LP Ma'arif NU Jateng Sosialisasikan Oskanu dan Mopdik - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 06 Juli 2024

LP Ma'arif NU Jateng Sosialisasikan Oskanu dan Mopdik

Sosialisasi Oskanu dan Mopdik. 

Semarang, soearamoeria.com - Melalui Zoom Meeting, Lembaga Pendidikan Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah periode 2024-2029 melakukan sosialisasi Olimpiade Sains dan Ke-NU-an (OSKANU) dan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPDIK) pada Sabtu (6/7/2024).


Dalam arahannya, Ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah Fakhrudin Karmani mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan langkah awal dalam mensosialisasikan Oskanu yang sebentar lagi dilaksanakan dan juga Mopdik. 


"Masa Orientasi Peserta Didik atau Mopdik ini kita kembangkan mateirnya dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Kemdikbudristek dan Masa Ta'aruf Siswa Madrasah (Matsama) Kemenag, karena kita mengelola sekolah dan madrasah," katanya dalam pembukaan yang dipandu Fikri Solahudin.


Lebih dari 600 peserta bergabung melalui Zoom Meeting dan ribuan peserta juga bergabung melalui Youtube Ma'arif NU Jateng. Peserta sosialisasi tersebut terdiri atas Pengurus Lembaga Pendidikan Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah, Pengurus Lembaga Pendidikan Ma'arif NU PCNU se Jawa Tengah, Pengawas Penggerak, Kepala Sekolah, Kepala Madrasah, dan guru di semua jenjang.


Sementara itu, perwakilan Panitia Oskanu Moh. Yasin memberikan sosialisasi bahwa Oskanu tahun 2024 ini akan dilaksanakan secara daring. Pihaknya menegaskan bahwa semua peserta akan dilakukan pendataan, verifikasi, dan juga pengawalan dari tim. "Pelaksanaan Oskanu ketiga ini kita lakukan secara full daring," kata Yasin.


Pada sesi kedua, sosialisasi Mopdik disampaikan oleh Pimred Majalah Mopdik Hamidulloh Ibda dan pengurus LP Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah Hidayatun. 


Dalam paparannya, Ibda mengatakan bahwa Mopdik merupakan Majalah Masa Orientasi Pengenalan Peserta Didik (MOPDIK) yang materinya dikembangkan dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Masa Taaruf Siswa Madrasah (MATSAMA). "Tujuan MOPDIK tidak sekadar mengenalkan lingkungan sekolah/madrasah secara fisik, namun harus menekankan kecirian Aswaja Annahdliyah/Ke-NU-an dari aspek akidah, fikrah, harakah, dan amaliyah," kata Ibda.


"Majalah MOPDIK tidak sekadar bacaan, namun menjadi bahan penguatan bagi siswa baru di sekolah/madrasah Ma’arif NU," jelas dia.


Dalam kesempatan itu, pihaknya menyampaikan desain Mopdik, Kurikulum, dan teknis pelaksanaan Mopdik yang sudah tersusun di dalam Majalah Mopdik. Pihaknya juga memberikan penguatan bahwa Mopdik menjadi langkah awal untuk meningkatkan kepercayaan an identitas sekolah dan madrasah Ma'arif dibandingkan dengan yang lain. 


"Proses mencari siswa dalam PPDB itu susah, maka ketika siswa sudah masuk, harus kita layani dengan baik dan mereka akan terkesan pada tahap Mopdik, MPLS atau Matsama," kata Ibda.


Sementara itu, Hj.Hidayatun memberikan penguatan bahwa sosialisasi ini penting agar madrasah /sekolah memiliki visi dan misi yang sama dalam penguatan karakter Aswaja Annahdhiyah kepada peserta didik baru dan agar madrasah sekolah memiliki standar minimal pelaksanaan MOPDIK/ MATSAMA/MPLS sesuai harapan LP Ma'arif NU PWNU Jawa Tengah.


Dalam proses Mopdik, Hidayatun memaparkan perlunya standar pemateri pada kegiatan tersebut. Pertama, berpengetahuan Aswaja An-Nahdhiyah (Fikroh, Amaliah, Harakah). Kedua, berpenampilan rapi, menarik bercirikhas Aswaja Annahdhiyah. Ketiga, bersemangat dalam penyampaian materi seperti tokoh-tokoh pendiri NU.


Sedangkan standar tempat penyelanggaraan Mopdik yaitu, Pertama, bersih, cukup penerangan, tidak bising, menggunakan pengeras suara, dibantu LCD, TV (bila ada). Kedua, menggunakan simbol-simbol Aswaja Annahdhiyah dalam dekorasi ruangan. Ketiga, menggunakan ruangan terbaik yang ada di madrasah/sekolah. Keempat, menggunakan perlengkapan terbaik yang dimiliki sekolah/madrasah. Pihaknya juga mendorong bahwa penyelenggaraan itu harus nyaman, berkarakter, dan bermakna.


Pihaknya juga mendorong rekomendasi penguatan dalam Mopdik yaitu melalui stories (sejarah perjuangan para pendiri madrasah/sekolah tersebut), simbol (logo, jargon, seragam, ide-ide menarik, webside, ciri khas egiatan ber Aswaja an Nahdhiyah), dan language (penggunaan yel-yel dan lagu-lagu tertentu).


Usai sosialisasi dan pemaparan materi dari narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi, dan tanya jawab yang dipandu oleh Ubbadul Adzkiya. (ip)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar