Metode Baca Kitab Kuning Amsilati Daya Tarik Pondok Pesantren Darul Falah - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 17 Agustus 2016

Metode Baca Kitab Kuning Amsilati Daya Tarik Pondok Pesantren Darul Falah

Jepara, soearamoeria.com
Terlihat sekilas dari depan, Pesantren Darul Falah Amtsilati sepertinya adalah pesantren kecil yang stagnan dan tidak berkembang. Namun setelah masuk ke dalamnya, pesantren ini sangat luas. Pesantren ini memiliki luas sekitar 5 hektar. Padahal, awal berdiri pesantren ini hanya 10x10. Bagaimana ceritanya?

Terletak di dukuh Sidorejo desa Bangsri, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, keunikan dari pesantren Darul Falah ini adalah pembangunan fisik pesantren yang tiada henti.

Terhitung sudah sekitar 13 tahun—berdiri tahun 2002, Pengasuh Pesantren Darul Falah, KH Taufiqul Hakim, terus berjuang membangun pesantren seluas-luasnya. Namun bangunan fisik hanya menjadi sesuatu yang terlihat sekilas saja oleh pandangan mata, sebenarnya apa yang dimiliki oleh Pesantren Darul Falah?

Pesantren ini termasuk salah satu pondok pesantren yang terus berkembang karena memiliki suatu karakteristik yang berbeda dengan pesantren lain dengan keunggulan metode Amtsilati yang ditemukan oleh pengasuhnya sendiri.

Metode Amtsilati menjadi daya tarik tersendiri bagi pesantren ini. Metode ini merupakan sebuah metode pembelajaran kitab kuning dengan pembelajaran yang praktis dan cepat.

Di tengah anggapan masyarakat bahwa belajar kitab kuning dengan nahwu-sharafnya adalah ilmu yang menakutkan karena harus bertahun-tahun mempelajarinya, Amtsilati menghadirkan akselerasi yang menjadi solusi atas pembelajaran nahwu-sharaf tradisional yang stagnan.

Kiai Taufiqul Hakim, penulis Amtsilati sekaligus pengasuh pesantren Darul Falah ini juga termasuk kiai muda yang produktif. Semenjak menulis Amtsilati dari tahun 2002 sampai sekarang 2015, dia sudah menulis kurang lebih 150 kitab. Selain menulis, ia juga membangun percetakannya sendiri dan memasarkannya sendiri dibantu dengan koordinator di setiap daerah di Indonesia.

Histori Amtsilati
Amtsilati lahir, berawal dari kegundahan seorang Taufiq muda yang merasa sulit membaca kitab kuning meskipun ia sudah menghafal Alfiyyah. Di saat itu juga lahir sebuah metode Qiraati, metode yang mengupas cara membaca yang ada harokatnya, terinspirasi dari Qiraati, ia juga ingin menulis yang bisa digunakan untuk membaca yang tidak ada harokatnya.

Terbetiklah nama Amtsilati yang berarti beberapa contoh dari saya yang sesuai dengan akhiran ‘ti’ dari Qiroati.

Mulai tanggal 27 Rajab, tahun 2001 M., Kiai Taufiq mulai merenung dan muncul pemikiran mujahadah. Setiap hari dia melakukan mujahadah terus-menerus sampai tanggal 17 Ramadhan.

Hari itu, seakan-akan ada dorongan kuat untuk menulis. Siang malam ia ikuti dorongan tersebut dan akhirnya tanggal 27 Ramadhan selesailah penulisan Amtsilati dalam bentuk tulisan tangan. Amtsilati tertulis hanya sepuluh hari.

Subhanallah, saat itu kisah lahirnya Amtsilati saja menjadi kisah menarik dan inspiratif. Amtsilati lahir dari sebuah kejernihan hati seorang penulisnya. Dari seorang santri yang mengikuti thariqat di Pesantren Al-Manshur Klaten dan menyelesaikan thariqotnya hanya 100 hari, lahir Amtsilati, sebuah kitab fenomenal.

Perjalanan Amtsilati sedikit-demi sedikit menampakkan hasilnya yang brilian. Semenjak muncul Amtsilati dengan pesantrennya, Darul Falah, dari tahun 2002 sampai tahun 2015 ini, banyak sekali prestasi yang dicapai baik oleh Pengasuhnya, santrinya maupun pesantrennya.

Dalam kurun waktu sekitar 13 tahun—berdiri tahun 2002, Darul Falah Amtsilati terus mengembangkan jati dirinya baik itu dari segi fisik bangunan, tingkat pendidikan, metode pembelajaran, maupun dari kuantitas santri.

Seperti yang dikatakan oleh Kiai Taufiqul Hakim bahwa saat ini Pesantren Darul Falah sudah memiliki sekitar 2500 santri baik putra maupun putri. Luas pesantrennya sudah mencapai 5 hektar. Pencapaian ini didukung oleh manajemen dalam mengelola pesantren dengan baik.

Bahkan pembangunan pesantren Darul Falah seperti tiada henti. Saking herannya, para ustadz, santri dan masyarakat keheranan dapat uangnya dari mana. Pendapat itu seakan wajar saja dikatakan, melihat pembangunan Darul Falah yang cepat.

Padahal jika diamati dari pemasukan biaya yang masuk ke Pesantren Darul Falah bisa dianggap cukup wajar jika pembangunan pesantren bisa maksimal. Pemasukan utama pesantren yaitu dari sodaqoh santri baru, syahriyah santri, koperasi pesantren dan percetakan Amtsilati.  

Tidak hanya dari fisik pesantren, Kiai Taufiqul Hakim terus berinovasi dalam memajukan pendidikan pesantren. Terbukti Amtsilati memiliki tingkat pendidikan yang bisa dikata lengkap. Mulai dari jalur formal yaitu MI (Madrasah Ibtidaiyyah) Tahfidz Amtsilati, SMP IT (Islam Terpadu) Amtsilati sampai MA (Madrasah Aliyah) Amtsilati.

Dari jalur non-formal, yaitu progam metode Amtsilati, kemudian  progam pasca Amtsilati yang terdiri dari komunikasi bahasa Arab-Inggris dan Madin Wustho dan Ulya Amtsilati.

Dari segi prestasi yang diperoleh santrinya, sekitar 50 lebih piala yang berhasil dibawa pulang ke Darul Falah. Diantaranya, Mas Agus Azro Halim mendapatkan juara II Bidang Tafsir Ulya dalam Mufakat (Musabaqah Fahmil Kutub Turats) tahun 2011. Kabar terbaru, bulan April 2015 lalu santri Amtsilati memborong 20 piala dari beragam bidang kategori dalam MQK Kabupaten Jepara. (biq)

Sumber : NU Online

1 komentar: