian VII Tranformasi Kelembagaan Dalam Akomodasi Aceh dan Papua Untuk
Perdamaian Permanen ada tiga bab, Bagian VIII Kewarganegaraan Bineka Dalam Pribumisasi
Islam ada tiga bab.
Presiden Gus Dur mengambil jalan lain dalam
menyelesaikan konflik Aceh dan Papua secara damai dan permanen yaitu dengan
mengangkat martabat masyarakat di kedua wilayah tersebut secara setara dengan
warga Indonesia lainnya melalui pengakuan dan penghormatan terhadap hak-hak
kolektif mereka sebagai anggota bangsa Indonesia yang semula didiskriminasi,
bahkan dihinakan. Presiden Gus Dur melakukan pendekatan kultural dan personal
untuk melakukan dialog setara dengan masyarakat Aceh dan GAM serta masyarakat
Papua dan OPM. Dengan pendekatan tersebut terbangun hubungan baru saling
percaya antara Aceh dan Papua.
Kewarganegaraan bineka atau kultural dan
multikultural dicirikan penghormatan terhadap hak-hak kolektif seperti
pengakuan atau rekognisi terhadap eksistensi masyarakat Papua atau OPM dan Aceh
atau GAM kemudian diikuti dengan penghormatan atau respect berupa kebebasan
berekspresi, berkumpul, bergerak dan jaminan rasa aman di tengah-tengah trauma
akan represi dan kekerasan.
Capaian pertama paling penting dan strategis yaitu
kesepakatan penyelesaian dengan cara dialog dan penghentian kekerasan. Capaian
paling tinggi berikutnya adalah pilihan otonomi melalui kreasi tersusunnya RUU
otonomi khusus dengan menghilangkan tuntutan merdeka. Masyarakat Aceh dan Papua
saling percaya kepada Presiden Gus Dur dalam satu lingkup habitus misalnya,
ketika Presiden Gus Dur mengubah nama Irian Jaya menjadi Papua secara spontan
langsung di depan mereka dan mereka menerima itu. Bagi orang Papua nama itu nyaris
membalik 180 derajat jati diri mereka sebagai anggota bangsa dan manusia yang
sebelumnya dikeluarkan bahkan dihina.
Meskipun
demikian Presiden Gus Dur tidak berhenti sampai di situ. RUU Otonomi Khusus
adalah wujud dari transformasi kelembagaan negara yang mencerminkan akomodasi
dan aspirasi mereka. RUU otsus tersebut merangkum hampir seluruh aspirasi
mereka kecuali merdeka, yang disusun oleh mereka sendiri secara independen
tanpa campur tangan pemerintah pusat. Seluruh langkah Presiden Gus Dur tersebut
sesungguhnya didasarkan pada pandangan kesetaraan warga negara dalam kerangka
Islam dan nasionalisme.
Gus Dur tampaknya telah menuntun kewarganegaraan
bineka yang memiliki karakter Islam Nusantara untuk Indonesia ke depan. Dalam
menjalankan seluruh proses tersebut Presiden Gus Dur mendapatkan banyak
tantangan dan hambatan. Hambatan terberat datang dari dalam pemerintahan
seperti TNI, birokrasi, DPR, bahkan dari kalangan Islam. Kajian atas kesetaraan
kewarganegaraan dalam Islam dengan fokus pada peran dan kiprah Gus Dur ketika
menjabat sebagai Presiden yang diangkat dari data empiris melengkapi kajian
yang selama ini ada.
Buku ini sangat menarik dibaca untuk semua
kalangan mulai dari siswa, mahasiswa, dosen, dan seterusnya karena penyampaian
cerita yang runtut dan jelas. Dalam buku ini kita akan menjumpai beberapa
gambar menarik yang tidak akan membuat kita bosan. Hanya saja harga buku ini
yang mahal untuk kalangan pelajar.