"Perjaka", Novel Pendidikan Seks - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 09 Oktober 2012

"Perjaka", Novel Pendidikan Seks


Semarang, soearamoeria.com-Novel Perjaka karya Kartika Catur Pelita dibedah dalam acara bertajuk “Ndhopok Sastra” di Lobi Dekase, TBRS, Semarang, belum lama ini. Bedah novel tersebut sebagai bagian dari rangkaian acara memperingati Dirgahayu Komunitas Sastra Lembah Kelelawar. Perjaka adalah novel perdana Kartika Catur Pelita, penulis  asal Jepara. Novel tersebut  menceritakan empat remaja belia: Lodi, Limanov, Layan dan Kuat.


Lodi adalah remaja SMA yang bandel, suka bolos, berkelahi, nonton dangdut, miras dan trek-trekkan. Layan, anak  nelayan miskin  yang terpaksa DO padahal dia bercita-cita jadi perancang kapal. Limanov seorang  indo yang kehilangan figur orang tua dan berkubang dalam dunia gigolo dan seks sejenis. Sementara Kuat,  buruh pabrik yang  bercita-cita menjadi penulis  terkenal. Mereka bertemu, berjuang, berkisah tentang arti keluarga, persahabatan juga pengalaman seks pertama sebagai perjaka.


Perjaka dibedah oleh Bahrul Ulum,  penyair,  pegiat Pelataran Sastra Kaliwungu (PSK) Kendal dan Santi Almufaroh (Kajian Ilmu Aspresiasi Sastra, IKIP PGRI Semarang).
Malam itu bedah novel berlangsung hangat.  Setelah acara dibuka Setia Naka selaku ketua panitia kemudian berturut-turut Bahrul Ulum membacakan puisinya yang berjudul: Persetubuhan Maut.  Kartika Catur Pelita pun membacakan sebuah bab dalam novel Perjaka yang cukup hot yakni  bab Melelang Keperjakaan. Penampilan Art Klinik  Performance menambah kian asyik suasana.


Santi Almufaroh dalam wacananya menggoreskan jika membaca novel Perjaka dia seperti menyeterika baju  yang belum selesai tetapi dia terbawa hanyut suasana penceritaan yang ditulis oleh pengarang novel. Bahkan dia  meneteskan air mata saat membaca sebuah bab. Dalam  wacananya dia mengkritisi  beberapa bagian novel yang menurutnya  bahasanya vulgar dan kasar.  Semisal : Tubuh bugil pelacur menindih Lodi. Sedetik Lodi merasakan penisnya yang telah menegang bertambah besar  dan sangat panjang. Lodi memancarkan air hangat dan celana dalamnya basah (Hal. 60).


Sementara Bahrul memuji Kartika Catur Pelita sebagai penulis hebat. Bahkan menurutnya, Perjaka  adalah prasasti  novel bertema Pendidikan Seks dalam sastra Indonesia. Menurutnya  ada kesamaan antara Kartika Catur Pelita dengan Remy Silado. Kartika Catur Pelita sendiri selain menulis novel, juga dikenal sebagai cerpenis. Karya-karya cerpennya termuat dibeberapa  media nasional seperti Suara Pembaruan, Kartini dan Nova.


Para audien pun sangat ekspresif mengikuti bedah  sastra ini. Mereka terbawa pesona Lodi, Limanov, Layan, Limanov yang dituturkan secara apik oleh pengarangnya. Pada kesempatan itu, Kartika Catur Pelita membagi pengalaman proses pembuatan novel Perjaka, pun lika-liku penerbitannya. Kartika juga menssuport mereka yang tertarik bersinggungan  dalam  dunia kepenulisan, terutama fiksi. Pada sesi terakhir setelah diskusi dan  tanya jawab,  Kartika membagi-bagikan buku terbitan  penerbit Andal  Krida Nusantara (AKOER) yang menerbitkan novel Perjaka (Moh. Riyanto/qim)


Sumber: Radar Seni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar