![]() |
Ilustrasi : silabus.web.id |
Selama ini, manusia hidup secara berkelompok. Mulai dari keluarga, lingkungan RT, RW, bahkan sampai dalam suatu negara. Untuk menyinkronkan antar satu dengan lainnya, adanya ketua cukup dibutuhkan di sini. Ketua memiliki peran penting dalam kehidupan berkelompok. Lihat saja lingkungan di sekitar yang tanpa ketua, pasti akan banyak kekacauan sebab satu dengan yang lain belum tentu memiliki kepedulian antar sesama.
Meskipun terkadang ketua tidak terlalu jelas bagaimana terpilihnya, seperti dalam kelompok kecil pertemanan, pasti ada di antaranya yang menonjol dan bisa mengarahkan yang lainnya. Meskipun tanpa resmi diakui sebagai ketua.
Sebagai ketua yang tindakannya diharapkan untuk kesejahteraan atau kenyamanan yang lain, ketua meski memiliki beberapa hal di bawah ini.
Mengerjakan hal yang akan diperintahkan. Sebagai pimpinan, bukan perkara baru apabila hal yang dilakukannya akan ditiru oleh anggotanya. Meskipun tidak sepenuhnya ditiru, namun pasti akan diperhatikan oleh yang lainnya. Sadar atau tidak sadar. Seperti bagaimana yang dilakukan ketika menghadapi masalah, bagaimana kesehariannya, bagaimana perilakunya, apakah sama dengan yang diintruksikan kepada anggotanya. Pasti akan diperhatikan dan bisa menjadi bahan untuk memprotes ketika apa yang dibicarakan tidak sesuai dengan tindakannya.
Oleh karenanya, ketua atau pemimpin sepantasnya melakukan apa yang diintruksikan terlebih dahulu. Jadi, pemimpin melakukan suatu hal lebih awal dari yang lainnya. Sehingga, anggotanya bisa mempercayai dan turut serta mengikuti intruksi yang diberikan.
Mengarahkan dan mengondisikan anggota. Setelah bisa mencontohkan atau mempraktikkan apa yang diintruksikan, langkah berikutnya yakni mengondisikan anggota terkait intruksi tersebut. Dalam suatu organisasi pastinya banyak hal yang harus diselesaikan secara bersamaan.
Oleh sebab itulah ketua membagi anggotanya menjadi beberapa bagian dan membebankan tugas khusus pada tiap bagian. Pembagian ini bertujuan untuk terselesaikannya suatu rencana dengan tenggat waktu yang diberikan. Setelah ketua memberikan tugas, ketua menyerahkan sepenuhnya tugas tersebut pada anggotanya. Namun perlu digarisbawahi bahwa menyerahkan sepenuhnya di sini bukan berarti lepas tangan.
Di sini ketua hanya memantau apa yang ditugaskan tersebut. Ketua wajib mengarahkan serta mengondisikan anggota supaya tujuan tersebut dapat terealisasi. Bukan malah ketua yang mengerjakan atau malah lepas tangan sepenuhnya. Namun tetap memantau perkembangan dan progress masing-masing anggota.
Monitoring anggota. Guna mengetahui progress tiap-tiap anggota, ketua harus rajin dan telaten untuk monitoring. Di sini ketua melihat secara langsung bagaimana tugas yang diberikan dikerjakan. Sehingga apabila ada ketidaksinkronan bisa terdeteksi sedari awal. Hal ini meminimalisir kegagalan dalam suatu projek.
Dengan kehadiran ketua, anggota bisa mendiskusikan apa yang menjadi hambatan serta yang sudah dilaksanakan sesuai jobdesk. Hal ini menjadi tidak adanya sekat antara ketua dan anggota sehingga menciptakan lingkungan kerja yang sehat. Dari kedua sisi tidak ada saling curiga dan praduga lainnya.
Bijak mengambil keputusan. Salah satu fungsi ketua yakni untuk mengambil keputusan. Ketika di tengah jalan terdapat kondisi yang tidak sesuai dengan rencana, mau tidak mau harus mengambil keputusan secara cepat dan tepat agar bisa melanjutkan dalam mencapai tujuan awal.
Di sinilah peran ketua diperlukan. Mengingat kelompok atau organisasi berisi banyak orang dari berbagai latar belakang, ketua harus cerdas secara emosional maupun intelektual. Sebab, dalam suatu kelompok, kemampuan intelektual saja tidak cukup sebab terdiri dari beberapa orang yang mana kemampuan emosional juga vital di sana.
Sehingga dapat menemukan solusi yang tepat serta cepat dengan meminimalisir kecemburuan antar anggota kelompok tersebut. Apalagi ketika ada masalah pasti terlihat jelas kubu-kubu dalam kelompok tersebut. Sebisa mungkin ketua adil dan bijak dalam mengambil keputusan. Tidak berat sebelah dan tidak merugikan siapapun.
Tidak mengerjakan seorang diri. Bekerja secara bersama-sama tidak menutup kemungkinan terjadinya error baik dari teknis maupun sumber daya manusia. Sebagai ketua, ketika menghadapi error, tidak lantas mengerjakan hal itu sendirian. Namun harus melibatkan bagiana atau divisi yang bersangkutan. Ketua tidak bisa melakukan seorang diri. Jika hal itu terjadi, ketua akan tidak fokus dengan bagian yang lain sehingga ada hal lain yang terbengkalai.
Ketua hanya bertugas memberi intruksi, berdiskusi, serta memantau saja. Secara teknis kembali diserahkan pada bagian yang bersangkutan. Jika hal ini sampai terjadi, maka bisa dikatakan ketua tersebut gagal dalam memimpin suatu kelompok. Sebab ketua bukan seperti itu tugasnya meskipun ketua juga bertanggung jawab atas segala yang terjadi dalam suatu kelompok.
Seperti itu kurang lebih sebagai ketua. Ketua tidak bisa seenaknya mengerjakan suatu hal dalam suatu kelompok. Namun perlu melibatkan bagian yang mendapat tugas tersebut. Ketua memiliki tanggung jawab terhadap segala hal yang terjadi di suatu kelompok sehingga ketua tidak sepantasnya melakukan tugas secara teknis. Tapi selalu memantau kinerja setiap anggotanya. Apakah kalian sudah menjadi ketua yang baik? Silakan jawab dalam hati masing-masing. (Irna Maifatur Rohmah/21)