Usaha Cutting Sticker: Mahal Tak Soal, Kualitas Tetap Berkelas - Soeara Moeria

Breaking

Kamis, 25 April 2013

Usaha Cutting Sticker: Mahal Tak Soal, Kualitas Tetap Berkelas


Jepara, soearamoeria.com-Beberapa tahun silam usaha cutting sticker bisa dikatakan masih langka. Usaha yang alatnya harus dibeli dengan puluhan juta rupiah itu belum banyak tampak di Jepara. Namun seiring berjalannya waktu, langkah pertama pengusaha cutting menempuh dengan jalur manual—menggunakan cutter untuk memotong stiker.


Itu pun untuk sticker ukuran besar. Sedang yang kecil-kecil memesan keluar kota karena belum punya alat.


Saat ini, hampir disetiap kecamatan bisa ditemukan pebisnis cutting sticker. Dengan makin banyaknya tukang cutting harga pun semakin bersaing. Namun hal itu tidak membuat Nurul Jamal (41) ciut nyali.

“Saya malah seneng cutting sticker sekarang tambah ramai. Apalagi rezeki itu sudah ada yang membagi,” papar pemilik Kalinyamatan Sticker, Jalan Raya Margoyoso No.31 kecamatan Kalinyamatan.

Dikatakannya, usaha yang dijalankan dengan sehat, ide yang muncul nantinya untuk persaingan pasar. Masyarakat pun katanya bebas memilih sesuai dengan keinginan. “Apalagi jika ada sentranya mas, malah lebih bagus,” kata suami Miftahul Jannah (38).

Usaha bidang seni yang dimulai dari tukang ganti oli itu kian booming sejak 2007 silam, saat musim partai politik. Masyarakat dari berbagai kelas menjadi langganan setianya. Tidak hanya dari lokal Jepara luar daerah semisal Rembang, Grobogan, Purworejo, Jakarta dan Lampung ikut memesan.

“Pelanggan dari luar daerah selain luar Jawa datang langsung ke toko. Sedangkan dari luar Jawa infonya dari web kalinyamatan-sticker.com sehingga transaksinya dilaksanakan via online semua,”  terang alumnus MA Walisongo Pecangaan tahun 1990.

Jaga Kualitas
Dirinya membangun kepercayaan kepada semua pelanggan. Dengan modal kepercayaan itu, harga diatas yang lain tetap ia pertahankan. Meski dengan yang lain harga produksinya cukup mahal tetapi lelaki 2 anak itu tetap mempertahankan hasil dan kualitasnya. “Stiker disini kualitas Jepang, harganya 2 kali lipat merk china. Makanya tidak masalah kalo harga diatas toko cutting yang lain,” jelasnya.

Jamal menyontohkan, sticker yang paling murah per-sentinya ia hargai Rp.12-40. Untuk harga lain diatasnya. Usahanya yang dibantu 10 karyawan juga menyediakan sticker yang sudah jadi dengan harga antara Rp.500-40.000. Adapun pesanan paling mahal diungkapkannya mencapai Rp.6 juta.

Lulusan IAIN Sunan Kalijaga itu juga memberikan trik agar usahanya tetap survive. Tren pasar yang sedang diminati anak, remaja hingga dewasa agar selalu di-update. Hal itu lanjutnya untuk memikat pembeli. Disamping itu ia melayani pelanggan dengan sepenuh hati. “Semisal mesan 1 biji pun harus dilayani,” imbuhnya.

Kini, dalam sehari ayah Rifda (13) dan Rangga (9) itu meraup keuntungan kira-kira 1 juta. Jamal tetap optimis dengan usahanya sebab banyak pom bensin, mebel dan perusahaan, lembaga maupun perseorang akan tetap menggunakan jasa seninya. (qim)

1 komentar: