Notification

×

Iklan

Iklan

Pesan Guru Besar UINSA kepada LD PCNU Sidoarjo

Minggu, 20 Oktober 2024 | 21:10 WIB Last Updated 2024-10-20T14:11:42Z

Halaqah imliah LD PCNU Sidoarjo.

Sidoarjo, soearamoeria.com -"Berdakwah menghadapi kaum milenial jangan hanya orangnya yang milenial, gaya juga harus milenial." Demikian dikatakan Prof. M. Ali Aziz, M.Ag dalam "Halaqah Ilmiah" yang digelar Lembaga Dakwah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo, Minggu (20/10/2024) di Aula PCNU Sidoarjo Jl. Puri Airlangga Sidoarjo. 


Menurut Prof Ali Aziz, masih banyak penceramah, orangnya milenial tapi gaya masih kolonial. Karena itu, seorang dai harus mempelajari bahasa dan gaya milenial. 


Menurut bapak tujuh anak ini bahwa dakwah mereka di luar sana jauh dari yang kita pikirkan hari ini. Mereka  bicara bagaimana dunia Islam. Bukan menafikan kitab klasik. Kitab klasik boleh, tapi harus diimbangi dengan tema-tema kekinian. 


"Kita didik anak dengan wasiatul musthofa. Sementara mereka doktrin secara militan bagaimana menguasai masjid-masjid". Maka, menurutnya Kitab Wasiatul Musthofa juga harus dikaji secara kontekstual dengan menghubungkan isu kekinian. 


Sebagai dai, menurut Prof. Ali,  harus memiliki kompetensi. "ilmunya punya, skillnya juga punya" tegasnya.


Kompetensi itu meliputi, pengetahuan, kepribadian, profesional, komunikatif dan sosial. 


Banyak dai kurang diterima jamaah karena tidak punya adab. Selain itu beliau berpesan agar para muballigh NU terus mendalami materi. Dia mencontohkan, dirinya setiap hari tidak lepas membaca buku, dan menambah hafalan hadist dan pendapat ulama. 


Alumni pasca sarjana Unisma tersebut mengingatkan dampak Teknologi Informasi sebagaimana ditulis dalam buku "The death of expertise (matinya kepakaran)". Buku ini menerangkan jika sekarang dan ke depan ada perlawanan pengetahuan yang mapan dan mudaratnya. Maka, ia menekankan pentingnya menguasai teknologi kecerdasan buatan (Artifcial Intellegence/AI). Teknologi ini mengumpulkan semua referensi di internet. 


"Jika saat ini ada orang mengadukan masalah tidak kepada LDNU tetapi melalui internet, itulah bukti matinya kepakaran. Maka, pastikan koptensi yang ada di internet berasal dari minna," pintanya.


Untuk menghadapi tantangan dakwah, putra asli Lamongan itu berpesan agar selalu meningkatkan kompetensi. Selain itu harus mengikuti perubaham super cepat ini. Dan terakhir agar LDNU menguatkan web NU pusat dan mengirim sebanyak-banyaknya konten dakwah yang sesuai era milenial.


Dalam sesi tanya jawab yang dipandu moderator Sholehuddin itu ada beberapa tanggapan dari audien terkait bahaya IT dan originalitas. 


Prof. Ali menjelaskan semua itu tergantung pemakainya. Biarkan originalitas sesuai segmentasi dakwahnya. Dan, tidak kalah penting, LDNU cukup memfasilitasinya. Tidak ada alasan tidak ada dana. Apapun bisa dilakukan karena era digital sejatinya memangkas dana. 


Apa yang disampaikan Prof. Ali sejatinya memperkuat data yang dilontarkan moderator yang juga Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Sidoarjo. 


Dalampengantarnya Sholehuddin mengatakan bahwa saat ini ada tiga kelompok besar secara demografis yaitu migran, middle class dan milenial. Untuk milenial sendiri menurut Instruktur Nasional Moderasi Beragama ada 34 %. 


Mereka ini menurutnya kebanyakan tidak berafiliasi ke ormas dan melek IT. 


Sementara itu Gus Muhammad Syifa' Ketua LDNU menyatakan, di Sidoarjo ini banyak tantangan yang dihadapi baik judol, narkoba dan lain-lain. Bagaimana strategi dakwah yang bisa dan mudah diterima masyarakat.


Wakil Sekretaris PCNU Sidoarjo Imam Muqozali yang mewakili Ketua PCNU. Dakwah di era informasi dan komunikasi dalam masyarakat majemuk perlu dilajukan langkah yang tepat. 


"Kita gudangnya kiai. Tapi apakah sudah memenuhi kebutuhan itu. Kita juga punya masjid dua ribu. Nazir NU 70 %. Lainnya tetangga. Musholla empat ribuan. Artinya. Ini nerupakan lahan dakwah luar biasa. Di sisi lain banyak perumahan. 


"Maka sejatinya Gus Syifa masih kekurangan banyak dai jika satu masjid satu dai," sindirnya.


Menurut Ketua Dewan Masjid Indonesia Sidoarjo ini perlu langkah efektif. Dakwah dengan IT dan lisan harus dilakukan. "Kita harus terus bergerak. LDNU sebagai lambaga tua harus di garda terdepan", tegasnya. 


"Karena itu PCNU Sidoarjo mengapresiasi apa yang sudah dilakukan hari ini," tambahnya. (ik)

close close