Unik NU, Muhammadiyah, dan Syiah di Jepara Bersatu dalam Maulid Nabi - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 03 November 2021

Unik NU, Muhammadiyah, dan Syiah di Jepara Bersatu dalam Maulid Nabi

 

Maulid Nabi di Guyangan dihadiri berbagai Ormas Islam.
Jepara, soearamoeria.com - Ada yang unik dalam peringatan Maulid Nabi SAW yang berlangsung di Desa Guyangan Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara Rabu (03/11/2021) malam. Kenapa tidak? Peringatan Maulid tidak hanya dihadiri warga NU saja, melainkan juga Syiah, dan Muhammadiyah. Selain dihadiri ketiga Ormas Islam Pemerintah dan rakyat juga duduk bersama.  


Selepas pukul 20.30 WIB acara dimulai. Sementara perwakilan ormas sudah berada di Masjid ar-Rosul al-Akrom, bersholawat dengan diiringi ketipung rebana anak-anak Ponpes Darut Taqrib Jepara. 


Ratusan jamaah dari pojok-pojok dusun desa berdesakan memenuhi lokasi maulid. Pelataran luas depan masjid, padat merayap dipenuhi manusia yang penuh gelora cinta dan kerinduan dengan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Getaran Maulid semakin menyelimuti malam ketika mulai dibuka dengan tadarusan oleh Ustadz Syafii yang membacakan penggalan Surat al-Ahzab, dan dilanjutkan Tahlil yang dipimpin Ustadz Ali Syafaat.


Ketua Panitia, Kiai Nur Alim dalam sambutannya meminta hadirin untuk nyinauni (belajar, red.) dan meneladani Nabi dengan memperbanyak shalawat sebagai bekal hidup di masyarakat yang majemuk. Ia juga mengajak hadirin untuk menjaga persatuan, kerukunan, tepo seliro dan membela Kanjeng Nabi SAW. 


KH Nur Ihsan, Ketua MWCNU Bangsri memuji panitia pelaksana yang menurutnya unik. “Ide-ide yang cemerlang ini bisa dikembangkan secara terus-menerus. Dan berharap acara seperti ini bisa dilakukan juga oleh NU yang dihadiri oleh Syiah dan Muhammadiyah,” jelasnya.  


Menurut Kiai Ihsan ada kesamaan keunikan acara tersebut dengan kerukunan yang ada di Desa Bondo. Di Bondo lanjutnya bukan hanya persatuan dan toleransi antar NU, Muhammadiyah dan Syiah saja, bahkan antar non-Muslim. 


Dicontohkan, ketika ada acara kematian, maka yang hadir dan yang memberi sambutan pun pemuka-pemuka agama tersebut dan pengucapan salamnya pun menggunakan cara Islam dan non-Muslim. “Ini adalah bentuk toleransi yang luar biasa,” tegasnya.  


Jamaah menghadiri peringatan Maulid Nabi dengan hidmad. 
Sementara itu Ustadz Asmui, Sekretaris mewakili Ketua Muhammadiyah Guyangan juga memuji panitia. Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan malam penuh nikmat luar biasa, sebab semua mazhab-mazhab hadir dalam Maulid. 


Berbicara soal perbedaan pihaknya menegaskan bahwa di Guyangan masih terikat erat dengan ikatan persaudaran, baik Muhammadiyah, NU dan Syiah. Ini yang menjadi sumber utama persatuan, maka, tidak ada alasan saling cekcok. “Kalaupun ada perbedaan, itu karena gurunya berbeda meskipun sumber kitabnya sama,” jelasnya. 

 

Bupati Jepara, Dian Kristiandi dalam sambutannya mengatakan selama menghadiri acara-acara Maulid Nabi hanya di Guyangan yang berbeda dari yang lainnya, perbedaan dirajut dalam kesatuan dan ini adalah sesuatu yang sangat indah. "Kita harus jujur, bahwa fakta dan apa yang kita lihat pada malam hari ini adalah sebuah kenyataan. Dan inilah yang harus kita tiru, sesuatu yang baik harus kita tularkan," katanya. 

 

H Hisyam Zamroni, Wakil Ketua PCNU Jepara dalam ceramahnya menekankan pentingnya meneladani Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan bermasyarakat. Dijelaskan, karena keberadaan pribadi yang sangat agung dari sosok Nabi Muhammad SAW, maka Allah SWT menciptakan alam semesta ini. 


Berkenaan dengan hal tersebut ia menukil Hadits Qudsi, "Laulaka laulaka ya Muhammad, ma kholaqtu alaflaq." “Sedemikian rupa Allah SWT memuliakan Kanjeng Nabi, maka kita sebagai umatnya sudah seharusnya kita kumpul di sini demi memuliakan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Cinta kepada Kanjeng Nabi-lah menjadikan kita yang berada di Indonesia, dan jarak zaman yang begitu jauh dengan zaman Kanjeng Nabi, untuk hadir di sini dan mauludan,” terangnya. 

 

Di akhir ceramah Kepala KUA Kecamatan Jepara ini mengutip Sholawat Ibrahimiyah. Ia mengatakan bahwa kasih sayang Kanjeng Nabi SAW tidak hanya kepada umatnya saja akan tetapi meliputi semua umat yaitu umatnya Nabi Ibrohim AS  yang menurunkan Nabi-nabi Bani Israel yaitu kaum yahudi dan Nabi bani Nasrani. “Jika kita pahami Shalawat Ibrohimiyah ini dengan hati yang tulus maka tidak akan ada permusuhan dan perpecahan karena setiap lima waktu sholat kita mendoakannya,” pungkasnya. (ip) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar