KH Abu Hafsin, Ketua PWNU Jawa Tengah yang hadir dalam
Harlah Yayasan, Haul Masyayih dan Reuni Yayasan Walisongo Pecangaan Jepara, Sabtu
(20/05/17) malam mengutip tiga fungsi pendidikan yang dikemukakan akademisi asal
India, Naquib.
Dikatakannya, bahwa fungsi pendidikan itu mencakup
tiga hal; taklim, tarbiyah dan ta’dib. Ta’lim sebagaimana
penjelasan akademisi UIN Walisongo Semarang itu adalah proses transfer ilmu
pengetahuan sedangkan yang kedua tarbiyah yang berasal dari Rabba yurabbi
artinya mendidik.
“Guru harus jadi murabbi bukan hanya menjadi muallim,”
ungkapnya kepada jamaah yang hadir di halaman MA Walisongo Pecangaan ini.
Abu menegaskan, lembaga pendidikan yang tidak
menerapkan fungsi murabbi (mendidik) maka kenakalan remaja tak bisa
diantisipasi. Adapun yang ketiga, fungsi pendidikan ialah tempat
terjadinya peradaban dimulai.
NU dan Pesantren
Dalam kesempatan itu, Kiai Abu memaparkan bahwa NU
tanpa pesantren tidak ada apa-apanya. “NU dan pesantren tidak dapat
dipisahkan,” jelasnya.
Justru majunya terletak di pendidikan. Kawan dia,
pengurus PW Muhammadiyah Jawa Tengah, Tafsir punya keinginan mendirikan
pesantren seperti NU tapi ujung-ujung malah menjadi asrama sekolah.
Akan tetapi, Jika NU lanjutnya beda, NU mendirikan
pesantren jadi pesantren, mendirikan sekolah jadi sekolah. “NU sekolah OK,
pesantren juga OK,” sanjungnya.
“Kita patut bangga perguruan tinggi NU Unisma Malang
sudah membuka fakultas kedokteran. Sekarang disusul Unwahas juga membuka
fakultas yang sama,” puji Abu lagi.
Perkembangan
itu imbuhnya juga disusul oleh Unisnu, UNU Purwokerto, UNU Kebumen dan kampus
NU yang lain. Hal itu menunjukkan kualitas pendidikan NU tidak kalah dengan
pendidikan lembaga yang lain. (sm)