Farid Ahmadi, S.Kom., M.Kom, Ph.D dosen
sekaligus Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas
Negeri Semarang (UNNES) merilis buku bertajuk “Guru SD di Era Digital
(Pendekatan, Media, Inovasi)”, Minggu (15/10/2017).
Buku yang memiliki ISBN: 978-602-50465-1-3
itu merupakan buku yang dirilis dengan cetakan I pada tahun 2017 ini dengan
tebal 21 x 14 cm, xiii+182 halaman.
Pengajar di Program Pascasarjana UNNES yang
mengampu sejumlah mata kuliah itu juga menjelaskan, banyak hal dikaji dalam
buku terbitan Pilar Nusantara tersebut.
“Dalam buku ini, dibagi menjadi delapan
bagian yang secara komprehensif memetakan masalah-masalah dalam pembelajaran,
penggunaan TIK, kompetensi guru yang diharuskan melek digital, karakter guru SD
ideal, dan juga usaha mengembangkan media pembelajaran berbasis digital dalam
rangka mencetak guru yang benar-benar digital,” beber dosen yang mengampu mata
kuliah TIK, Komputer dan Media Pembelajaran, Media Pembelajaran, Analisis Data
Kualitatif, Bahasa Inggris, Assesmen Pembelajaran, Sistem Informasi Manajemen
dan lainnya tersebut dalam siaran persnya.
Buku itu, menurut dia, menjawai rumusan yang
bisa menjadikan pembelajaran yang bermutu dengan basis digital untuk
menyenangkan peserta didik.
“Buku ini memberikan spirit dalam merespon kemajuan zaman yang begitu cepat. Era kini
tidak hanya generasi digital, namun kehidupan di benua maya membuat orang
berpola pikir, berperilaku dengan basis digital, milenial dan semua berbasis
internet. Maka semua guru SD di Indonesia harus berkonversi menuju digital,”
beber doktor jebolan Central China Normal
University (CCNU) tersebut.
Ketua Himpunan Dosen PGSD Wilayah Jawa ini
juga menilai, bahwa pembelajaran di SD saat ini memang membutuhkan sosok “guru
digital” sebagai figur guru yang mampu memprediksi masa depan peserta didik.
Figur ini tidak sekadar figur yang heroik,
melainkan guru yang benar-benar paham dunia TIK, literasi digital yang mengajak
anak berkonversi di dunia digital dalam pembelajaran.
“Meski dalam pembelajaran berbasis TIK juga
memiliki kelemahan dan kelebihan, akan tetapi hal itu justru membuat semakin
rajin mencari, mengolah, dan mengalisis masalah itu untuk menemukan solusinya.
Sebab, hanya guru digital yang bisa melanjutkan estafet pendidikan sebagai
wahana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa ini,” beber Ketua Gugus Pengelola
Jurnal LP2M Unnes tersebut.
Ia berharap, hadirnya buku tersebut menjadi
sumbangsih bagi perkembangan dunia digital dalam dunia pendidikan dasar. Sebab,
menurut Farid, hanya guru digital yang bisa menyesuaikan perkembangan dan
menentukan masa depan pendidikan dasar di Indonesia.
“Kita bisa membayangkan, sepuluh sampai dua
puluh tahun ke depan jika masih ada guru yang buta digital di era milenial ini
dan awam dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka kondisi
pendidikan pasti tertinggal jauh. Padahal guru yang mampu menjawab tantangan
zaman ke depan adalah mereka yang melek TIK, literasi digital, juga menguasai
teknologi secara teoretis dan praktis,” pungkas Farid yang juga anggota senat
UNNES tersebut. (dul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar