![]() |
Ilustrasi : Google |
Sidoarjo, soearamoeria.com
Fenomena yang terjadi saat seorang
anak kejang seperti mata mendelik, tangan-kaki kaku kelojotan serta lidah
tergigit, tak ayal membuat para orang tua panik. Pasalnya, kejang pada anak
merupakan hal yang menakutkan bagi orang-tua. Sebagai langkah awal dalam
menangani kejang, orang tua harus tetap tenang.
"Maka hal selanjutnya yang harus
dilakukan orang tau adalah mencari penyebab anak tersebut seperti meletakkan
anak di tempat yang aman, jauhkan dari benda-benda berbahaya seperti listrik
dan pecah-belah, baringkan anak dalam posisi miring agar makanan, minuman,
muntahan, atau benda lain yang ada dalam mulut akan keluar sehingga anak
terhindar dari bahaya tersedak," kata dokter umum Rumah Sakit Islam (RSI)
Siti Hajar Sidoarjo, dr. Vanisia Hayu Firdayanti kepada NU Online,
Rabu (12/10/16).
Vani mengungkapkan, jangan memasukkan
benda apa pun ke dalam mulut anak seperti memasukkan sendok, kayu, jari orang
tua, atau benda lainnya ke dalam mulut, atau memberi minum anak yang sedang
kejang. Karena hal itu akan berisiko serta bisa menyebabkan sumbatan jalan
napas apabila luka.
"Jangan berusaha menahan gerakan
anak atau menghentikan kejang dengan paksa, karena dapat menyebabkan patah
tulang. Amati apa yang terjadi saat anak kejang, karena ini dapat menjadi
informasi berharga bagi dokter. Tunggu sampai kejang berhenti, kemudian bawa
anak ke unit gawat darurat terdekat," ungkap Vani.
Pada umumnya, anak yang sedang
mengalami kejang akan menunjukkan gejala seperti hilangnya kesadaran dan
berkeringat, tangan dan kaki kaku, keluar busa atau cairan dari mulut, kedua
matanya seperti melirik ke atas. Setelah kejang reda, anak akan mengantuk dan
tertidur.
Vani menjelaskan, penyebab kejang
tersering pada anak di antaranya kejang demam, infeksi susunan syaraf pusat,
trauma kepala, keracunan (akohol, teofilin), penghentian obat anti epilepsy dal
lain sebagainya.
Apabila anak sudah pernah kejang
demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali orang tua dengan obat kejang
yang dapat diberikan melalui dubur. Setelah melakukan langkah-langkah
pertolongan pertama, obat tersebut dapat diberikan sesuai instruksi
dokter.
Untuk mendiagnosis penyebab kejang,
sambung Vani, dokter biasanya akan melakukan beberapa pemeriksaan di antaranya
pemeriksaan darah, urine, atau pemeriksaan cairan tulang belakang untuk
mengetahui apakah terjadi infeksi sistem saraf pusat seperti meningtis. Selain
pemeriksaan tersebut, dokter bisa saja menyarankan electroencephalogram (EEG)
atau rekam otak (sesuai indikasi) untuk mengetahui lebih lanjut tentang kejang
yang dialami oleh anak.
"Pada saat di IGD dan kejang
pada anak sedang berlangsung, dokter akan segera memberikan obat anti kejang yang
dimasukkan lewat dubur dan oksigenasi untuk memperbaiki aliran oksigen ke otak.
Setelah itu terapi dikhususkan terhadap penyebab kejang. Jika epilepsy
merupakan dasar penyebab anak kejang, maka dokter akan memberikan obat anti
epilepsy yang harus diminum selama minimal 1 tahun pasien bebas kejang, bukan 1
tahun setelah pasien pertama kejang," ujar dokter yang bertugas di Rumah
Sakit NU ini.
Perlu diketahui bahwa, kejang sendiri
didefinisikan sebagai kondisi di mana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi
secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas
elektrik di otak, disebabkan karena proses intracranial, ekstracranial dan
metabolic.
Tipe kejang yang paling umum
ditemukan biasanya berupa kejang tonik-klonik, di mana tubuh menjadi kaku
diikuti dengan gerakan kelojotan. Selama periode ini, lidah dapat tergigit
sehingga menyebabkan perdarahan di mulut, atau dapat pula berupa
gerakan-gerakan abnormal salah satu sisi tubuh, mata terlihat menatap dengan
pandangan kosong, gerakan-gerakan mengunyah. (dun/ed)
Gelang step merupakan salah satu alat untuk mengatasi kejang demam pada bayi dan anak. Selengkapnya baca artikel website kami Gelang Step Mengatasi Kejang Demam pada Bayi dan Anak. Tertarik membeli hubungi 085 640 033 625 (sms/wa).