![]() |
Nasib guru honorer di persimpangan jalan. (siedoo) |
Oleh : Maftuhan, Pengelola Taman Baca Rumah Kreatif Desa Bologarang Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan
Kesehatan adalah bagian utama terpenting bagi semua manusia, Program kesehatan selalu ditujukan kepada usia dini mulai dari 0 hingga sekolah kelas 6 SD sederajat. Setelah balita (usia dibawah 5 tahun) ketika di sekolah pun program kesehatan dari Puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) untuk sekolah setingkat SD (Sekolah Dasar).
Namun, di samping itu program pemerintah untuk guru sementara belum ada. Mungkin orang dewasa sudah tahu cara mencegahnya. Padahal, kesehatan usia lanjut harus lebih diperhatikan walaupun sudah ada program BPJS gotong royong.
Bagi guru honorer untuk mengikuti program pemerintah BPJS tidak bisa, sebab upah honorer di bawah standard yakni 200-400 ribu. Sedangkan BPJS kelas 3 sebesar 35.000 jika dikali 4 orang sama dengan 150.000.
Itu jika honorer tahun pertama upahnya 200.000 iuran BPJS 150.000 sisanya 50.000 untuk isi pertalite saja tidak cukup, apalagi untuk makan sekeluarga?
Kesehatan Guru Honorer
Kesehatan guru perlu diperhatikan apalagi yang honorer, sebab mereka juga manusia butuh kesehatan yang maksimal, setiap hari harus bergelut dengan mencerdaskan anak bangsa.
Punya hati punya perasaan, suara yang harus keras untuk menyampaikan ilmu yang ingin disalurkan. Sehat bukan untuk tenaga medis saja, secara tidak sadar sudah mencegah namun tetap ada resiko untuk jadi gejala penyakit.
Anak-anak boleh dipikirkan dan memberikan fasilitas bagi mereka, namun guru honorer butuh sehat agar anak bangsa juga tersentuh dari perasaan mereka.
Bangsa Indonesia sehat jika lingkungan bersih, lingkungan bersih jika ada orang tua memberikan contoh, siswa sehat jika guru mempunyai program lingkungan sehat. Sekolah sehat jika guru diberikan fasilitas kesehatan gratis.
Namun jika guru honorer sehat dari iuran gaji, maka akan ngajar sehari dan 29 hari kerja di luar untuk memikirkan kesehatan sendiri.
Kesehatan Karyawan
Beda lagi dengan kesehatan karyawan di pabrik, di sana ada program sendiri untuk melayani kesehatan karyawannya. Ada pabrik rokok yang mempunyai fasilitas klinik khusus karyawan pabrik rokok dibuatkan klinik khusus.
Karena sudah tahu akibat seringnya karyawan rentan penyakit di bagian pernafasan dan sejenisnya. Ada juga pabrik pakaian ada klinik khusus karyawannya. Sebab ada sebab dan akibat karyawannya rentan penyakit yang dideritanya sehingga ada fasilitas untuk pegawainya.
Di sekolahan sementara belum ada fasilitas untuk guru khususnya honorer, karena tugasnya sama dan gajinya berbeda dengan guru sertifikasi dan ASN/PPPK.
Hanya beda waktu mengabdinya seberapa tahun saja, gajinya beda. Boleh beda tapi tidak sejauh itu, karena mereka juga punya keluarga juga punya keinginan.
Jika ASN gajinya bisa lebih UMR kabupaten masing-masing, honorer boleh di bawahnya tapi bukan terlalu jauh. Maka dari itu saya sebagai pegiat di Taman Baca Rumah Kreatif menginginkan bahwa kesehatan guru honorer harus diperhatikan dan diberikan fasilitas untuk sekeluarga mereka.
Upahnya terlalu minim dibanding usahanya memberikan pendidikan pada anak-anak. Masih banyak guru honorer yang memaksakan diri bertahan sebab tidak ada profesi lain yang bisa digelutinya. (11)