Jepara, soearamoeria.com-Menjadi anak yatim pada usia yang masih anak
hingga dewasa membuat H Nurul Faiz (41) harus hidup mandiri. Sesuai kisahnya
saat Faiz duduk di bangku SMA saja saat pagi hari harus menuntut ilmu siangnya
kerja membantu kakaknya yang membiayai sekolahnya. Lulus SMA tahun 1990
cita-citanya untuk mondok yang merengek kepada ibunya pun belum tercapai
juga.
Mulai 1994 ia kembali bekerja menjadi buruh mebel sebagai
tukang servis dan bobok. Waktu itu dirinya nebeng kakaknya. Saat
ikut saudara, ia belum memperoleh ongkos. Kemudian Faiz pindah kerja kepada
kakak yang lain sebagai tukang sopir angkutan jurusan Batealit-Tahunan.
Sejak menjadi sopir angkudes itu suami dari Lilik Hikmawati
(33) memperoleh upah Rp.2.500/ hari. Upah itu membuat dirinya sedikit lega
karena bisa makan dengan hasil keringat sendiri. Saat menjadi sopir belum ada
kemajuan ia pun mengakhiri profesinya.
Faiz kemudian nganggur. Kakak iparnya yang tidak suka
melihat adiknya menjadi pengangguran memberi pekerjaan untuk mengurusi kayu. Disamping
itu ia juga menjadi calo surat
pass. Hasil setiap mengurus surat
pass di kantor Perhutani waktu itu memperoleh untung Rp.5.000/ surat .
Kerja bersama kakaknya itu ia banyak memperoleh pengalaman. Akhirnya
ia ketemu dengan bos yang kemudian memberinya pekerjaan di bidang
perkayuan. Ia pun semakin banyak pengalaman dalam perkayuan maupun mencari buyer.
Sejak 1997 ia yang menekuni usa ha
garden furniture ini sudah ekspor ke luar negeri juga sudah mampu membuat
rumah sendiri. Akan tetapi ditengah usahanya yang makin lancar tahun 2000
sepulang dari tanah suci ia ditipu oran g.
“Atas kejadian itu saya bermuhasabah, mas, barangkali
kayu-kayu yang saya beli kurang bener. Makanya Allah mengingatkan
lewat kejadian itu,” terang lelaki yang kini tinggal bersama keluarganya, di Bawu.
Setelah peristiwa itu entah karena ketekunannya untuk tidak
meninggalkan ibadah shalat sunnah semacam Dhuha yang menyebabkan tahun
berikutnya ia dipanggil buyer asal Inggris bisa kirim barang sesukanya sehingga
rezeki yang sempat lenyap kembali lagi.
Sejak 2001 ia telah memiliki 4 buyer. Usahanya bergerak
dibidang supplier kursi, meja, bangku, lemari hias dll. “Alhamdulillah
mas saya memiliki costumer yang baik. Sehingga sangat membantu usa ha
saya,” jelasnya.
3 gudang yang ia miliki saat ini setidaknya mempunyai
sekitar ratusan pekerja. Ratusan pekerja tersebut terdiri dari bagian tukang ampelas,
servis, packing dan staf kantor.
Apa yang ia peroleh saat ini, sambungnya perlu disyukuri. “Saya
menikmati apa yang saya peroleh dengan enjoy. Saya nikmati yang telah
diberikan Allah kepada saya,” sambungnya. Faiz sangat berkeinginan hidupnya selalu
dibutuhkan oran g lain dalam
berbagai hal yang positif. (Syaiful Mustaqim)
------------------