Peran Wali Kelas Mewujudkan Kelas yang Sehat - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 28 Februari 2024

Peran Wali Kelas Mewujudkan Kelas yang Sehat

 

Wali kelas mempunyai peranan penting. (Gurusiana)


Oleh : Irna Maifatur Rohmah, alumnus UIN Prof KH Saifuddin Zuhri Purwokerto


Wali kelas merupakan guru yang bertanggung jawab atas seluruh siswa dalam suatu kelas. Wali kelas berperan mengawasi dan memberikan pendekatan kepada siswa dalam kelas tersebut. Wali kelas juga menjadi mediator antara siswa dengan guru mata pelajaran lain yang memiliki kendala. Misalkan ada hal yang kurang menyenangkan di suatu kelas, guru mata pelajaran bisa melapor ke wali kelas untuk menindaklanjuti siswa dari kelas tersebut. Jadi wali kelas memiliki kendali atas kelas yang diampunya. 


Wali kelas secara tidak langsung menahkodai ke mana arah dari kelas tersebut. Meskipun secara administratif sudah ditentukan oleh tujuan pendidikan nasional. Namun wali kelas yang memiliki kendali langsung akan hal tersebut. Sebagai siswa yang notabanenya masing anak-anak tentunya masih butuh sentuhan dan campur tangan orang dewasa. Dalam hal ini, wali kelas lah yang memiliki peran ketika siswa di sekolah.


Oleh karenanya, wali kelas harus memiliki beberapa hal berikut ini: Peduli terhadap kondisi siswa. Wali kelas yang menjadi orang tua kandung di sekolah sudah semestinya peduli terhadap siswa. Apabila ada kegiatan terkait siswa seperti kebersihan kelas, clasmeeting, atau kegiatan lain sepantasnya membimbing dan mendampingi guna mengontrol siswa yang berperan dalam kegiatan tersebut. Wali kelas juga harus mendorong seluruh siswa untuk berpartisipasi dan menyukseskan kegiatan.

 


Kehadiran wali kelas nyatanya sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa. Siswa menjadi merasa diperhatikan dan mempererat chemistry di antara keduanya. Tidak hanya untuk kegiatan tambahan, kegiatan utama sekolah yakni pembelajaran pun harus diawasi dan diperhatikan wali kelas. Wali kelas berhak tau siapa yang aktif dan siapa yang membutuhkan perhatian untuk meningkatkan motivasi belajar. Kehadiran wali kelas secara langsung menjadi bentuk kepedulian terhadap siswa.


Tidak menutup diri dan terbuka dengan siswa. Siswa membutuhkan tempat untuk bercerita dan mencari solusi dari masalah yang ada di sekolah. Meskipun ada guru BK, namun wali kelas sebagai orang tua kandung di sekolah sepantasnya memberikan ruang kepada siswa untuk berbagi cerita dan permasalahan. Di sisi lain, wali kelas harus menerima siswa bagaimanapun keadaannya. Sebab, di sekolah merupakan tempat untuk menempa dan ditempa. Sehingga guru harus terbuka kepada siswa, pun sebaliknya.


Mengikuti perkembangan siswa. Sebagai orang tua kandung di sekolah, wali kelas harus mengikuti perkembangan siswa. Sebuah bentuk kepedulian terhadap siswa dapat diwujudkan dengan mengetahui pencapaian dan juga hambatan yang diamali oleh siswa maupun kelas secara umum. Wali kelas juga menerima dan mendorong siswa untuk terus berkembangan dan semangat dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.


Tidak monoton. Siswa yang semakin hari semakin ada saja tingkah dan perilakunya membuat wali kelas memperbarui cara mendidik dan pendekatannya. Dunia maya yang semakin dominan mempengaruhi pola berpikir dan perilaku siswa. Nilai-nilai sosial dan moral terkadang menjadi taruhan. Oleh karenanya, wali kela harus memperbarui dengan pola yang siswa miliki atau mengikuti perkembangan sosial dan moral siswa.


Menghargai siswa. Meskipun masih berstatus siswa namun memiliki hati dan perasaan juga. Maka dari itu, wali kelas harus menghargai usaha mereka meskipun tidak selalu berhasil. Namun, dengan dihargai siswa akan merasa bahwa keberadaannya penting. Inilah yang perlu dilakukan untuk mengasah rasa percaya diri siswa, dengan menghargai siswa itu sendiri. 


Tidak mudah terbawa emosi. Siswa yang notabene-nya masih belum berusia dewasa masih memiliki emosi yang labil. Sebagai guru atau wali kelas, harus bisa menyeimbangi sifat siswa tersebut dengan bijaksana dan tidak terbawa emosi. Tidak jarang ditemui kelas yang sedang ribut antar siswanya. Sebagai wali kelas pasti ikut andil dalam penyelesaian masalah tersebut. 


Maka sikap yang paling tepat yakni mendengarkan kedua belah pihak dengan bijaksana dan tidak tersulut emosi. Sehingga wali kelas tidak memihak dan berada sebagai mediator. Hal ini juga berlaku untuk pengambilan keputusan antar siswa. Wali kelas tidak boleh terbawa emosi meskipun kelas terkadang tidak efektif, namun wali kelas harus tetap tenang dan tidak terbawa emosi.


Kurang lebihnya seperti itu untuk mewujudkan kelas yang sehat secara fisik maupun psikis. Keterlibatan wali kelas dan siswa secara langsung memang tidak bisa terpisahkan dan menjadi faktor penunjang utama terciptanya kelas yang ideal secara administrasi maupun kualitas. (13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar