![]() |
Dosen UMK, Muhammad Noor Ahsinsaat membedah Kembang Randu. |
Jepara, soearamoeria.com – Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Smart Pustaka Margoyoso Kalinyamatan Jepara mengadakan bedah buku novela “Kembang Randu” karya Kartika Catur Pelita yang dilaksanakan pada Minggu (29/12/2024) malam melalui zoom meeting. Bedah buku tersebut merupakan hasil kolaborasi antara TBM Smart Pustaka dengan Akademi Menulis Jepara (AMJ), serta didukung oleh Forum TBM Jepara dan Penerbit Basabasi.
Bedah buku secara daring itu menghadirkan penulis
novela Kartika Catur Pelita, Muhammad Noor Ahsin, Dosen Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Muria Kudus
(UMK) dan Joe Mawar, sastrawan sekaligus pegiat literasi dari Madura
sebagai pembedah. Acara ini juga dihadiri Syaiful Mustaqim, pengelola TBM Smart
Pustaka dan Den Hasan, Ketua Forum TBM Jepara.
Bedah buku dipandu moderator Lutfi Khakim dari Akademi
Menulis Jepara (AMJ) dan dihadiri 20 peserta dari Jepara, Semarang, dan
Lamongan.
Kembang Randu merupakan novela juara 1 Sayembara
Novela Basabasi 2023 dengan tema Psikoteks. Novela bercerita tentang kisruh
yang terjadi di keluarga kecil sebuah desa pada tahun yang lampau.
![]() |
Joe Mawar, sastrawan dan pegiat literasi asal Madura. |
Tokoh utama dalam novela Surti Surtinah, dihamili oleh
bapaknya sendiri, Rido Jarwo, ketika sang ibu, Ratminah menjadi TKW di Saudi
Arabia. Rido Jarwo berusaha menutupi kehamilan Surti dari siapa pun, sampai
akhirnya Surti harus melahirkan bayinya seorang diri dan terpaksa melakukan hal
yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya.
Cerita ini, sikap tercela yang dilakukan oleh tokoh
Rido Jarwo, menurut Joe Mawar, aktivis di bidang pendampingan kekerasan
terhadap anak dan perempuan, mengatakan pernah menemui hal yang serupa di dunia
nyata. “Justru yang biasanya menjadi tersangka adalah memang orang-orang
terdekat, bukan orang asing,” kata perempuan bernama asli Juwairiyah ini.
Hal senada juga dikemukakan oleh Muhammad Noor Ahsin,
bahwa novela ini berhasil memotret realitas yang terjadi dewasa ini. “Orang tua
yang seharusnya menjadi benteng bagi anaknya, justru menjadi pihak yang melukai
anaknya. Dan itu ada dalam realitas kita. KCP berhasil menangkap hal itu,”
ujarnya penerima gelar Doktoral dari Universitas Sebelas Maret.
Meski begitu, kedua pembedah tetap memiliki catatan
terkait novela ini. Joe Mawar yang merupakan aktivis perempuan NU
mempertanyakan perihal tokoh-tokoh yang terkesan dimatikan. Selain itu, ada
pula masukan mengenai tanda usia yang boleh membaca novela ini mengingat di
dalamnya terkandung banyak konten yang tidak cocok untuk pembaca yang masih
remaja.
![]() |
KCP sampaikan proses kreatifnya di TBM Smart Pustaka. |
“Saya sudah menyampaikannya kepada pihak penerbit.
Untuk cetak selanjutnya akan ada rekomendasi usia pembaca,” jawab Kartika Catur
Pelita.
Pada kesempatan bedah buku, KCP sedikit berbagi proses
kreatifnya dalam penulisan novela Kembang Randu. Ia menyatakan bahwa awalnya
naskah adalah naskah skenario film, lalu sempat diubah menjadi novel dan
diikutkan Sayembara Novel DKJ, namun belum berhasil. Lalu, barulah ia kembali
mengedit dan membenahinya lagi untuk diikutkan Sayembara Novela Basabasi tahun
2023.
“Untuk itu saya ucapkan terima kasih pada dewan juri,
Reza Nufa, dan kawan-kawan. Juga editor Kembang Randu, Daruz Armedian, yang
mengusulkan foot note, catatan kaki, serta membantu bikin footnote tersebut.
Serta 3 buku dari Penerbit Basabasi,” terangnya.
Den Hasan, selaku Ketua Forum TBM Jepara pada sesi
sambutan berharap agar acara serupa bisa menjadi inspirasi bagi TBM-TBM yang
lain untuk mengadakan acara serupa dengan bekerja sama dengan para penulis
lokal yang karyanya menasional.
Adapun 3 peserta yang memeroleh buku dari Penerbit Basbasi yakni Yundra Karina (SMK Al Husain Keling Jepara), Amin Sururi (TBM Az Zahwa Rajekwesi Jepara), dan Chindy Saifani dari Universitas Muria Kudus (UMK). (lk)