![]() |
Foto: Google |
Jepara, soearamoeria.com
Aktor
kawakan, Alex Komang yang menghembuskan nafas terakhir pada usia 53 tahun di
RSU dr. Kariadi Semarang pukul 20.00 wib Jumat (13/2/15) bagi aktor kawakan,
Slamet Rahardjo merupakan “mutiara” dari Pecangaan Jepara.
Disebutnya
“mutiara” dari Pecangaan karena lelaki kelahiran 17 September 1961 lahir di
Jalan Sidodadi No.6 Desa Pecangaan Kulon RT.2 RW.4 Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara pasangan KH Shohibul Munir dan Nyai Khosiyah.
Alex
muda memberanikan diri hijrah ke Jakarta dan menemui sutradara kawakan Teguh
Karya. Meski ia sempat diejek sebagai anak kampungan namun lambat laun ia
diterima sebagai muridnya.
Waktu
itu, Teguh Karya akan menerimanya dengan syarat dilarang malas dan harus tekun.
Dengan bekal ketekunan, patuh terhadap guru lambat laun kiprahnya di dunia perfilman
makin diterima masyarakat.
Budayawan NU
Hal
lain diuraikan Ketua Umum PP Lesbumi NU, Zastrow Al Ngatawi. Menurut dia Alex merupakan
sosok yang mempunyai dedikasi penuh dalam hal kebudayaan. Sebelum ajal
menjemput Alex masih terbilang sebagai Wakil Ketua PP Lesbumi 2010-2015.
“Dari
pesantren ke pesantren Mas Alex menebarkan semangat kebudayaan NU. Semangat
berbudaya ini ditularkannya lewat anak-anak muda NU,” serunya.
Menurut
Zastrow meski almarhum telah masuk dalam kebudayaan modern namun dirinya tidak
lantas tidak hanyut dalam hiruk pikuk glamour. Ia menjelaskan putra Kiai Shohib
alharhum ini tetap menjadi santri yang tawaduk dengan segudang karya-karyanya.
Sementara
itu Bupati Jepara, H Ahmad Marzuqi menyebut Alex Komang sebagai Alaika Qomarun, bagimu rembulan. Karena
anak-anak sudah mengucapkan lafal ini alhasil menjadi Alex Komang.
Sehingga
urai Marzuqi ia pantas sebagai sosok yang berjasa dalam perfilman Indonesia. Beberapa film yang pernah ia bintangi Doea Tanda Mata (1985), Secangkir Kopi Pahit (1985), Ibunda (1986), Mementos (1986), Pacar
Ketinggalan Kereta (1989), Ca Bau Kan
(2002), Puteri Gunung Ledang (2004), Laskar Pelangi (2008), Darah Garuda (2010), Surat Kecil Untuk Tuhan (2010), 9 Summers 10 Autumns (2013), Sebelum Pagi Terulang Kembali (2014),
dan Gunung Mas Almayer (2014).
Suami
dari Nori berkebangsaan Malaysia ini mempunyai dengan dua anak Aisya dan Ali ini.
Jenazah di kebumikan di makam Sirandu tak jauh dari kediamannya bersama
mendiang ayahnya, Kiai Shohibul Munir.
Alex
Komang, kini kau telah pergi mendahului. Selamat jalan. Segala perjuanganmu
akan dikenang sepanjang masa. Al-Fatihah…
(qim)