![]() |
Foto: Google |
Salah satu sesi
kegiatan Liburan Sastra di Pesantren (LSdP) yang digeber Komunitas Matapena
Yogyakarta ialah olahrasa. Sesi yang biasanya dilakukan di hari terakhir ini dilaksanakan
di lokasi wisata. Kebetulan LSdP #13 bertempat di pesantren Mukhtar Syafaat Blokagung
Tegalsari Banyuwangi. Sehingga salah satu wisata yang dikunjungi ialah Pulau
Merah (PM).
Ahad
(03/01/16) saat suasana masih petang peserta, panitia dan fasilitator sudah
bersiap diri. Meski 50an peserta masih dikejar deadline untuk merampungkan
membikin buletin, blog dan film documenter tetapi mereka tampak semengat
bertolak ke PM. Begitu masyarakat sekitar menyebut pantai itu.
Satu
per satu peserta menaiki truk. Kemudian truk yang dikemudikan pak sopir melaju.
Saya yang juga ikut dalam LSdP tidak bisa melihat pemandangan menuju wisata
yang dikelola Perum Perhutani Unit II Jawa Timur, KPH Banyuwangi Selatan.
Tetapi
hanya bisa merasakan jalan berkelok maupun bergelombang. Meski itu hanya
kadang. Dari Blokagung perjalanan kurang lebih ditempuh 1 jam. Sampai di lokasi
truk tidak di dalam tetapi parkir di luar. Kami pun berjalan masuk.
Di
akhir pekan itu pantai yang berada di kecamatan Pesanggaran Banyuwangi tidak
begitu sesak tetapi terlihat lumayan ramai. Saat memasuki lokasi pantai salah
satu wisata Banyuwangi ini berbeda dengan pantai-pantai yang lain.
Pantai
ini berombak. Juga dikelilingi perbukitan. Dinamakan Pulau Merah karena ada
sebuah bukit hijau dengan tanah merah. Mukti salah satu pengunjung asli
Banyuwangi membenarkan nama Pulau Merah. Karena salah satu di perbukitan itu
berwarna merah tanahnya.
Karena
merupakan pantai yang berombak pihak pengelola juga menyediakan papan selancar
untuk berselancar. “Anda tidak bisa menyaksikan eksotisme pantai berwarna merah
jika tidak menjajal naik menaiki perahu mengelililngi bukit,” promo lelaki pemilik
perahu plus selancar itu.
Dengan
membayar Rp. 20.000 menurut lelaki tersebut bisa menikmati pantai dengan air
berwarna merah.
Kami
belum ada kesempatan menaiki perahu itu. Tetapi bersama rombongan kami bisa
menyebrang untuk menuju bukit bertanah hijau. Karena laut sedang surut. Untuk
menuju bukit alas kaki anda jangan di lepas. Karena banyak karang yang lumayan
tajam. Jika tidak hati-hati kaki anda bisa berdarah.
Selain
karang berduri, anda juga perlu hati-hati. Di laut ini juga banyak kulit babi. Jika
anda tertarik dengan eksotika Pulau Merah tunggu apa lagi. Datang saja ke
pantai yang dipopulerkan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas tahun 2012 lalu.
(sm)