Pengajaran Aswaja Harus Disajikan Menarik dan Relevan - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 07 Juni 2022

Pengajaran Aswaja Harus Disajikan Menarik dan Relevan

ToT guru madin se-Jateng. (Foto: M. Zulfa)

Magelang, soearamoeria.com - KH Nur Machin Chudlori saat menyambut peserta Training of Trainer (ToT) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jateng di Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo menandaskan ideologi Aswaja penting untuk diajarkan kepada santri maupun peserta didik. Pengajaran Aswaja tersebut tidak bisa ditampilkan dalam wujud biasa-biasa saja, ala kadarnya. “Pengajaran Aswaja harus ditampilkan dalam bentuk yang menarik dan relevan,” tandasnya, Selasa (7/6/2022). 


Berdasar latar belakang tersebut, lanjut Kiai Machin RMI PWNU Jawa Tengah mengadakan ToT guru Madin untuk menanggulangi persoalan pengajaran aswaja di madrasah diniyah yang dirasa kurang menarik. 


Dilanjutkan, pelatihan intensif yang diselenggarakan selama empat hari, diikuti oleh 80 guru madrasah diniyah se-Jawa Tengah ini, merupakan upaya peningkatan kemampuan guru madrasah diniyah dalam memaksimalkan media ajar. 


“Melalui kegiatan ini bertujuan untuk integrasi madin dan pesantren, baik dari kurikulum, nilai, dan tradisi. Pada tahap awal integrasi diarahkan pada RMI agar madin bisa menjadi pintu masuk calon santri ke pesantren. Sehingga madin menjadi ladang perjuangan khidmah alumni pesantren. Pada tahap jangka panjang diharapkan para santri madin bisa terintegrasi secara kemampuan dasar dengan pesantren, sehingga jangan sampai lulusan madin harus mengulang kelas di pondok pesantren,” tambah Kiai Machin.  


Ia menambahkan, dengan pelatihan pihaknya berharap guru madrasah diniyah juga bisa memanfaatkan perkembangan teknologi informasi. “Sehingga madrasah diniyah tidak terkesan kuno dan ketinggalan zaman. Harapannya bisa bersaing dengan lembaga-lembaga pendidikan keislaman lainnya yang mulai menjamur di Indonesia,” harap Ketua RMI PWNU Jateng. 


KH. Mohamad Muzamil, Ketua PWNU Jawa Tengah dalam sambutannya kepada para peserta mengemukakan agar peserta bisa mengkotekstualisasikan masalah dengan ilmu-ilmu yang sudah didapat selama belajar di pondok pesantren. 


Ia menegaskan agar saat muncul masalah bisa menyelesaikan dengan ilmu. “Kebaikan yang kita lakukan sekarang ini tak hanya kita yang menikmati, tidak hanya diri kita sendiri, semoga anak cucu kita di kemudian hari. Keadaan sekarang ini tentu tidak lepas dari riyadhoh dari orang tua dan guru-guru kita. Kita bisa nikmati sekarang ini. Cara mengatasi masalah dengan cara yang bijak. Dengan ilmu. Bukan dengan berantem,” pungkasnya. 


Selesai pembukaan di kompleks API, peserta melanjutkan kegiatan di Pesantren Enterpreneur Tempuran pada Selasa – Jumat (7-10/5/2022). Hadir sebagai narasumber KH Dian Nafi’ (Ketua PP RMI NU), Imam Mahalli, H. Shodiq, Ali Formen dan M. Rikza Chamami. 


Kegiatan diikuti PC RMI Se-Jateng yaitu Kota Semarang, Semarang, Demak, Kendal, Kota Salatiga, Jepara, Rembang, Grobogan, Kota Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Karanganyar, Wonogiri,  Pekalongan, Batang, Pemalang, Kota Magelang, Kebumen, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan Banjarnegara. (mz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar