Alex Komang, “Mutiara” dari Pecangaan itu Telah Tiada - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 14 Februari 2015

Alex Komang, “Mutiara” dari Pecangaan itu Telah Tiada


Foto: Google
Jepara, soearamoeria.com
Aktor kawakan, Alex Komang yang menghembuskan nafas terakhir pada usia 53 tahun di RSU dr. Kariadi Semarang pukul 20.00 wib Jumat (13/2/15) bagi aktor kawakan, Slamet Rahardjo merupakan “mutiara” dari Pecangaan Jepara.

Disebutnya “mutiara” dari Pecangaan karena lelaki kelahiran 17 September 1961 lahir di Jalan Sidodadi No.6 Desa Pecangaan Kulon RT.2 RW.4 Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara pasangan KH Shohibul Munir dan Nyai Khosiyah.

Alex muda memberanikan diri hijrah ke Jakarta dan menemui sutradara kawakan Teguh Karya. Meski ia sempat diejek sebagai anak kampungan namun lambat laun ia diterima sebagai muridnya.

Waktu itu, Teguh Karya akan menerimanya dengan syarat dilarang malas dan harus tekun. Dengan bekal ketekunan, patuh terhadap guru lambat laun kiprahnya di dunia perfilman makin diterima masyarakat.

Budayawan NU
Hal lain diuraikan Ketua Umum PP Lesbumi NU, Zastrow Al Ngatawi. Menurut dia Alex merupakan sosok yang mempunyai dedikasi penuh dalam hal kebudayaan. Sebelum ajal menjemput Alex masih terbilang sebagai Wakil Ketua PP Lesbumi 2010-2015.

“Dari pesantren ke pesantren Mas Alex menebarkan semangat kebudayaan NU. Semangat berbudaya ini ditularkannya lewat anak-anak muda NU,” serunya.

Menurut Zastrow meski almarhum telah masuk dalam kebudayaan modern namun dirinya tidak lantas tidak hanyut dalam hiruk pikuk glamour. Ia menjelaskan putra Kiai Shohib alharhum ini tetap menjadi santri yang tawaduk dengan segudang karya-karyanya.

Sementara itu Bupati Jepara, H Ahmad Marzuqi menyebut Alex Komang sebagai Alaika Qomarun, bagimu rembulan. Karena anak-anak sudah mengucapkan lafal ini alhasil menjadi Alex Komang.

Sehingga urai Marzuqi ia pantas sebagai sosok yang berjasa dalam perfilman Indonesia. Beberapa film yang pernah ia bintangi Doea Tanda Mata (1985), Secangkir Kopi Pahit (1985), Ibunda (1986), Mementos (1986), Pacar Ketinggalan Kereta (1989), Ca Bau Kan (2002), Puteri Gunung Ledang (2004), Laskar Pelangi (2008), Darah Garuda (2010), Surat Kecil Untuk Tuhan (2010), 9 Summers 10 Autumns (2013), Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014), dan Gunung Mas Almayer (2014).

Suami dari Nori berkebangsaan Malaysia ini mempunyai dengan dua anak Aisya dan Ali ini. Jenazah di kebumikan di makam Sirandu tak jauh dari kediamannya bersama mendiang ayahnya, Kiai Shohibul Munir.

Alex Komang, kini kau telah pergi mendahului. Selamat jalan. Segala perjuanganmu akan dikenang sepanjang masa. Al-Fatihah… (qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar