Jepara, soearamoeria.com-Haul
dan maulid adalah peringatan yang berbeda. Haul merupakan peristiwa untuk
memperingati meninggalnya seseorang. Sedangkan maulid untuk memperingati hari
lahir. Sebagaimana tradisi NU yang sudah berlangsung lama haul dilaksanakan
untuk memperingati ulama; kyai, wali dan sunan. Untuk peringatan maulid hanya khusus
Nabi Muhammad SAW.
Dua
hal itu dikemukakan KH Sya’roni Ahmadi dalam Haul ke-36 KH Muslim yang berlangsung
di makam Mbah Raden desa Robayan kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara, Rabu
(4/12).
Menurutnya,
para ulama diperingati wafatnya lantaran seseorang diketahui baik dan buruknya
diakhir hayatnya. Hal itu sebagaimana beberapa misal. Mustasyar Pengurus BesarNahdlatul Ulama (PBNU) itu menyontohkan sahabat Nabi yang masa muda hingga
akhir hayatnya baik ialah Abu Bakar Sidiq. Ada sahabat yang dikemukakannya saat
mudanya jelek sedangkan akhir hayatnya baik yaitu Umar Bin Khotob.
Berpijak
dari itu, makanya haul diperingati. Diperingati untuk mengenang, meneladani dan
meneruskan perjuangan ulama. Sementara Muhammad SAW diperingati lahirnya sebab Nabi
hari lahir dan wafatnya sama, Senin, 12 Rabiul Awwal. “Tidak ada makhluk hidup
di dunia ini yang lahir dan wafatnya sama kecuali nabi Muhammad SAW,”
tandasnya.
Diakhir
mauidhoh kiai kharismatik asal Kudus itu memberikan kesaksian bahwa Mbah Muslim
ialah sosok yang baik. Waktu itu disebutkannya meski usianya semakin menua namun
almarhum masih menyempatkan diri untuk mengaji kepada kyai Arwani di Kudus.
Dari
Robayan, kediaman KH Muslim menuju utara menara Kudus ditempuhnya dengan
bersepeda. Jelas tambah kiai Sya’roni merupakan tokoh yang luar biasa. “Mugi-mugi kitho sedoyo saged nerusaken
perjuanganipun. Amin,” harapnya. (qim)