Keamanan Cyber dalam Era Teknologi Informasi - Soeara Moeria

Breaking

Senin, 08 Januari 2024

Keamanan Cyber dalam Era Teknologi Informasi

Pentingnya cyber security. (Foto: Binus University)

Oleh : Muhamad Alfian Bayu Prayugo, mahasiswa Fakultas Teknik jurusan Informatika Universitas Muhammadiyah Malang


Cyber security adalah upaya untuk melindungi sebuah sistem dari serangan yang tidak sah yang dilakukan oleh individu, atau kelompok yang tidak bertanggung jawab. Kepentingan di balik cyber attack juga beragama, mulai dari merusak sistem hingga mencuri data yang tersimpan dalam sebuah sistem. Oleh karena itu, cyber security dikembangkan dan dibuat untuk mencegah perusakan dan pencurian data dilakukan. Sistem ini bekerja dengan memproteksi semua informasi dan sistem, baik jaringan, aplikasi dan proses perpindahan data. Perlindungan sistem dari serangan digital sudah menjadi sebuah kewajiban dan mencegah kerusakan serta kerugian dalam bentuk apa pun. Sehingga tujuan perlindungan adalah mencegah ancaman untuk beroperasi dalam sebuah sistem. 


Dalam menerapkan perlindungan, terdapat tiga prinsip yaitu confidentiality, integrity, availability. Kerangka kerja keamanan cyber adalah struktur yang dirancang untuk melindungi sistem komputer, jaringan, dan data dari ancaman keamanan. Cyber security melibatkan serangkaian langkah-langkah dan kebijakan untuk mengidentifikasi, melindungi, mendeteksi, merespons, dan memulihkan dari insiden keamanan


Keamanan cyber dalam konteks teknologi informasi (TI) adalah upaya untuk melindungi sistem, jaringan, data, dan infrastruktur TI dari ancaman dan serangan yang dapat merugikan keberlanjutan, integritas, dan kerahasiaan informasi. Semakin kompleksnya ekositem TI meningkatkanya ketergantungan organisasi pada teknologi.

 

Ancaman ancaman umum dalam dunia maya. Ancaman terhadap dunia maya dapat berasal dari berbagai pihak, termasuk spionase perusahaan, peretas, kelompok teroris, organisasi kriminal, dan karyawan yang tidak puas. Jenis ancaman keamanan cyber mencakup identity theft, corporate data theft, cyber espionage, cyber extortion, carding, pencurian akun, pencurian data, dan peretasan.ancaman ini dapat menyebabkan kerugian besar, seperti kehilangan data, kerusakan reputasi, dampak ekonomi, bahkan ancaman terhadap keamanan nasional.


Dalam mengatasi ancaman ini, diperlukan kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam memperkuat sistem keamanan. Selain itu, juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, menerapkan regulasi yang ketat, dan mengembangkan teknologi keamanan yang lebih canggih


Dalam era digital yang terus berkembang, keamanan siber semakin menjadi ancaman serius bagi organisasi di seluruh dunia. Perlindungan sistem dan data dari serangan siber yang berbahaya menjadi prioritas utama. Untungnya, kemajuan teknologi telah memberikan solusi inovatif dalam bidang keamanan siber. Dalam artikel ini, kami akan mengulas delapan teknologi terbaru yang memainkan peran krusial dalam menjaga keamanan siber.


Keamanan cyber menjadi aspek kritis dalam era digital yang terus berkembang, karena organisasi di seluruh dunia menghadapi ancaman yang semakin kompleks dan terus berkembang. Serangan siber, seperti malware, peretasan, pencurian data, dan ancaman lainnya, dapat menyebabkan kerugian finansial, reputasi yang rusak, dan pelanggaran privasi yang serius. Akan tetapi, dengan adanya perkembangan teknologi terbaru, ada alat dan metode baru yang dapat membantu organisasi mendeteksi, mencegah, dan merespons serangan siber dengan lebih efektif. Berikut adalah penjelasan mengenai delapan teknologi terbaru dalam keamanan siber. 


Pertama, Keamanan Berbasis Kecerdasan Buatan (AI). Keamanan Berbasis Kecerdasan Buatan (AI) adalah pendekatan keamanan siber yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan merespons ancaman siber dengan lebih efektif. Dengan memanfaatkan algoritma dan model machine learning, AI mampu menganalisis data secara real-time, memahami pola perilaku normal, dan mengenali aktivitas mencurigakan atau tidak biasa dalam sistem dan jaringan. Dengan kecepatan dan ketepatan dalam deteksi, AI membantu organisasi melindungi data, jaringan, dan infrastruktur mereka dari serangan siber yang berbahaya, serta memberikan respons otomatis yang cepat untuk mengatasi ancaman sebelum menyebabkan kerugian lebih lanjut.


Kedua, Keamanan Berbasis Blockchain. Keamanan Berbasis Blockchain adalah pendekatan keamanan yang menggunakan teknologi blockchain untuk melindungi data dan transaksi dari perubahan atau manipulasi yang tidak sah. Dalam blockchain, data disimpan dalam blok yang terhubung secara kriptografis, membentuk rantai yang tidak dapat dimanipulasi. Keamanan ini memberikan integritas data dan transparansi, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih terpercaya dimana semua transaksi dapat diverifikasi oleh semua pihak yang terlibat. Selain itu, sistem ini mengurangi risiko pemberantasan dan pencurian data karena mekanisme enkripsi yang kuat dan desentralisasi infrastruktur.


Ketiga, Otentikasi Multifaktor (MFA). Otentikasi Multifaktor (MFA) adalah metode keamanan yang memerlukan pengguna untuk mengidentifikasi diri dengan lebih dari satu bentuk otentikasi sebelum diizinkan untuk mengakses akun atau sistem. Biasanya, MFA menggabungkan setidaknya dua dari tiga faktor berikut: sesuatu yang Anda ketahui (seperti kata sandi), sesuatu yang Anda miliki (seperti token fisik atau ponsel cerdas), dan sesuatu yang Anda adalah (seperti sidik jari atau wajah). 


Dengan memerlukan beberapa bentuk otentikasi, MFA meningkatkan keamanan secara signifikan dibandingkan dengan metode otentikasi tunggal seperti kata sandi saja. Hal ini mengurangi risiko akses oleh pihak yang tidak sah, menciptakan lapisan perlindungan ekstra untuk akun dan data sensitif. MFA telah menjadi pendekatan keamanan yang semakin umum digunakan di berbagai platform dan layanan online untuk melindungi identitas dan informasi pengguna dari potensi ancaman siber.


Keempat, Keamanan Internet of Things (IoT). Keamanan Internet of Things (IoT) adalah upaya untuk melindungi perangkat yang terhubung ke internet, serta data yang mereka kirim dan terima dari potensi ancaman siber. IoT mencakup berbagai perangkat seperti perangkat pintar, kamera keamanan, sensor pintar, dan banyak lagi yang dapat berkomunikasi dan berbagi data melalui jaringan. Secara singkat, tantangan keamanan IoT adalah karena banyak perangkat ini sering kali dirancang dengan keterbatasan daya komputasi dan sumber daya yang terbatas. Oleh karena itu, beberapa perangkat mungkin memiliki kerentanan terhadap serangan yang dapat dimanfaatkan oleh peretas.


Kelima, Keamanan Jaringan-defined Software (SDN). Keamanan Jaringan-defined Software (SDN) adalah pendekatan keamanan cyber yang menggunakan teknologi jaringan-defined software untuk meningkatkan keamanan dan pengelolaan jaringan. Dalam SDN, kontrol jaringan dipisahkan dari perangkat keras fisik dan diatur melalui lapisan perangkat lunak sentral. Menggunakan SDN, keamanan jaringan dapat ditingkatkan melalui pemisahan dan isolasi lalu lintas, implementasi kebijakan akses yang ketat dan deteksi cepat terhadap aktivitas mencurigakan. SDN memungkinkan administrasi jaringan yang lebih terpusat, sehingga memudahkan pengawasan dan respons terhadap ancaman siber dengan lebih efisien. Dalam meningkatkan fleksibilitas dan visibilitas jaringan, SDN memberikan cara yang lebih efektif untuk melindungi jaringan dari serangan dan memitigasi risiko keamanan secara keseluruhan.


Keamanan cyber adalah upaya untuk melindungi sistem, jaringan, aplikasi perangkat lunak  sistem kritis, dan data dari potensi ancaman digital. Ancaman keamanan siber dapat berasal dari berbagai pihak, termasuk spionase perusahaan, peretas, kelompok teroris, organisasi kriminal, dan karyawan yang tidak puas. Jenis ancaman keamanan cyber mencakup identity theft, corporate data theft, cyber espionage, cyber extortion, carding, pencurian akun, pencurian data, dan peretasan. 


Untuk mengatasi ancaman ini, diperlukan kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam memperkuat sistem keamanan, meningkatkan kesadaran masyarakat, menerapkan regulasi yang ketat, dan mengembangkan teknologi keamanan yang lebih canggih. Ada beberapa teknologi terbaru dalam keamanan siber yang dapat membantu organisasi mendeteksi, mencegah, dan merespons serangan siber dengan lebih efektif, seperti keamanan berbasis kecerdasan buatan (AI), keamanan berbasis blockchain, otentikasi multifaktor (MFA), keamanan Internet of Things (IoT), dan keamanan jaringan-defined software (SDN). (*)

2 komentar: