Semua Anak adalah Cerdas - Soeara Moeria

Breaking

Jumat, 10 Mei 2024

Semua Anak adalah Cerdas

Semua anak pada dasarnya cerdas. (haibunda.com)


Oleh : Maftuhan, Tenaga Pendidik di MI Miftahul Ulum Lajer Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan


Guru adalah profesi yang sangat mulia bagi Tuhan. Mengajari murid dengan sepenuh hati, memberi pengetahuan yang belum pernah dimengerti siswa.


Terkadang siswa ada yang cepat masuk dalam pengetahuan, ada juga yang lambat. Karena semua siswa adalah pintar tetapi ada yang sebagian diunggulkan sesuai karakter.


Siswa cepat paham ilmu menghitung, namun belum tentu bisa cepat dalam ilmu sejarah dan sebagainya. Karena siswa tidak bisa diberikan yang instan.


Semuanya harus ada proses yang berjalan, sesuai dengan minat siswa. Siswa bisa menerima ilmu semuanya dengan cara guru menyelami dunia anak terlebih dahulu.


Setelah itu baru diberi ilmu apa saja baru bisa masuk, dengan catatan tidak terlalu melebihi kapasitas pembelajaran terhadap siswanya.


Misal siswa diberi pelajaran dengan durasi lebih dari 4 jam dalam satu keilmuan saja, itu sangat memberatkan bagi siswa apalagi siswanya di tingkat dasar.


Awal Mengajar


Saya pertama mengajar ketika kuliah, siswanya teman saya karena ada runtutan materi di kampus. Dilanjutkan ketika PPL (Praktik Pengalaman Lapangan).


Ketika itu PPL saya di MA atau setara dengan SMA di Kabupaten Kudus kampus saya di STAIN Kudus kala itu sekarang (IAIN Kudus)


Dilanjut mengajar pengabdian masyarakat ketika KKN (Kuliah Kerja Nyata) saya di tempatkan di daerah plosok lereng Muria di desa Jepalo kabupaten Pati, kala itu selain pengabdian masyarakat juga ngajar di SD dan MI sekolahnya saling hadapan.


Sampai setelah wisuda pengalaman mengajar ketika di Lombok NTB ada program dari LAZISNU peduli pasca gempa pada tahun 2018. Di sana paling mengesankan, sebab selain menjadi pengajar juga harus bisa memberikan ilmu agama tentang bagaimana tidak trauma adanya bencana gempa.


Ada yang orang tuanya, adik, kakak, dan saudara dekatnya sudah tidak bernyawa. Rumahnya sudah tidak ada karena rata dengan tanah.


Mengajar hanyalah memberikan ilmu saja, namun karakter jiwa yang menempel lebih dibangkitkan agar tidak menimbulkan setres bagi korban yang berusia anak-anak dan dewasa.


Maka dari itu saya sebagai guru harus siap dengan apa yang ada dan ditempatkan dimana saja. Setelah itu ketika menikah saya pindah rumah dan setelah itu saya segera ajukan mutasi pindah ngajar juga.


Program Literasi 


Mulai tahun 2019 saya pindah mengajar di dekat rumah baru, yakni di MI Miftahul Ulum Lajer kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan Jawa Tengah hingga sekarang.


Setelah pindah saya punya program literasi sekolah dan diterima oleh kepala sekolah, setelah itu saya diberi amanah untuk mengelola pojok Baca dan saat itulah pengalaman mengajar mulai terasa.


Membangun gerakan literasi di sekolah lebih mudah dibanding membangun literasi masyarakat, karena saya di rumah juga sebagai pengelola Taman Baca Rumah Kreatif.


Pengalaman mengajar saya berliku-liku tanpa ada rencana. Karena Tuhan yang menjadikan saya dipertemukan orang hebat di luar sana, termasuk Bapak Usman.


Mengajari anak di usia setara Sekolah dasar adalah perlu sifat sabar, sebab dunia mereka masih ada permainan. Dengan cara menyelami dunia mereka terlebih dahulu baru bisa memberi ilmu yang disampaikan. (10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar