Buku Terbaru Kartika Catur Pelita, “Perempuan yang Ngidam Buah Nangka” - Soeara Moeria

Breaking

Rabu, 14 Juli 2021

Buku Terbaru Kartika Catur Pelita, “Perempuan yang Ngidam Buah Nangka”

 

Cover buku : Perempuan yang Ngidam Buah Nangka.
Jepara, soearamoeria.com - Pada 2011 sastrawan Kartika Catur Pelita dikenal lewat novelnya yang berjudul Perjaka. Selang lima tahun kemudian, di tahun 2016 ia menerbitkan buku kumpulan cerpennya yang pertama berjudul Balada Orang-orang Tercinta. Setelah kembali jeda kurang lebih lima tahun, tahun 2021 ini lewat kerja sama dengan Poiesis Publisher, terbit buku kumpulan cerpennya yang kedua berjudul Perempuan yang Ngidam Buah Nangka. 


Pada kumpulan cerpennya kali ini, ia banyak bercerita tentang kisah manis, getir, miris, tragis, dan amis perempuan dan orang-orang tercinta. Mengupas segala problematiknya. “Temane gado-gado. Persahabatan, cinta, seks, kritik sosial, pernik rumah tangga, prinsip hidup, dan mitos. Cerita-cerita menguar perihal perjuangan, ambisi, impian, cita-cita, hasrat. Seperti halnya ‘ngidam’, semua itu harus dikatakan, harus diungkapkan,” ujar penulis asal Jepara yang pada  November 2020 silam terpilih dalam perhelatan Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) III di Jakarta. 


Menurut penuturan Mas Catur, panggilannya sehari-hari, cerpen Perempuan yang Ngidam Buah Nangka terinspirasi dari folklor asli Jepara, yakni kisah bayi sakti. Cerita rakyat ini ratusan tahun silam pernah berkembang di masyarakat Jepara. Konon makamnya berada di area Masjid Agung Jepara. 


Cerpen yang akhirnya dijadikan sebagai judul buku kumpulan cerpennya yang kedua ini, memiliki jejak sejarah sebagai juara tiga lomba Menulis Cerpen Instagram RusliZainudin19  yang ditaja pada bulan Mei 2021


Buku Perempuan yang Ngidam Buah Nangka berisi 20 cerpen. Memuat 7 cerpen yang masih perawan kinyis-kinyis, perjaka ting-ting, alias belum pernah dipublikasikan. 13 cerita terpilih lainnya pernah dimuat di media cetak-daring. Judul-judul yang termaktub dalam buku setebal 127 halaman tersebut di antaranya: Aku Tidak Percaya Kau Masih Perjaka, Bunga Warung Mati di Malam Lebaran, Sambal Selingkuh, THR dan Koruptor, Boneka Cantik Mati Dini Hari, dan Kencur.


Kartika Catur Pelita merupakan penulis produktif. Ratusan cerpennya tersiar di puluhan media cetak lokal-nasional dan media daring. Sebut saja cerpennya yang berjudul Noktah Hitam dan Lautan Perempuan,  dimuat harian Solopos pada Minggu, 4 Juli 2021. Beberapa cerpennya juga kerap dimuat di SoearaMoeria.com, semisal: Perempuan Pengampelas Pipa Lelaki, Senja di Kali Wiso, Gadis Pungkruk  dan Sungging Prabangkara.


Selain mengirim cerpen-cerpen ke berbagai media, Kartika Catur Pelita juga mengikuti berbagai ajang lomba penulisan cerpen. Pada tahun 2016 silam, cerita Kuas Ajaib memenangi lomba menulis tingkat nasional konten PAUD, Kemendikbud. Pada tahun 2020 cerpennya yang berjudul Ula Lempe, yang terinspirasi dari folklor Jepara, berhasil lolos kurasi Lomba Menulis dari Rumah-Kemenparekraf. Termasuk dalam ‘100 Karya Terpilih' dan dibukukan dalam buku kumpulan cerita pendek terpilih berjudul Pesan Penyintas Siang.. Tahun 2021 ini, cerpennya yang berjudul Marbut Musala Kuburan masuk lima besar dalam Lomba Cipta Cerpen Nasional 2021 Nongkrong.co


KCP, AMJ, Membaca, dan Menulis

Kepada pembaca, sastrawan yang populer dengan nama KCP ini berharap buku kumpulan cerpen terbarunya, ‘Perempuan yang Ngidam Buah Nangka' bisa menjadi bacaan alternatif. Ia ingin pembacanya bisa melihat kisah-kisah unik orang di sekitar kita, yang kadang dekat tapi terasa jauh dan terlupakan. Ia yang aktif menjadi mentor di komunitas Akademi Menulis Jepara, tak lupa untuk mengajak pembaca yang bercita-cita menjadi penulis agar menuliskan kisah mereka, juga kisah orang-orang dekat. 


“Agar kisah mereka tidak seperti bunga yang mekar, mewangi, mati, kering, dan busuk. Kisah-kisah harus diabadikan, cerpen-cerpen harus ditulis karena masih ada yang membaca,” pungkasnya.


Bagi pembaca yang berhasrat meminang buku kumpulan cerpen ‘Perempuan yang Ngidam Buah Nangka' karya Kartika Catur Pelita, bisa mengikuti Pre Order dengan harga yang lebih murah, hanya Rp. 55.000. Masa Pre Order berlaku dari 3 Juli hingga 3 Agustus 2021. Setelah masa Pre Order selesai, harga kembali normal menjadi Rp. 65.000; Pembaca bisa memesan dengan menghubungi penulisnya langsung di akun FB, Instagram-nya, atau WA (089619069200) atau Penerbit Poiesis Indonesia (087779843098: Mae). (lk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar