Jepara, SoearaMoeria.Com
Pengasuh pesantren Raudlatul Thalibin
Rembang, KH Ahmad Mustofa Bisri yang rawuh pada Haul ke-8 Simbah
Shobiburrohman bin Simbah H. Anwar di desa Menganti kecamatan Kedung kabupaten
Jepara, Kamis (30/03) kemarin memberikan kesaksian bahwa Mbah Shobib adalah
wali.
Menurut Kiai yang kerap disapa Gus Mus itu kesaksian
ia lontarkan karena Mbah Shobib termasuk orang yang istiqamah.
“Saya adalah orang yang sering ketemu dengan beliau
baik di pengajian-pengajian maupun saat beliau datang ke kediaman saya,” terang
kiai kelahiran Rembang tahun 1944 ini.
Mbah Shobib, kata Gus Mus saat bepergian ke mana pun
selalu mengenakan jas yang lumayan besar ukurannya. Di dalam jasnya memiliki
saku. Dan di dalam saku tersebut sudah berisi uang.
Nominal uangnya, lanjutnya beda-beda tergantung kepada
siapa uang itu diberikan. “Kalo untuk njenengan 50.000. Kalo untuk saya
ya 100.000,” jelasnya sembari menunjuk salah seorang peserta pengajian.
Saat masih hidup, Mbah Shobib terbilang sering ke
kediaman Gus Mus. “Beliau pinarak sejenak sembari udud Dji Sam
Soe di rumah saya kemudian pamit ke dapur,” imbuhnya.
Di dapur, urai Kiai yang juga budayawan itu sangat
memperhatikan pekerja dapur. Sebab orang yang bekerja di dapur merupakan orang
yang berkeringat untuk melayani tamu.
Setelah bertemu orang dapur seraya memberikan uang,
Mbah Shobib pinarak lagi ke sejenak dan terakhir hendak ketemu dengan
sesepuh-sesepuh pondok.
Alhasil kebiasaan untuk
memberikan uang kepada siapa pun yang ditemui Mbah Shobib itu membuat
santri-santri Gus Mus sangat menanti-nantikan kehadiran beliau.
“Saya adalah orang pertama di dunia yang memarahi Mbah
Shobib sebab kebiasaan itu membuat santri tamak juga merusak mental mereka,”
sebutnya sembari disambut tawa hadirin.
Kesempatan itu ia juga bercerita Mbah Shobib sering
nambani atau nyuwok orang sakit tetapi beliau mengenalkan dirinya dengan nama
Mustofa Bisri Rembang.
“Sehingga yang dapat gula kopi malah saya,” ungkapnya
disambut tawa lagi oleh jamaah.
Kiai yang memperoleh tanda kehormatan Bintang Budaya
Parama Dharma dari Jokowi 2015 lalu itu menegaskan dirinya menyebut wali Mbah
Shobib karena keistiqamahannya. Apalagi kata para sufi, al istiqamah khair
min alfi karamah, istiqamah lebih utama dari 1000 keramat.
Wali imbuh Gus Mus bisa diidentifikasi. “Wali bukan
yang bisa terbang di atas comberan, atau yang bisa menggandakan uang
tetapi karena istiqamahnya,” paparnya.
Mantan Rais Aam PBNU itu mengakui semasa hidupnya Mbah
Shobib tidak pernah takut apalagi sedih. Ia meyakinkan orang yang masih takut
dan susah tidak tergolong wali Allah.
Di samping itu, tatkala terjadi geger Jepara (agenda
5 tahunan), Mbah Shobib juga tidak merasa takut. “Mergo istiqamah Mbah
Shobib ora nduwe wedi ora nduwe susah,” pujinya.
Apa yang ada pada diri Mbah Shobib sesuai dengan
firman Allah bahwa wali Allah tidak punya rasa takut juga tidak merasa susah.
Agar menjadi wali alumnus Universitas Al Azhar itu
berpesan kepada jamaah agar selalu istiqamah dan jangan berlebih-lebihan dalam
segala hal. Misalnya menunaikan ibadah puasa jika sudah waktunya berbuka maka
untuk menyegerakan berbuka.
“Lakukan hal apa pun dengan sedengan, sederhana
dan jangan berlebihan,” pungkas Gus Mus. (sm)