![]() |
Usman, mahasiswa STAINU Temanggung |
Temanggung, SoearaMoeria.Com
Prinsip belajar tidak
mengenal ruang, waktu dan juga usia. Di mana saja, kapan saja dan dengan siapa
saja. Demikian yang menjadi prinsip Usman Ahmad, pemuda asal Desa Hoelea,
Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang kini
duduk di semester V Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAINU Temanggung.
“Intinya mencari
ilmu di mana pun tempatnya dan alhamdulillah saya tersesat di jalan yang
benar di STAINU Temanggung,” kata Usman Ahmad, Kamis (16/11/2017).
Dijelaskan Usman,
kehidupan di Hoelea sangat berbeda dengan di Temanggung atau umumnya di Jawa
Tengah. Menurut Usman, Hoelea adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan
Omesuri, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Hoelea ini
merupakan satu dari 19 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Omesuri. Di
desa tersebut jumlah penduduknya sebagian besar bersuku Flores yang sebagian
besar penduduknya adalah petani.
Atas kondisi itu,
Usman bertekad mencari ilmu demi kemajuan desanya. Meski dikatakannya bahwa
desanya maju akan tetapi menurut dia butuh akselerasi dalam bidang pembangunan
sumber daya manusia (SDM).
“Kalau masalah
SDM, ya di tempat saya alhamdulillah, banyak anak-anak yang sekolah dan
kuliah di luar,” lanjut dia.
Aktivitas
sehari-hari, Usman pun tidak sekadar aktif di perkuliahan. Ia juga mengaku
aktif di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Teater
Petromas 11 pm dan UKM Olahraga STAINU Temanggung demi menunjang asupan gizi
intelektualnya.
“Di STAINU
Temanggung yang dari luar Jawa ada dua orang. Saya dan Moh Ardin Suwandi yang
alamatnya sama dengan saya,” beber dia.
Ia mengaku banyak
hal yang didapat dari STAINU Temanggung. Selain kemampuan berpikir logis dan
ilmiah, kelebihan kuliah di kampus NU juga menyadarkan mahasiswa akan
pentingnya beragama secara ramah. Oleh karena itu ia punya gagasan besar agar
desanya tetap aman dan ramah.
“Bagi saya ya
keberagamaan harus selalu menjaga toleransi dan menjunjung tinggi Pancasila dan
NKRI,” lanjut dia.
Hal itu bagi Usman
adalah sepaket. Maka ke depan, ia berniat menyebarkan ajaran Islam yang ramah tidak
mudah menyalahkan dan mengafirkan satu sama lainnya.
“Alhamdulillah,
sampai sampai ini tempat saya tidak terpengaruh oleh paham-paham radikalisme,”
tegas dia.
Dirinya juga
mengakui di wilayah Kedu, STAINU Temanggung menjadi kampus yang sangat ramah
dan mengajarkan mahasiswanya untuk selalu mengutamakan asas pluralisme dan juga
nasionalisme yang tinggi.
Ia juga mengakui meski
statusnya masih sekolah tinggi namun kualitas dan pendidikan dosen STAINU
Temanggung tidak kalah dengan perguruan tinggi lain. Sebab, banyak yang sudah
kuliah doktor dan semua sudah memenuhi syarat minimal S2, baik itu alumnus
dalam maupun luar negeri.
Ke depan sebelum
lulus ia berharap agar STAINU Temanggung makin maju dan jaya. “Untuk STAINU
Temanggung ke depannya lebih maju dan cepat alih bentuk menjadi INISNU atau
UNISNU,” harap dia. (ibda)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar