New Normal, Penyandang Disabilitas Perlu Memperoleh Sosialisasi - Soeara Moeria

Breaking

Sabtu, 30 Mei 2020

New Normal, Penyandang Disabilitas Perlu Memperoleh Sosialisasi

Ketua Dewan Pengurus Cabang PPDI Jepara, Mohamad Zulichan
Jepara, soearamoeria.com - Wacana pemerintah untuk memberlakukan tatanan normal baru (new normal) selama pandemi Covid-19 mendapat  tanggapan dari Ketua Dewan Pengurus Cabang Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Jepara, Mohamad Zulichan pada Jum'at (28/5) di sekretariat PPDI Jalan Sumur Gandu RT 9 RW 7 Troso Pecangaan Jepara.

Zulichan menjelaskan, "Di masa normal sebelum pandemi Covid-19 saja kami merasa punya banyak keterbatasan, apalagi nanti pada saat diberlakukan tatanan normal baru. Tentu kami harus banyak melakukan penyesuaian."

"Perlu adanya sosialisasi yang  menyeluruh dan akses informasi cukup untuk disabilitas tentang apa itu new normal," ungkap Zulichan.

"Apakah new normal itu semacam ucapan selamat menempuh hidup baru bagi kaum disabilitas?" kata Zulichan.

Lebih lanjut Zulichan memaparkan bahwa kehidupan normal dari disabilitas adalah penuh keterbatasan, perlakuan khusus dan pendampingan agar bisa lebih mandiri.

Stigma masyarakat kepada kaum disabilitas juga belum sepenuhnya positif. Perhatian pemerintah daerah maupun pemerintah desa belum optimal. Disabilitas masih tersisih, bahkan terlupakan.

Undang-undang nomer 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Peraturan Daerah Kabupaten Jepara nomer 7 tahun 2019 tentang Penyandang Disabilitas memang telah diundangkan dan disahkan, namun pelaksanaannya terkesan lambat.

"Masih banyak penyandang disabilitas yang belum masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial sehingga pada masa pandemi Covid-19 tidak memperoleh jaring pengaman sosial (JPS), baik BLT, BDT maupun KIS," kata Zulichan.

"Kami merasa beruntung masih ada pihak donatur yang memberikan sumbangan sembako seperti KH. Nuruddin Amin, Hj. Hindun Anisah, Fathan Subchi. Juga sumbangan sembako dari BPBD Jawa Tengah melalui Layanan Inklusi Disabilitas (LIDi)," lanjut Zulichan.

Ke depan, Zulichan berharap agar organisasi penyandang disabilitas (OPDis) yang bergabung dalam PPDI, seperti Persatuan Tuna Netra Indonesia (PERTUNI), Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN), National Paralympic Commiittee Indonesia (NPCI), Lentera Disabilitas dan yang lain makin mendapatkan perhatian pemerintah.

Secara berkelakar Zulichan berseloroh, "Bagaimana cara beradaptasi dalam tatanan normal baru bagi tuna rungu-wicara?"

"Jika tuna rungu-wicara harus memakai masker, bagaimana cara  berkomunikasi dengan isyarat tangan dan gerak bibir?" pungkas Zulichan. (za)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar