Notification

×

Iklan

Iklan

Menjadi Wali Murid Yang Bijak

Senin, 10 Februari 2025 | 12:43 WIB Last Updated 2025-02-10T05:43:58Z

Ilustrasi: smpbptahfidzattaubah.sch.id

Oleh: Irna Maifatur Rohmah, alumnus UIN Saizu Purwokerto


Wali murid pasti memiliki harapan kepada anak merupakan hal yang wajar. Hal ini berlaku juga ketika menitipkan anak di sekolah untuk dididik sesuai dengan visi misi sekolah dan kurikulum nasional. Wali murid seringkali ingin mengetahui perkembangan anaknya sehingga seolah mencampuri terlalu dalam budaya yang peraturan di sekolah. Atau sebaliknya, wali murid acuh tak acuh dengan apa yang dilakukan oleh sekolah. Padahal ketiga komponen itu, siswa, pihak sekolah, dan wali murid harusnya memiliki sinergi untuk maju bersama. 


Ketika sudah menyetujui anaknya masuk ke sekolah, berarti harus mendukung kegiatan di sekolah. Namun, kadang wali murid kurang menyadari hal tersebut dan malah menyalahkan pihak sekolah. Nah, di sini perlu sekali wali murid yang bijak dalam menghadapi masalah antara anaknya dan sekolah. Berikut ini cara agar menjadi wali murid yang bijak:


Tidak mudah percaya ketika anak mengadu. Anak ketika pulang sekolah kadang mengadu akan hal yang telah dilakukannya di sekolah. Entah kegiatan belajar atau interaksi dengan guru atau temannya. Tidak jarang, anak mengadu ketika dia merasa dirugikan atau pihak yang kalah. Di sini, wali murid perlu mencari sumber lain untuk menvalidasi aduan dari anak. 


Wali murid perlu mengkonfirmasi aduan anak kepada pihak sekolah. Jangan langsung percaya kepada anak. Meskipun, tak ada orang tua yang menginginkan anaknya menderita. Tapi, wali murid juga perlu memberikan ketegasan akan perbuatan yang baik dan benar. Konfirmasi dahulu kepada pihak terkait baru wali murid menindaklanjuti dan memvalidasi kepada anaknya. 


Menjadi pribadi yang tenang. Ketika kembali ke rumah, tidak jarang anak memberi kejutan pada wali murid. Entah tugas baik keterampilan atau kognitif, atau laporan perilaku anak di sekolah. Wali murid tidak perlu langsung panik. Tenang dulu, agar anak ikut tenang dan bisa diajak komunikasi dengan baik. Karena emosi wali murid yang berhadapan dengan anak bisa tersalur pada anak. 


Apabila wali murid panik atau emosi berlebihan anak akan susah diajak berkomunikasi. Anak bisa menjadi tidak jujur, atau menangis. Namun, jika wali murid tenang anak pun ikut tenang dan komunikatif. Apa yang ingin diketahui wali murid bisa digali dari sang anak terlebih dahulu. 


Berperspektif luas dan tidak mudah memutuskan sepihak. Apapun yang diputuskan bersama dengan sekolah, cobalah untuk mencari perspektif yang positif. Karena sekolah memutuskan sesuatu pasti sudah dipertimbangkan dengan banyak pihak dan pastinya diambil yang paling baik. Sebagai wali murid, apabila ada ketidakcocokan coba ambil perpektif lain yang lebih baik dan dampangi anak agar tau perkembangannya. Baru ketika ada kejanggalan coba komunikasikan dengan pihak sekolah.


Taruh kepercayaan penuh pada guru dan sekolah. Sebagai wali murid yang sudah menyerahkan anak ke sekolah sudah semestinya memberi kepercayaan penuh kegiatan anak pada sekolah. Wali murid tidak terlalu dalam mencampuri kegiatan anak di sekolah. Sebab guru dan sekolah pasti memberikan kegiatan yang terbaik sesuai dengan kemampuan dan fasilitas yang dimiliki. Apabila wali murid masih mencampuri, guru menjadi tidak leluasa mendidik dan mengajar anak di sekolah karena pagar atau batas-batas yang dibuat oleh wali murid. Sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif. 


Pahami bahwa pendidikan adala tanggung jawab bersama. Menyerahkan kepercayaan kepada sekolah bukan berarti wali murid acuh pada kegiatan anak di sekolah. Namun, wali murid harus memantau dan meneruskan budaya baik yang sudah ditanamkan di sekolah. Sekolah dan wali murid harus bahu-membahu untuk memberikan pendidikan yang baik bagi anak. 


Bukan hanya tanggung jawab sekolah. Karena pengaruh terbesar anak ada di lingkungan keluarga. Jadi, wali murid harus sadar dan membantu menyukseskan program atau budaya yang sudah dibangun di sekolah. 


Ikuti tertib dan mengindahkan peraturan sekolah agar anak mampu menghormati. Wali murid perlu mengetahui aturan yang ditegakkan di sekolah. Tujuannya agar saling mendukung agar anak bisa mengikuti dan menghormati aturan yang berlaku. Bukan malah membela anak yang melanggar peraturan dengan alasan kondisi yang mendesar. Misalkan terlambat masuk sekolah karena macet atau kesiangan. Wali murid harus mendorong anak untuk lebih pagi lagi untuk menyiapkan diri ke sekolah. Sehingga, anak memiliki dua sisi yang mendorong dan menarik dalam menegakkan tata tertib sekolah.


Begitu kiranya sikap wali murid yang bijak demi kebaikan dan kemajuan anak. Wali murid harus mempertimbangkan beberapa hal sebelum memberi validasi pada anak. Sebab antara sekolah dan wali murid harus bersinergi untuk mewujudkan pendidikan anak yang baik. (29)

close close