Belajar dari Filosofi Kertas Kosong - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 28 Februari 2024

Belajar dari Filosofi Kertas Kosong

Kertas putih. (Foto: Ubuy Indonesia)

Kertas adalah barang yang seringkali digunakan manusia untuk menulis dan menggambar. Kertas bisa menjadi media untuk mengekspresikan diri. Kertas kosong bisa menampung apa yang mau utarakan entah itu hal yang menyenangkan atau menyedihkan. Kertas bisa menjadi ruang dalam menghadapi kehidupan. Entah mau mengisi lembaran dengan penerimaan ataupun dengan ketidakpuasan atas apa yang telah diberikan. Berikut pelajaran hidup yang bisa diambil dari sebuah kertas kosong:


1.  Kepercayaan

Kepercayaan  itu ibarat kertas kosong. Yang masih putih tanpa adanya debu dan coretan. Ketika kepercayaan bisa dijaga tanpa adanya penghianatan maka hubungan yang telah dibina akan tetap utuh. Namun, ketika sebuah kebohongan hadir dalam suatu kepercayaan. Maka, rasa percaya yang semulanya utuh akan menjadi berubah bahkan bisa menjadi runtuh. 


Meskipun masih bisa memaafkan kesalahan yang telah dibuat itu tidak akan membuatnya kembali seperti sediakala. Semua luka yang telah ditorehkan akan ada bekasnya meskipun dicoba untuk dihapus berulang kali. Oleh karena itu, jagalah kepercayaan sebaik mungkin karena rasa kepercayaan itu adalah hal yang amat berharga dalam menjalin suatu hubungan.


2. Pilihan

Hidup itu ibarat kertas kosong. Tergantung pilihan mau bagaimana mengisi lembaran kertas tersebut dengan apa. Mau mengisinya dengan hal-hal positif seperti motivasi, rasa syukur, keikhlasan, ketulusan, kesabaran, tanggung jawab dan ketabahan atau dengan hal-hal yang negatif seperti overthingking, putus asa, menyalahkan diri sendiri dan kenyataan. 


Semua itu ada di genggaman tanganmu. Orang lain mungkin bisa mempengaruhi dirimu berbuat hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan tetapi kamu memiliki kendali atas apa yang ada dalam hidupmu mau menolak atau justru terhanyut dalam suasana yang pada akhirnya membuatmu menyesal di kemudian hari.

 

3. Refleksi Diri

Dengan kertas kosong kamu bisa menceritakan apa yang ingin utarakan apapun itu. Rutinitas kehidupan yang kadang itu membuatmu merasa jengkel dengan plot twist yang tidak terduga. Keajaiban yang datang tanpa kamu sangka-sangka. Pelajaran hidup yang didapat dalam pengalaman yang tidak menyenangkan. Membuatmu pernah di fase seolah dilingkupi kegelapan sampai pada akhirnya kamu bisa menemukan setitik lentera yang membuatmu bangkit lagi. Kejadian sederhana tetapi melekat dalam ingatan tentang perjalanan yang manis dengan orang yang kamu sayangi. Semua itu tersimpan dengan baik. 


Ketika kamu membaca tulisanmu kamu merasa seolah kembali ke masa itu. Kamu bisa tersenyum atas apa yang terjadi di masa lalu. Tidak ada memori kelam yang justru menjadi trauma tetapi justru guru yang bijak dalam memberikan suatu pelajaran yang bisa kamu gunakan untuk melewati fase-fase dalam hidup. Kamu merasa lega ternyata hari yang tidak mudah dilewati itu bisa kamu hadapi. Semua itu hanya fana. Begitupun dengan kegagalan, kesedihan, ujian dan masalah yang seringkali membuat hidup seakan sudah tidak ada harapan. Padahal, itu semua adalah hal yang akan menjadikan hidup lebih berwarna. 


4. Perjalanan Terakhir

Masa-masa perjalanan kehidupan yang kamu jalani pun akan habis. Tinggal bagaimana kamu menggunakannya. Masihkah membandingkan diri dengan orang lain? Atau sudah mulai membenahi diri, evaluasi atas apa yang pernah kamu dilakukan. Kamu mau dikenal sebagai apa setelah ragamu menyatu dengan tanah. Kamu mau memberikan suatu karya yang bisa memotivasi orang lain untuk terus bersemangat dalam hidup atau apapun yang bisa kamu lakukan agar bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat. Gunakan sebijak mungkin selagi masih ada kesempatan. (Zulfa Wafirotul Khusna/13)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar