Mebel Eksis, Usaha "Bubut" Makin Bersaing - Soeara Moeria

Breaking

Minggu, 06 Januari 2013

Mebel Eksis, Usaha "Bubut" Makin Bersaing


Ahmad, mengerjakan "bubutan" milik bosnya. (Foto: SoearaMoeria.Com)

Jepara, SoearaMoeria.Com
Usaha bubut kini makin bersaing antara pembubut satu dengan yang lain. Dengan selisih Rp.500 pelanggan bubut bisa langsung kabur dan pindah ke pembubut lain. 

Persaingan itu dialami Ahmad (28) pembubut yang mulai menekuni usahanya sejak 2005 silam. Menurut lelaki yang tinggal di desa Tahunan kecamatan Tahunan kabupaten Jepara dulu sewaktu ia mengawali usahanya di dukuh tempat ia tinggal hanya ada 3 pembubut. Kini makin bertambah menjadi 10an pembubut.

Makin bertambahnya tukang bubut dikarenakan peluang permebelan khususnya almari, kursi dan tempat tidur makin eksis. Sehingga di dukuh tempat ia tinggal para perantauan yang menggantungkan nasib menjadi tukang bubut. Disamping itu, para pendatang baru berani jemput bola sehingga garapannya semakin meningkat.

Ia mengaku garapan yang ia terima semakin berkurang. Dulu dirinya mempunyai pelanggan sekitar 6 kini tinggal 2 orang. Meski demikian, sejak menekuni sampai sekarang garapan yang ia terima tidak pernah sepi. Apalagi ongkos dari hasil keringatnya itu untuk membiayai kuliahnya sampai lulus.

Ahmad menceritakan awal mula ia menekuni usahanya. Waktu itu selepas lulus SMA, 3 bulan berjalan ia memulainya. Bubutan itu adalah terusan dari kakak kandungnya. Saat ia belajar masih agak takut karena mesin yang digunakan sesudah itu sudah terbiasa.

Saat ia kuliah, Ahmad mengerjakan garapan pada akhir pekan, Jum’at-Minggu. “Saya sering tidak ikut kegiatan-kegiatan kampus pada akhir pekan,” jelasnya.

Selama 4,5 tahun usaha dijalaninya dengan sungguh-sungguh. Mulai 2009 selepas ia lulus kuliah pengerjaan garapan dilaksanakan saben hari, sampai sekarang. Dalam sebulan ia memperoleh garapan 2-3 kol. Untuk pelanggan yang satunya hanya memperoleh beberapa saja.

Ongkos garapan per-stel tidak sama tergantung model, ukuran, besar dan panjangnya antara Rp.3.000-5.000 dan 5.000-50.000/ per-stel. Duit bisa diberikan saat pengerjaan selesai bisa juga ngutang, saat si bos sudah ada ongkosnya baru disampaikan.

Duit yang diperoleh selain untuk keperluan sehari-hari lanjutnya juga untuk servis gaman, andang dan dinamo. “Untuk servis gaman dilakukan 6 bulan sekali. Sedangkan dinamo kalo mengalami kerusakan beli lagi sebesar Rp.150.000. Jika andang rusak bisa diperbaiki sendiri,” paparnya. (sm)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar