Mencegah Paham Terorisme Lewat Musik - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 21 November 2023

Mencegah Paham Terorisme Lewat Musik

Asik Bang untuk cegah paham terorisme. (Banjarmasin Post)
Oleh : Syaiful Mustaqim, Pemimpin Redaksi soearamoeria.com


Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigadir Jenderal Polisi R. Akhmad Nurwakhid menyebutkan bahwa para pemuda di tanah air dari generasi Z dan milenial hingga kini masih rentan terpapar paham radikal. Hal tersebut lantaran anak muda kontrol emosinya masih labil, masih suka tantangan baru. Sementara wawasan kebangsaan dan pengetahuan keagamaan mereka masih tumbuh kembang serta belum dalam proses kematangan (Antara News, 30 September 2022). 


Pernyataan dari BNPT tersebut ternyata bukan hanya omong kosong belaka. Sebagaimana yang diberitakan Tempo 2 April 2021 menyebutkan sejumlah anak muda di bawah usia 30 tahun menjadi aksi terorisme dalam 12 tahun terakhir. Dari data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tahun 2017 menunjukkan pelaku terorisme mayoritas berasal dari kelompok anak muda. Dari data tersebut menyebutkan 11,8 persen pelaku terorisme berusia di bawah 21 tahun, dan 47,3 persen berada di rentang 21-30 tahun. 


Dalam kurun waktu 2009 – 2021 di antara deretan anak muda yang menjadi pelaku terorisme yakni Nana Ikhwan Maulana (28 tahun). Ia merupakan pelaku dalam insiden bom bunuh diri di Hotel Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009. Berikutnya ada Dani Dwi Permana (18 tahun) yang juga merupakan pelaku bom bunuh diri Hotel Ritz Carlton. 


Sultan Azianzah (22 tahun) adalah penyerang pos lalu lintas Cikokol pada 2016. Rabbial Muslim Nasution (24 tahun) merupakan pelaku bom diri di Mapolrestabes Medan pada 13 September 2019. Ada juga Tendi 23 tahun pelaku penusukan Bripka Frence di halaman Intel Brimob Kelapa Dua Depok pada Mei 2018. Dan dua nama terakhir, Lukman (26 tahun) pelaku bom diri Gereja Katedral Makassar pada Mei 2021 serta Zakiah Aini (25 tahun) pelaku yang menyerang Mabes Polri pada 31 Maret 2021. 


Anak Muda Terpapar Terorisme

Mengapa anak muda mudah terpapar terorisme? Komjen. Pol. Dr. Gatot Eddy Pramono, M.Si dalam papernya yang berjudul “Melindungi Dunia Pendidikan dari Paham dan Gerakan Kekerasan” menyebutkan ada 5 sebab anak muda gampang terjerumus ke jurang radikal terorisme. Pertama, pencarian identitas diri. Dalam studi yang dilakukan The United Stated Institute of Peace pada tahun 2010 menunjukkan bahwa 2.032 militan asing jaringan Alqaeda berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang sedang mencari identitas dirinya. 


Kedua, rindu kebersamaan. Perlu diketahui bersama bahwa jaringan terorisme lihai untuk memanfaatkan anak muda yang sedang galau dengan kondisinya masing-masing. Sehingga lewat bergabung di jejaring ini mereka malah menemukan kebersamaan yang kadang-kadang tidak ditemukan di dalam keluarganya. 


Ketiga, ingin melakukan perubahan. Mereka (anak muda) ingin memperbaiki apa yang dianggap mencederai rasa keadilan sehingga memiliki semangat yang tinggi yang menggebu-gebu untuk melakukan perubahan. Keempat, membangun citra diri. Bahwa anak muda ini ingin terlihat menonjol atau eksis karena mereka tidak segan untuk melakukan beragam cara impresif termasuk menjadi bagian kelompok ekstremis. Adapun yang terakhir, akses yang luas si dunia maya. Persinggungan dengan dunia maya yang dilakukan anak muda saat ini yang kerap menjadi permulaan bagi kalangan muda bergabung dengan jaringan radikal teroris. 


Cegah Terorisme Lewat “Asik Bang”

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui 34 Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di seluruh Indonesia sedang menggelar Aksi Musik Anak Bangsa (Asik Bang). Asik Bang merupakan event yang diselenggarakan FKPT dengan melibatkan pemuda yang di dalamnya ada pelajar, mahasiswa, dan komunitas musik. 


Kegiatan ini bagi penulis menarik lantaran penyebab radikalisme terorisme itu terjadi lantaran mereka kurang adanya sinergi (silaturahmi), tidak menyukai seni budaya ataupun kearifan lokal terutama musik. Dalam selebaran yang penulis baca setidaknya ada 4 tujuan Asik Bang digelar. Pertama, menggali dan melestarikan seni budaya bangsa Indonesia. Negara kita Indonesia terdiri dari beragam seni budaya. Jika digali dan diuri-uri niscaya seni budaya yang di negara kita akan senantiasa lestari. 


Kedua, membina dan meningkatkan rasa nasionalisme. Pemuda saat ini harus terus diajak beraktivitas ke arah yang positif. Jiwa-jiwa kebangsaan, nasionalisme, dan patriotismenya harus harus terus dipupuk agak tidak terjerumus kepada ideologi yang mencederai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hubbul wathan minal iman, spirit cinta tanah air adalah sebagian dari iman harus senantiasa terpatri dalam jiwa pemuda saat ini, dan seterusnya. 


Ketiga, menanamkan dan membina apresiasi seni dan sastra. Bahwa event yang diselenggarakan BNPT melalui FKPT ini merupakan upaya pembinaan agar karya anak muda saat ini tidak hanya sekadar ekspresi tetapi wujud apresiasi negara untuk anak bangsa. Dan keempat, mengembangkan sikap kompetitif pemuda. Event Asik Bang yang di dalamnya ada festival musik, cipta lagu maupun menulis merupakan upaya mengajak anak muda untuk berkompetisi menjadi yang terbaik. Fastabiqul khairat, berlomba-lomba untuk kebaikan. 


Event Asik Bang merupakan upaya mengajak anak muda berpartisipasi dalam kegiatan yang positif. Penulis berharap program tersebut bisa dilaksanakan kontinyu dan upaya memutus benih-benih terorisme di Indonesia melalui kegiatan berbasis seni budaya. Semoga. (*) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar