Madin Harus Ditangani Bersama, Jangan Sampai Tidak Terurus - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 19 April 2022

Madin Harus Ditangani Bersama, Jangan Sampai Tidak Terurus

 

RMI PWNU Jateng silaturahmi ke PBNU. (Foto: M. Zulfa)
Jakarta, soearamoeria.com – KH Zulfa Mustofa, Wakil Ketua Umum bidang Keagamaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan bahwa Madrasah Diniyah (Madin) harus ditangani bersama, jangan sampai tidak terurus. 


“Perlu adanya sinkronisasi antara semua baik Banom, lembaga, badan khusus, pengurus wilayah, pengurus cabang dalam satu orkestrasi dirijen ketua umum dan sekretaris PBNU. Nah, saya support untuk bidang keagamaan,” ungkap Kiai Zulfa saat menerima silaturahmi Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah di Jakarta, Selasa (19/4/2022)


Dikatakan, menata kaderisasi pesantren dengan baik harus dimulai dari TPQ. Kemudian madrasah diniyah dilanjutkan ke pesantren. “RMI PWNU Jateng sudah membuat rancangan sistem pengelolaan madin yang baik maka bila belum ada metode dari RMI yang lain yang lebih baik bisa kita pilih untuk dijadikan sistem pengelolaan madin secara nasional,” paparnya. 


Hal lain ditambahkan Ketua RMI PWNU Jateng, KH Nur Machin Ch. Menurutnya di RMI Jateng memiliki hanya memiliki dua tugas yakni pengelolaan Madin dan tafaqquh fiddin bagi santri agar tetap kokoh. Namun setelah diaplikasikan dalam bentuk program, banyak hal yang harus dilakukan. 


“Di antaranya memberikan pemahaman bahwa RMI itu mengelola madin sesuai amanat Muktamar. Kemudian penerbitan buku “Pedoman Madrasah Diniyah Nahdlatul Ulama” untuk pengelola madin, untuk santri telah menyetak buku Aswaja (Ahlussunnah Wal-jama’ah An-Nahdliyyah) jilid 1 dan 2 untuk Madin Awwaliyyah/Ula. Sedangkan, jilid 3 dan 4 dalam proses editing. Ketiga buku ini sudah terdistribusi ke dua puluh enam cabang di Jateng,” tambahnya.  


Direktur Madin RMI PWNU, KH. Fadhlullah Turmudzi menyatakan anak-anak setingkat menengah sudah tidak mau ngaji di Madin. “Makanya dengan menghidupkan Madin secara tidak langsung akan menjalankan roda pesantren. Pesantren adalah NU kecil dan NU adalah pesantren besar. Keduanya merupakan rumah besar yang nyaman bagi segenap warga masyarakat Nahdliyyin,” pungkasnya. (mz)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar