Demokrasi dalam Terobosan Media Digital - Soeara Moeria

Breaking

Jumat, 22 Desember 2023

Demokrasi dalam Terobosan Media Digital

Demokrasi (foto: sekolahan.co.id)

Oleh : Rosmini Paokuma, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang


Perkembangan teknologi membawa perubahan besar di berbagai lapisan kehidupan, salah satunya pada perubahan berdemokrasi dan politik di suatu negara, yang ditentukan oleh seberapa besar partisipasi dari masyarakatnya. Partisipasi itu akan tampak, ketika masyarakat ikut terlibat secara aktif dalam kehidupan berpolitik. Contohnya, Saat ini kita sudah memasuki tahun politik menyambut pemilu 2024. Di mana, setiap warga negara memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin mereka.


Tahun politik sering kali diwarnai dengan sejumlah tanda-tanda khas yang mencerminkan suasana yang unik dan terkadang konyol, dari janji-janji manis para kandidat hingga warna pakaian yang anda pakai diperhatikan orang lain dan dihubungkan dengan dukungan politik.


Perlu diketahuai, dalam proses demokrasi, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang ikut mempengaruhi tinggi-rendahnya partisipisi politik. Salah satunya adalah anak-anak muda, mereka adalah kelompok masyarakat, yang menurut pasal 1 Undang-undang nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan, definisikan sebagai warga negara Indonesia dalam rentang 16 hingga 30 tahun. Dengan kata lain, demokrasi mengizinkan semua warga negara ikut berpartisipasi baik seracara langsung maupun tidak langsung.


Kebebasan berekspresi tidak hanya disalurkan secara langsung, namun juga mengisi ruang digital sebagai sarana penyalur aspirasi dan pendapat. Media  digital menjadi ruang pertisipasi publik dalam menyampaikan gagasan-gagasan atau pemikiran induvidu. Pada tahun 2018, Komisi Pemilihan Umum (KPU) menambah metode kampanye pemilu 2019, yaitu kampanye menggunakan media sosial. 


Ketentuan tersebut diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pemilihan Umum, yang isinya “Diperkenankan menggunakan media sosial sebagai metode kampanye, karena kita menyadari bahwa zaman sudah berubah, pengguna media sosial juga semakin besar.”


Varian media digital yang tengah berkembang dan banyak diminati orang adalah Facebook, Twitter, Whatsapp, Youtube, dan sebagainya. Media digital sebagai sarana komunikasi, memiliki peran membawa penggunanya untuk berpartisipasi secara aktif dengan memberikan kontribusi dan feedback secara terbuka, baik untuk membagi maupun member respon secara online dalam waktu yang tepat.


Perkembangan teknologi digital yang semakin pesat memiliki dampak positif dalam demokrasi. Pertama, teknologi digital telah meningkatkan partisipasi politik masyarakat, memudahkan mengakses informasi politik, berdiskusi, dan berbagi pendapat melalui platform online. Kedua, teknologi digital memungkinkan masyarakat dengan mudah mengakses informasi publik, mengawasi tindakan pemerintah, dan memantau kinerja para pemimpin. Hal ini dapat mengurangi risiko korupsi. Ketiga, generasi muda cenderung lebih terhubung dengan teknologi digital, mendorong keterlibatan mereka dalam proses politik, menyuarakan pandangan, dan berpartisipasi dalam diskusi politik. Keempat, penggunaan teknologi untuk pemungutan suara elektronik, pemantauan suara secara real-time, dan audit elektronik dapat mengurangi kemungkinan kecurangan dan menambah kepercayaan masyarakat terhadap integritas pemilihan.


Keberadaan teknologi digital, tidak hanya membawa dampak yang positif, ada pula tantangan dan dampak negative dari perkembangan teknologi digital itu sendiri, dampak negative yaitu: Pertama, ketergantugan: pada teknologi digital dapat mengganggu interaksi sosial dan mengarah pada isolasisosial. Selain itu, kecanduan media social dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan mental. Kedua, penggunaan teknologi digital meningkatkan risiko pelanggaran privasi dan pencurian data. Dan untuk mengatasi dampak negatifnya. Kita perlu belajar untuk mengambil keuntungan dari teknologi digital sambil menjaga keseimbangan yang tepat antara penggunaan teknologi dan kesejahteraan fisik serta mental. 


Ketiga, informasi tidak akurat. Informasi yang tidak akurat atau hoaks dapat dengan mudah menyebar dan mempengaruhi opini publik. Informasi hoaks yang berseliweran kerap mengandung ujaran kebencian, yang harus ditindak tegas agar tidak menimbulkan permusuhan. Keempat, dalam lingkungan digital, terkadang terjadi perilaku negatif seperti pelecehan, kebencian, atau intimidasi. Hal itu dapat menghambat partisipasi politik yang sehat dan mengurangi ruang diskusi yang konstruktif. 


Teknologi digital memiliki potensi besar untuk meningkatkan partisipasi politik, transparansi, dan akses informasi dalam sistem demokrasi namun, kita juga perlu menyadari bahwa teknologi digital juga membawa tantangan baru, seperti penyebaran berita palsu dan disinformasi. Dalam hal partisipasi politik, teknologi digital memungkinkan masyarakat untuk lebih aktif terlibat dalam proses demokrasi. Melalui media sosial dan platform online, individu dapat berbagi pandangan mereka, berdiskusi, dan berorganisasi untuk menyuarakan kepentingan mereka. Sehingga memperluas ruang bagi suara-suara yang sebelumnya tidak terdengar dan dapat membuat partisipasi politik menjadi lebih inklusif.


Selain itu, teknologi digital juga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem demokrasi. Informasi tentang kebijakan pemerintah, penggunaan anggaran publik, dan tindakan politik dapat lebih mudah diakses oleh masyarakat, hal ini memungkinkan masyarakat untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja para pemimpin politik, serta memperkuat prinsip akuntabilitas dalam system demokrasi.


Kita juga harus berhati-hati terhadap dampak negatif teknologi digital dalam demokrasi. Penyebaran berita palsu dan disinformasi dapat dengan mudah tersebar melalui media sosial dan platform online, hal ini dapat mempengaruhi persepsi publik, memperburuk polarisasi politik, dan mengganggu proses demokrasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan literasi digital dan serta pendekatan yang seimbang dalam penggunaan teknologi digital. 


Pendidikan yang baik tentang penggunaan yang bertanggung jawab, perlindungan privasi, dan kemampuan kritis dalam menyaring informasi adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dari risiko teknologi digital dalam konteks demokrasi. Selain itu, penting untuk menerapkan aturan yang tegas untuk mengatasi pelecehan atau perilaku negatif lainnya di ruang digital guna menjaga lingkungan yang inklusif dan beradab bagi partisipasi politik yang sehat.


Secara keseluruhan, teknologi digital memiliki potensi besar untuk memperkuat demokrasi dengan meningkatkan partisipasi, transparansi, dan akses informasi. Namun, kita perlu mengatasi tantangan yang muncul, seperti penyebaran berita palsu, untuk memastikan bahwa teknologi digital digunakan dengan bijak dan bertanggung jawab dalam mendukung demokrasi. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar