Notification

×

Iklan

Iklan

Melek Pendidikan

Jumat, 28 Juni 2024 | 22:20 WIB Last Updated 2024-06-28T15:30:55Z

Ilustrasi : sonora.id


Oleh : Lailiyatun Nafisah, alumnus Sekolah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta


Dalam KBBI, Globalisasi merupakan proses masuknya informasi, pemikiran, gaya hidup, dan teknologi ke ruang lingkup dunia. Terdapat fenomena integrasi secara internasional yang muncul disebabkan oleh pertukaran pandangan dunia. Artinya, proses penyebaran informasi ataupun budaya melibatkan saluran-saluran yang bisa menembus dunia. 


Yang menjadi ciri dari globalisasi adalah “luas, cepat, dan mudah”. Beragam informasi di dunia tersebar secara meluas, cepat dan mudah untuk diakses. Kenyataan ini tentu memberikan dampak terhadap dunia pendidikan.


Jika mengkaitkan globalisasi dengan dunia pendidikan, maka yang sering terlontar adalah globalisasi akan mampu menyumbang akses pengetahuan yang semakin massif dan terjangkau. Namun, perlu diingat, datangnya globalisasi di kehidupan manusia bagaikan dua mata sisi, selain dampak kemudahan juga memberikan ruang negatif. Adanya dampak yang negatif ini perlu untuk diwaspadai bersama karena bagian dari tantangan perkembangan masa.


Dampak dari globaliasasi di antaranya adalah terciptanya komersialisasi pendidikan. Ini terlihat dari banyaknya sekolah-sekolah yang berlomba utuk menarik perhatian orang tua melalui fasilitas. Pendidikan sudah diposisi seperti pasar. Sudah tidak lagi merata. Untuk kalangan yang ekonomi atas tentu bebas memilih sekolah dengan fasilitas terbaik, berbeda dengan ekonomi rendah, sekolah yang bisa dijangkau mau tidak mau harus diterima, meski dengan fasilitas yang apa adanya. Dampak dari komersialisasi pendidikan juga turut menjadikan adanya kesenjangan sosial.


Dampak lainnya adalah karakter yang tergerus. Bagaimana tidak? Beberapa media akhir-akhir ini terus memberitakan tentang turunnya moral siswa. kenakalan remaja seperti sudah menjadi makanan sehari-hari yang diwajarkan, mulai dari adab terhadap guru, narkoba, pembunuhan, seks bebas dan lain sebagainya. 


Di sinilah awal dari identitas sikap yang sesuai dengan ideologi bangsa menurun. Kemudahan akses di internet, memungkinkan siswa tidak hanya mengakses hal positif, namun justru sebaliknya, hal-hal negatif didapatkan dari sana.


Menghadapi dampak globalisasi memang tidak mudah di dunia pendidikan. Pengaruh negatif atas datangnya globalisasi dalam dunia pendidikan tidak hanya menjadi tugas seorang guru yang berada di sekolah.


Namun semua pihak yang terlibat dalam proses tumbuh kembangnya generasi dalam belajar, dalam hal ini peran orang tua sangat penting. Terutama dalam hal pengawasan terhadap anak, globalisasi selain memberikan kemudahan juga turut menggerogoti karakter anak. Diperlukan benteng yang sangat kuat dan kerjasama. Dengan sangat mudah seorang anak mengakses informasi baik lewat youtube maupun media lainnya. Maka “controlling” terhadap anak sangat diperlukan.


Di sisi lain, pemerintah  dan pihak sekolah juga turut andil dalam meminimalisir dampak buruk dari globalisasi. Misal, dengan perlu memikirkan kembali orientasi pendidikan ke depannya. Seorang pendidik pun juga dituntut lebih profesional dan lebih gercep dari anak didiknya. Tentu dalam hal ini, mental selalu ingin tahu dan terus belajar perlu dijaga agar maksimal dalam mendampingi anak.


Dari semua penjelasan, maka dapat dikatakan bahwasannya bangsa Indonesia sudah seharusnya selektif dalam menerima dan memanfaatkan globalisasi, khususnya di dunia pendidikan. Semua pihak berkewajiban mendampingi generasi emas dalam kegiatan belajar. 


Sehingga, karakter emas akan terbentuk, nilai-nilai luhur tidak hilang dan tentu sesuai dengan idiologi dari bangsa. Pengaruh dari globalisasi memang tidak bisa hilang secara utuh karena menjadi bagian satu kesatuan dengan proses kehidupan manusia, namun pengaruh negatif dari globalisasi masih bisa diminimalisir. (06)

close close