M Muftil Umam, Ketua IPNU Jepara 2009-2011 |
Jepara, soearamoeria.com-Bagi M Muftil Umam, lulusan 2007 jurusan Keagamaan
menyatakan MA Walisongo Pecangaan merupakan kawah candradimuka. Hal itu tentu
cukup beralasan mengingat pilihannya di jurusan itu saat dirinya kelas X konsep
Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK)—istilah waktu itu, jurusan Keagamaan jelas
berbeda dengan yang lain.
Pasalnya, sekolah dilaksanakan dalam one day school. Usai
KBM jam 13.00 wib masih dilanjutkan dengan kegiatan tutorial. Hingga pengembangan
bidang keagamaan dan kebahasaaan benar-benar matang. Apalagi dirinya sangat demen
dengan mapel Bahasa Arab. Menginjak kelas XI pemerintah pusat mengubah MAK
menjadi jurusan Keagamaan dan konsep one day school pun sirna. Sekolah hanya
berakhir sampai jam 13.00 wib.
Hal yang sedikit mengecewakan Mantan Ketua PC IPNU Jepara masa
khidmah 2009-2011 membuat Muftil kemudian menjadi siswa yang aktif di
organisasi yakni berkecimpung di Pimpinan Komisariat (PK) IPNU MA Walisongo.
Meskipun menjadi ketua PK IPNU tidak menjadi ambisi lambat
laun harus menerimanya dengan lapang dada. “Ceritanya tiap kelas mengajukan 1
nama calon. Saya yang ajukan. Setelah melalui proses penghitungan, saya terpilih,”
ingat lelaki kelahiran Jepara, 16 Maret 1990.
Saat menjadi pengurus teras itu setidaknya dinyatakan bebas
syahriyyah selama 1 tahun. Untuk kegiatan di luar sekolah selain mendapatkan
uang transport juga ada salah seorang guru yang berbaik hati meminjamkan
motor untuk menuju lokasi kegiatan.
Dari situlah lulusan STAIN Kudus ini memperoleh banyak teman,
pengalaman dan jejaring. Meski setelah lulus MTs ia hendak melanjutkan SMKN 2
dan tidak perkenankan orang tua kemudian orang tua yang mengetahui kabar anaknya
menjadi ketua PK IPNU sempat diminta DO. Sebab menurut oran g
tuanya ia jarang meluangkan waktu untuk belajar. Alhasil ia pun sekolah
sambil mondok dan organisasi tetap ia jalankan.
Menempuh jalur itu ia kian melenggang meneruskan jejak
IPNUnya dari Wakil Sekretaris PAC IPNU Pecangaan, Wakil Sekretaris PC IPNU Jepara
dan Ketua PC IPNU Jepara. “Itu semua berkat Walisongo yang membesarkan saya,” ungkapnya.
Di Walisongo Muftil kagum dengan sosok KH Muwassaun Niam. Menurutnya
kiai Niam lain daripada yang lain selain beliau mengenal semua nama peserta
dari dulu hingga sekarang putra dari almarhum KH Mahfudz Asymawi juga sosok
yang memiliki pemikiran jauh ke depan.
Karenanya ia yang masih nyantri di pesantren Darul Qur’an
asuhan KH Fahrurozi alkhafidz meneladani spirit keikhlasan kiai Mahfudz. Meskipun
ia pribadi belum pernah bermuwajjahah bertatap muka langsung dengan kiai
Mahfudz tetapi semangat tidak mengharapkan imbalan apa pun dalam segala hal dijalankannnya.
(qim)