![]() |
Pemeran Ratu Kalinyamat dalam Pesta Budaya di Kriyan. |
Jepara, soearamoeria.com - Acara tahunan Pekan Budaya Desa Kriyan (15/02) menjadi pusat perhatian warga Jepara. Tahun 2025, Panitia membuat membuat perbedaan signifikan pada tema dan format acara. Tema utama ialah Langgar Bubrah yang dipercaya sebagai lokasi awal akan dibangunnya masjid Al Makmur Kriyan.
Masjid ini pula menjadi masjid tua di Jepara dengan beragam sejarah dana khasiat mata airnya. Sayangnya, area Langgar Bubrah saat ini tidak mendapat perhatian dari warga dan cenderung dianggap sebagai tempat wingit. Padahal, area tersebut menyimpan kisah sejarah bagaimana peribadatan masa lampau. Hal ini juga ditunjang dengan temuan batu yang diukir di dua sisi dengan ukuran ornamen di Masjid Mantingan, dan gapura ndalem Masjid Menara Kudus. Harapannya, bukti sejarah ini akan mendapatkan perhatian dan perawatan dari pihak berwenang.
Tidak berhenti di situ, acara ini juga memberikan konsep yang menunjukkan perkembangan. Awalnya, kegiatan hanya diselenggarakan dalam 1 hari, sedangkan tahun ini diadakan dalam waktu 1 pekan. Termasuk juga, penataan pedagang yang semakin rapi sebagai upaya memaksimalkan gerakan UMKM desa Kriyan dan kenyamanan warga yang menonton acara secara antusias.
"Acara tahun ini semakin ramai, meskipun lokasi sudah ditata dengan baik, namun tetap saja memberi efek kemacetan," ucap Eko dalam sambutannya yang dilanjutkan dengan harapan supaya acara semakin ini terus dilakukan oleh warga desa Kriyan sebagai upaya nguri-nguri budaya.
![]() |
Kegiatan doa bersama di Masjid Al Makmur Kriyan. |
Menganggapi acara yang dipusatkan di desa Kriyan, Khanafi (Petinggi desa Kriyan) sangat mengapresiasi kinerja dari panitia dan animo masyarakat. Dia berharap bisa membantu acara ini menjadi lebih baik di tahun selanjutnya. "Pekan Budaya Desa Kriyan tahun depan akan menjadi kegiatan yang lebih menarik dan semakin tertata."
Baratan sebagai puncak acara Pekan Budaya Desa Kriyan 2025 tahun ini memberikan kesan terbaru sebab pemeran ratu berasal dari desa Margoyoso dengan nama Dwi Yunita Aviliani. Sebelum memulai kirab Baratan, para sesepuh desa memberikan cerita tutur kesalehan Ratu Kalinyamat, dan prosesi penyerahan Tirta Kahuripan untuk diarak keliling desa beserta Gunungan untuk direbutkan oleh warga. Kirab yang dimulai dan berakhir di masjid Al Makmur ini berjalan dengan ramai lancar.
Terakhir, Pekan Budaya Desa Kriyan 2025 akan berakhir pada 21 Februari dengan penampilan Tari Sufi Kolosal di pelataran Masjid Al Makmur Kriyan bakda Ashar. (M. Hisyam Maliki)