Guru Penentu Arah Pendidikan Karakter - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 08 Juli 2015

Guru Penentu Arah Pendidikan Karakter


Jepara, soearamoeria.com
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian, tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Hal ini yang  diungkapkan Staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus (UMK), Mochamad Widjanarko dalam diskusi Peningkatan Mutu Pendidikan Guru Yayasan Fadlun Nafis Bangsri Jepara, Senin (06/07/15).

Pembentukan pola asuh orang tua dalam mendidik anak  menjadi kunci utama. Pendidikan berbasis karakter dapat dilakukan oleh pengajar. Pendidik harus menjadi panutan bagi murid. “Jangan hanya siswa yang berkarakter, guru juga harus berkarakter,” ujar Widjanarko.

Guru merupakan orang tua kedua setelah orang tua di rumah. Sepatutnya sebagai guru harus memberikan contoh yang baik dengan mengajar di kelas. Langkah yang dapat dilakukan oleh pengajar dengan saling tolong-menolong, menghormati dan menyayangi antar sesama. Berani meminta maaf jika bersalah dan bersikap asertif untuk mengemukakan pendapat serta belajar untuk mengontrol dan mengelola emosi.

Sebagai pengajar harus adanya interaksi sosial  baik di rumah maupun di sekolah. Dalam pengelolaan emosi, guru harus mampu mengontrol nya. “Jangan mempertunjukkan emosi kepada anak karena dapat menjadi momok negatif pada anak,” katanya.

Di samping itu perlu adanya agresi. Segala tindakan individu baik berupa verbal maupun non verbal yang terjadi karena adanya rangsangan internal maupun eksternal serta terdapat niat maupun harapan untuk merugikan manusia lain ataupun obyek  (Baron dlm Koeswara, 1988).

Dalam konsep psikologi humanistik, seseorang membutuhkan orang lain untuk diperhatikan, bahkan dicintai atau disukai akan tetapi implementasinya diperlukan pengelolaan emosi yang tepat agar kita juga tidak merasa tersakiti atau tidak menjadi galau apabila seseorang tidak menyukai pilihan kita.

Ia berpesan kepada guru, membangun jaringan atau  kerjasama (kelembagaan atau individu), studi banding kepada instansi lain sebagai bahan acuan dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah. Selain itu, guru harus kreatif dan inovatif memetakan pengajaran yang baik. Kemudian hasilnya dapat dilakukan dengan menulis hasil penilitian dalam pemetaan tersebut.

Dalam sambutannya, perwakilan Yayasan Fadlun Nafis Bangsri, Akhmad Efendi mengatakan, acara sebagai dorongan kepada guru untuk menciptakan pengajaran yang kreatif.

Dalam pengembangan karakter peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa digugu dan ditiru atau menjadi idola bagi peserta didik. Guru bisa menjadi sumber inspirasi dan motivasi peserta didiknya. Sikap dan perilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru menjadi cermin siswa.

“Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral,” pungkas Efendi Kepala SMK Fadlun Nafis. (Ahmad Miftahul Ulum/qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar