Kiai Said: ISIS Cederai Ajaran Islam - Soeara Moeria

Breaking

Jumat, 19 September 2014

Kiai Said: ISIS Cederai Ajaran Islam


Jepara, soearamoeria.com-Dihadapan ribuan pengunjung yang hadir pada pengajian akbar dalam rangka haul ke-49 Kiai Mawardi dan Harlah Yayasan Mathali’ul Huda ke-71 desa Bugel kecamatan Kedung kabupaten Jepara Rabu (17/9) malam, Ketua Umum PBNU KH Said Agil Siradj menyatakan pentingnya pemahaman terhadap ajaran dan amaliyah Islam ala ahlussunnah wal jama’ah.

Menurut Kiai Said saat ini muncul banyak kelompok dan gerakan yang mengatasnamakan Islam. Mereka tak segan menganggap kelompoknya paling benar. Mereka sering mengafirkan orang Islam yang berbeda madzhab dengannya.

Mauludan dengan memuji Nabi Agung Muhammad SAW dan shalawatan dianggap bid’ah. Padahal shalawatan adalah sunnah taqririyyah yang tidak dilarang Nabi Muhammad.

“Yang menganggap maulid dan shalawatan itu bid’ah pastilah tidak memahami tarikh atau sejarah Islam dan Hadits Nabi Muhammad secara utuh,” paparnya.

Dalam sejarahnya, sastrawan Arab Ka’ab bin Zubair yang hidup di masa Nabi Muhammad yang gemar menulis dan memuji Rasulullah. Ketika dia masuk Islam, kegemarannya memuji dilantunkan di hadapan Rasulullah dan beliau tidak melarang. Atas dasar itulah nahdliyyin meyakini bahwa shalawatan dan maulid adalah sunnah taqririyyah.

Kiai Said juga menerangkan munculnya gerakan Islam radikal di Indonesia. Radikalisme dan terorisme tersebut tidak bisa dilepaskan dari pemahaman yang sempit terhadap Islam yang seharusnya rahmatan lil alamin.

Teror di Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi dan sebagainya adalah bukan sikap yang Islami. ”Islam tidak mengajarkan kekerasan dan perampokan dalam menyebarkan agama, tegasnya.

Dalam konteks global, Islamic State of Iraqi and Syiria (ISIS) jelas bukan ajaran Islam. Mereka membunuh perempuan dan anak-anak, warga sipil yang tidak bersalah dan sesama muslim. “ISIS jelas bukan Islam dan justru mencederai Islam secara terang-terangan, tuturnya.

Untuk itulah pelestarian ajaran Islam ala ahlus sunnah wal jamaah di madrasah dan pesantren harus terus kita lakukan bersama dan tanamkan kepada anak-cucu kita.

H Ali Syafak, salah seorang  panitia menerangkan kegiatan haul dan harlah bertujuan untuk  meneladani kiprah Kiai Mawardi dan para pendiri madrasah lainnya yang dengan tulus mendidik dan mencerdaskan warga, khususnya di Bugel dan sekitarnya. Juga untuk membentengi warga NU dari gempuran gerakan Islam radikal. (qim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar