![]() |
| Dilatih bahasa isyarat untuk perkuat pelayanan publik inklusif. |
Semarang, soearamoeria.com - Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, melaksanakan rangkaian kegiatan Perubahan Budaya Kerja melalui Pelatihan Bahasa Isyarat dan Pelatihan Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Kerja (K3LK) di kantornya pada pada Selasa—Rabu, 16—17 Desember 2025.
Kegiatan yang diselenggarakan untuk membangun Zona Integritas Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (ZI WBBM) ini diikuti oleh seluruh pegawai di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, baik ASN, P3K, tenaga alih daya, maupun magang.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum., mengatakan bahwa pelatihan bahasa isyarat ini diselenggarakan untuk memperkuat kompetensi pegawai dalam memberikan pelayanan publik yang ramah dan aksesibel bagi penyandang disabilitas rungu.
“Pegawai di Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah diharapkan cakap memberikan layanan yang prima bagi masyarakat, termasuk kelompok rentan. Dengan begitu, diharapkan seluruh pengguna layanan memperoleh hak pelayanan secara setara,” ujar Dwi Laily Sukmawati dalam sambutannya ketika membuka acara di Aula Cipto Mangunkusumo pada Selasa, 16 Desember 2025.
Sementara itu, Ketua Zona Integritas Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani –WBBM Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Ema Rahardian, S.S., M.Hum., menjelaskan bahwa rangkaian pelatihan ini merupakan bagian dari komitmen lembaga dalam meningkatkan kualitas birokrasi.
“Pelatihan ini meru[akan bagian dari upaya pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani, khususnya dalam mendorong peningkatan kualitas pelayanan publik dan perluasan akses bagi kelompok rentan,” kata Ema.
![]() |
| Para pegawai juga menerima Pelatihan Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lingkungan Kerja (K3LK). |
Melalui kegiatan tersebut, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah berupaya memperkuat budaya kerja yang profesional dan inklusif. Rekomendasi dari rangkaian pelatihan ini ialah perlunya simulasi keselamatan kerja secara berkala serta penerapan praktik bahasa isyarat secara konsisten di bagian pelayanan publik.
Pada hari pertama dilaksanakan Pelatihan Bahasa Isyarat untuk Pelayanan Publik dengan menghadirkan narasumber Sulisnuryati, S.Pd., guru SLB Negeri Semarang, dan Charisya Apta Maydian Aglind dari Yayasan Setara Jawa Tengah. Materi yang disampaikan meliputi pengenalan bahasa isyarat dasar, etika berkomunikasi dengan Teman Tuli, serta praktik berkomunikasi dalam layanan publik.
“Pemahaman bahasa isyarat dasar akan membantu petugas membangun interaksi yang efektif agar penyandang disabilitas dapat menyampaikan kebutuhan layanan secara mandiri,” jelas Sulisnuryati.
Pada hari kedua, dilaksanakan Pelatihan K3LK dan Pemadaman Kebakaran. Materi disampaikan Amarona Akdasenda dari PT INSSA dan Agung Hardianto dari Dinas Damkar Kabupaten Semarang. Selain pemaparan teori terkait dengan lingkungan kerja yang aman, dilakukan pula praktik pemadaman api dengan menggunakan alat tradisional dan alat pemadam api ringan (APAR).
“Pemahaman prosedur penanganan awal kebakaran merupakan langkah preventif penting untuk meminimalkan risiko di lingkungan kerja,” terang Agung Hardianto. (as)

