![]() |
Tangkapan layar peserta kuliah alternatif. (Foto: Nabilatun Nisa) |
Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Diki Afriza sebagai perwakilan Pegiat Peradaban yang mengatakan bahwa adanya Griya Peradaban berperan sebagai mimbar akademik sekaligus ruang kolaborasi pemuda.
"Griya Peradaban ini merupakan mimbar akademik sekaligus ruang kolaborasi bagi generasi muda. Griya Peradaban hadir untuk berperan aktif dalam meningkatkan kapasitas muda melalui kegiatan training, mentoring, sekaligus memperdayaan," ucapnya.
Dalam diskusi pertama, pembahasan terkait membangun keterampilan dalam komunikasi oleh narasumber Atin Anggraini Surono selaku mentor Griya Peradaban. Bahwasannya komunikasi itu juga memiliki ilmu yang harus dimiliki agar dapat menyampaikan informasi dengan tepat.
![]() |
Kuliah alternatif "communication & social network" |
Ia menambahkan beberapa hal yang dilakukan untuk mengelola stres menjadi produktif.
Dilanjutkan dengan pemateri kedua oleh H. Imam Fadhilah selaku Pendiri Rumah Pergerakan yang membahas terkait Sosial Network. Ia menyampaikan bahwasannya untuk menjadi seorang yang sukses dalam menjalin struktur sosial hendaklah dapat memahami relasi dalam simpul relasi.
"Untuk menjadi orang besar, kita harus merasa kecil. Hindari merasa besar sendiri, agar tidak mengecilkan yang lain," ungkap H. Imam Fadhilah.
Ia juga menegaskan bahwa komunikasi adalah soal inner beauty, kecantikan serta keanggunan yang muncul dari perkataan dan perbuatan.
"Berbuat baiklah kepada siapapun, tanpa terkecuali. Termasuk kepana orang yang tidak berbuat baik kepada kita,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyampaikan perihal menyikapi seorang yang besar diri. Kemudian pentingnya membangun sosial network kepada siapapun dengan mengondisikan diri agar tidak besar diri dan selalu merasa kecil. (nn)