Urgensi dan Strategi Tumbuhkan Budaya Literasi - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 21 Agustus 2021

Urgensi dan Strategi Tumbuhkan Budaya Literasi

 

Muhammad Khozin, founder saaltu.id. (Foto: Afifah)
Semarang, soearamoeria.com –  Membangun minat baca, Griya Peradaban berupaya mengajak generasi muda untuk menumbuhkan budaya literasi melalui kegiatan Kuliah Alternatif Angkatan II pada Sabtu (21/8/2021).


Agenda rutin perkuliahan yang telah memasuki pertemuan ke tujuh ini, dipandu oleh Alumnus Kuliah Alternatif Angkatan I, Astuti Rahayu. Melalui zoom meeting, kegiatan kali ini menghadirkan dua anak muda yang berpotensi di bidang literasi, yaitu Muhammad Khozin (Founder saaltu.id) dan Fajri Zulia R (Pegiat Santri Mengglobal).


Khozin, menjadi pemateri pertama menjelaskan tentang urgensi dan strategi menumbuhkan budaya literasi. Ia menyebutkan ada empat komponen penting dalam literasi, yaitu membaca, menulis, mendengar dan berbicara. Menurutnya, akan mencapai puncak literasi apabila keempat komponen tersebut menjadi hal yang bisa dikomunikasikan. 


Sebagai pemuda yang berusaha menggugah minat baca, Khozin menyampaikan bahwa strategi menumbuhkan budaya literasi bisa dilakukan dari lingkup kecil hingga besar, yaitu rumah, lingkungan dan negara.  Ia juga menyebut salah satu tokoh Indonesia yang daya bacanya luar biasa dan bisa diikuti, yaitu Gus Dur.


Ia juga mengutip ungkapan dari Najwa Shihab, “cuma butuh satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Carilah buku itu, mari jatuh cinta”. Menurut lelaki asal Demak ini, ungkapan tersebut simpel tapi tidak mudah untuk dilakukan.


“Kita hanya butuh menemukan minat. Jika kita sudah menemukan apa yang kita minati, maka otomatis kita akan mencari informasi tentang minat tersebut dengan membaca,”  jelas Penanggungjawab Program Griya Riset Indonesia ini.


Peserta kuliah alternatif sesi ke tujuh. (Foto: Afifah)

Tak kalah menggelitik, Fajri Zulia R menambahkan materi tentang menulis. Ia memaparkan dua hal yang harus dilakukan untuk mulai menulis, yaitu jangan berhenti membaca dan mencoba menulis. “Disadari atau tidak, kita semua adalah penulis. Seminim-minimnya, kita penulis caption di sosial media,” paparnya. 


Ia menuturkan bahwa penulis ialah orang yang memiliki cara pandang yang tak biasa. Penulis mampu menuangkan idenya secara logis dan sistematis dalam tulisannya. Kerangka berpikir logis dan sistematis dicirikan dengan argumentasi yang kuat dengan data dan analisis juga landasan teori.


“Selamat menjadi penulis! Selamat menjadikan masalah membuatmu lega menuliskannya. Selamat menuliskan keresahan dan membuatmu tak kalut mengungkapkannya, serta segera tuliskan kebahagiaan. Semoga rasamu sampai pada pembaca,” pungkas penulis buku ABCD Perempuan ini.


Pertemuan ke tujuh Kuliah Alternatif Angkatan II berjalan lancar dan khidmad. Peserta diharap tetap menjaga konsistensi dan antusiasnya hingga akhir sesi. (af)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar