Implementasi Ketakwaan dan Gotong Royong dalam Menumbuhkan Literasi - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 20 Maret 2024

Implementasi Ketakwaan dan Gotong Royong dalam Menumbuhkan Literasi

Muhammad Hammam Miftakhudin.


Oleh : Muhammad Hammam Miftakhudin, Mahasiswa PPG Prajabatan UPS Tegal


Kurikulum Merdeka saat ini, memiliki keharusan adanya penerapan profil pelajar Pancasila dalam belajar mengajar. Di mana terdapat 6 dimensi profil, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong roroyng, kreatif, bernalar kritis, dan mandiri. 


Profil tersebut harus tercantum dalam segala aspek kegiatan pembelajaran. Sehingga menuntut gurunya juga harus memiliki profil Pancasila. Selain hal tersebut, Kurikulum Merdeka juga menekankan pada peningkatan aspek Literasi dan Numerasi. Hal tersebut ada karena literasi anak Indonesia masih rendah. Berdasarkan hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) 2022 baru-baru ini diumumkan pada 5 Desember 2023, dan Indonesia berada di peringkat 68 dengan skor; matematika (379), sains (398), dan membaca (371).


Penelitian ini mengevaluasi prestasi siswa yang berusia 15 tahun dalam disiplin ilmu matematika, membaca, dan sains. Partisipasi PISA 2022 melibatkan sekitar 690 ribu siswa dari 81 negara, dan survei ini dilaksanakan setiap tiga tahun sekali. Sejak 2000, OECD secara konsisten telah mengadakan penilaian ini.


Kedua hal di atas, tentunya membuat tugas guru menjadi sangat berat. Selain mendidik peserta didik untuk memiliki profil pelajar pancasila, juga harus meningkatkan minat literasi. Ada beberapa pembiasaan sederhana yang bisa di terapkan di kelas. Kenapa kelas? karena Kelas adalah tempat peserta didik untuk belajar dan mendapat pembelajaran. Berikut salah satu kegiatan yang mampu menumbuhkan profil pelajar Pancasila sekaligus minat Literasi siswa.


Pembiasaan Tadarus Al-qur’an

Pembiasaan ini dapat menumbuhkan rasa ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Biasanya kita membaca Al-qur’an tanpa melihat maknanya. Nah, marilah kita mencoba anak didik kita untuk membaca Al-qur’an dan juga maknanya. Sehingga anak bisa tahu isi yang disampaikan dalam ayat yang dibaca. Peserta didik juga bisa memetik pelajaran yang ada di sebuah ayat. Pelajaran yang baik di dalam Al-qur’an sangatlah banyak, sehingga bisa juga memberi pemahaman akan perbuatan atau akhlak yang baik. Pembiasaan tersebut juga bisa menumbuhkan literasi siswa untuk membaca.


Membaca Al-qur’an beserta memaknai terjemahannya bagi yang muslim, tentu akan menumbuhkan rasa iman dan takwanya kepada Allah SWT. Keimanan dan ketakwaan ini bisa terintegrasi dengan semua aspek kehidupan. Membaca makna pada sebuah ayat juga merupakan ikhtiar yang bisa dilakukan oleh guru untuk menumbuhkan sikap literasi serta bisa mengambil pembelajaran pada ayat tersebut.


Gotong Royong Melalui Diskusi 

Maksudnya adalah guru bisa memanfaatkan pembelajaran yang berprofil pelajar Pancasila seperti dimensi gotong royong melalui diskusi. Dan usahakan dalam diskusi tersebut terdapat kegiatan untuk membaca sumber pustaka. Artinya ketika diskusi, guru bisa mengarahkan anak didiknya ke perpustakaan. Dari pengamatan sekitar, perpustakaan sekolah di Kabupaten Tegal rata-rata kurang peminat dari siswanya. Sehingga perlu inisiatif guru untuk memanfaatkan perpustakaan sebagau sarana gotong royong diskusi sekaligus literasi bagi peserta didik.


Gotong royong adalah sikap sederhana yang sudah ada sejak zaman dahulu. Pada zaman kerjaan di Nusantara sudah menerapkan sikap gotong royong. Artinya gotong royong adalah warisan leluhur. Dan seperti kita ketahui, sikap gotong royong mungkin adalah sikap yang sangat mampu di lakukan setiap orang. Karena sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran manusia lainnya. 


Gotong royong ini bisa diterapkan juga di segala aspek kehidupan, khususnya pembelajaran. Dapat menumbuhkan literasi jika gotong royong melalui diskusi di integrasikan dengan kegiatan mencari sumber referensi melalui membaca. Dan kegiatan tersebut bisa memanfaatkan perpustakaan yang kita tahu sebagai sumber bacaan yang lengkap.

 

Dua kegiatan diatas mungkin terlihat sangat sederhana dan biasa saja. Namun jika di laksanakan secara kontinyu akan membuat kebiasaan yang baik dan jika dilaksanakan secara rutin diharapkan mampu menumbuhkan peserta didik generasi berakhlak Al-qur’an dan berprofil Pelajar Pancasila yang cinta literasi. Ajarkan kepada peserta didik hal-hal yang sederhana agar mudah di laksanakan dan bisa bermakna bagi mereka. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar