Notification

×

Iklan

Iklan

Puisi-puisi Sultan Musa I Merayakan Cinta Senandung Kebajikan

Jumat, 18 April 2025 | 22:15 WIB Last Updated 2025-04-18T15:16:55Z

Ilustrasi : Steve Halama on Unsplash. 


MERAYAKAN CINTA SENANDUNG KEBAJIKAN


di tengah deru waktu yang mencekik leher bumi

bersuluhlah cinta sedang merayu kehidupan


selaras cerita nasihat Mamak

menyapa serupa bisikan lembut

entah kapan persisnya

suara Mamak ada di mana-mana

'cinta bukan sekadar kasih sayang,

namun menelisik lebih dalam

menghidupkan jiwa'


pun ketika dunia meretak

lewat cinta ada hati tersenyum


begitu pula kala beban menggelayut

lewat cinta ada doa tersirat


semua menyatu temukan maqamat

bermula dari cerita nasehat Mamak

aku jajaki senandung kebajikan

memeluk cinta tak pernah penat


bukan sekedar mengingat,

tapi menjaga bara agar tak menyerah

menemukan lentera makna


ketahuilah cinta meramunya 

membisikkan 'percayalah, kau mampu melangkah'

-2025

-----


HARU BIRU : CINTA


kata kita sama

serumpun terdalam seirama

namun, berbeda makna

sisi timur dengan jahriah

sisi barat dengan sirriyah

walau berbeda, 

kata itu tetap tereja

CINTA


-2025


------

POHON, JIWA - JIWA KEHIDUPAN


suatu hari nanti, saat kau kembali

menjadi sebentuk pohon

lalu bercengkerama bersama burung

membahagiakan setiap hari


lalu, dengan perasaan senang

daunmu tetap menari

rantingmu selalu kuat

akarmu penuh kesederhanaan

merangkum kisah bersama angin


berjanjilah terus bertumbuh

dengan ragam cerita istimewa 

….dan percayalah suatu hari 

ada pelukan untukmu

meski kau telah jauh mengakar


-2025


-----

MISTIKUS KERINDUAN POHON


lalu berganti hari,

kau pun masih menyimpan rahasia alam

berkelimpahan pertemuan antara

kerinduan Sang Pencipta

sampaikan dengan indah....

kerinduan yang tak pernah hilang


serindu ini kau dekap

......datang dan katakan

pada-Nya di sana, di sana !


-2025


-------

DAN  AKU  TETAP  MENULIS  SYAIR


aku  menulis  syair

bukan  karena  mencintai  syair

tapi  rintihan  kebenaranlah  membawaku  

lewat  syair  hamba  mengucapkan  keyakinan

menggiring  titah  kebenaran

meluluhlantakkan  ketidakadilan

dan  aku  pun  di  dalam  batu  kebijaksanaan

meski  kadang  terperangkap,  menganga  tak  berkutik


dan  syair  melabuhkanku

dipapas  sinar  sunyi  senyap

perlahan  menerangi  keikhlasan

dan  dihadang  ketulusan

.....menghampar  sejauh  melempar  syair  


begitu  adanya  !

pada  sudut  berbeda.....menyatu  dan  tinggal,

terjaga  di  penghujung  sebuah  titik


riuh  oleh  waktu  yang  menyatu

atau  lekuk  sesal  yang  tertinggal

.....dan  aku  tetap  menulis  syair


-2021


__SULTAN MUSA, berasal dari Samarinda - Kalimantan Timur. Tulisannya  tersiar  diberbagai  platform  media online &  media cetak  Nasional maupun Internasional.  Karya  -  karyanya  masuk  dalam  beberapa  Antologi  bersama  penyair  Nasional  &  Internasional. Buku tunggalnya bertajuk “Titik Koma” nomine buku puisi unggulan Penghargaan Sastra 2021 Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Timur. Dan puisinya terpilih juga pada event "Challenge Heart and Art for Change" Collegno Fòl Fest Turin - ITALIA (2024). Tercatat  pula  dibuku  “Apa  &  Siapa  Penyair  Indonesia  –  Yayasan  Hari  Puisi  Indonesia” Jakarta  2017. Adapun  Instagram  :  @sultanmusa97

close close