Jepara, soearamoeria.com
Kalam
Allah yang diturunkan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad bunyi perintahnya
sama namun dalam praktiknya bisa saja berbeda. Hal itu mengemuka dalam
pengajian akbar dalam rangka Harlah Majlis Kenduri Syafaat ke-7 dan Haul ke-9
Kiai Muhammad Suhaimi berlangsung di pesantren Nailun Najah desa Kriyan
kecamatan Kalinyamatan kabupaten Jepara, Ahad (7/9) malam.
KH
Muwafiq yang memberikan tausiyah dalam kesempatan itu menyontohkan perintah
menikah. Menurut dia orang Arab lebih condong menikah masna wasulatsa waruba. Maka disana lanjut kiai asal Yogyakarya itu
suka poligami.
Namun
sejatinya, lanjut Gus Muwafiq Nabi Muhammad telah menegur Ali saat hendak
menduakan Aisyah. Jika Ali benar-benar hendak poligami Nabi meminta
mengembalikan Aisyah kepadanya.
Hal
itu, tambah kiai nyentrik itu jika diterapkan di Indonesia menunai banyak
delima semisal yang dilakukan Aa Gym. Perintah shalat juga demikian. Di Arab
sebelum adzan dan iqamah jamaah sudah datang mendahului.
Di Nusantara
berbeda. Para penyebar agama, jelasnya mempunyai siasat agar muslim mau jamaah.
“Adzan dzuhur dikumandangkan jam 13.30 wib. Itu saja jamaah tidak lantas
datang,” paparnya.
Setelah
adzan, dilanjutkan dengan untaian shalawat. Shalawatnya sesuai dengan konteks
kampung bisa dilantunkan ala dangdut, nasidaria, pop dan lain-lain.
Karenanya,
ia menegaskan adanya perbedaan dalam praktik tidak lain untuk meneguhkan cinta.
Cinta kepada sang pencipta. Setiap orang mempunyai cara masing-masing untuk
mendekatkan diri kepada sang khalik.
Dari
itu, orang yang sedikit-sedikit membidahkan urainya tidak tahu kedudukannya. “Janganlah
mudah untuk membidahkan!,” pungkasnya. (qim)