Pancasila di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Pandangan Islam - Soeara Moeria

Breaking

Selasa, 03 Desember 2019

Pancasila di Era Revolusi Industri 4.0 dalam Pandangan Islam

Muhammad Syahril.
Oleh : Muhammad Syahril, Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara UNISMA 2019               
Pancasila seperti yang kita ketahui adalah dasar ideologi bagi bangsa Indonesia. Tidak terelakkan lagi bahwa Pancasila adalah suatu sistem yang sangat penting bagi bangsa Indonesia  itu sendiri terlebih khususnya lagi Pancasila haruslah ditanamkan dalam setiap aktifitas manusia agar dapat memberikan dampak yang lebih baik jika setiap masyarakat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. 

Apalagi krisis moral dan identitas bangsa Indonesia sebagai bangsa dan negara yang semakin kuat tantangannya. Arus globaliasi dan perkembangan zaman yang begitu pesat terhadap kehidupan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara identitas itu sebagai pemantik dari semakin terkikisnya nilai-nilai pancasila sehingga masyarakat tidak bisa beradaptasi dengan dunia yang semakin canggih dan serba modern.

Karena pengembangan ilmu dan teknologi hasilnya selalu bermuara kepada kehidupan manusia maka perlu mempersiapkan strategi atau cara-cara dan taktik yang baik agar perkembangan ilmu dan teknologi memberikan manfaat dan  mensejahterakan manusia itu sendiri, bukan malah sebaliknya jika kita tidak mempersiapkannya dengan baik maka kita akan mengalami kebutaan dalam memahami ataupun menggunakan teknologi-teknologi tersebut. Dan sangatlah perlu meletakkan Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan  ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. 

Manusia selanjutnya mengalami tingkat peradaban yang semakin tinggi dan era sekarang  disebut era industri  4.0 yang ditandai dengan berkembangnya internet. Dampaknya yang sangat cepat memengaruhi perilaku manusia di berbagai lini kehidupan seperti yang disaksikan dan dirasakan sekarang ini. Adapun ciri-ciri industri  4.0 adalah segala aktivitas manusia serba cepat dan menuntut kecepatan, berskala besar dan mengglobal. Hal ini berdampak luas lintas batas geografis dan perubahan perilaku secara masif dan secara instan.

Manusia selalu berkembang menuju  perubahan telah menjadi kebiasaan atau tabiat yang tidak biasa terlepas dari dirinya. Dalam pandangan islam manusia dilahirkan di muka bumi dan ditugasi sebagai khalifah untuk mengelola alam raya beserta isinya. Untuk mengemban tugas yang amat bergengsi  itu dibandingkan tugas mahluk lainnya manusia dibekali alat organ yang sangat dahsyat, yaitu akal pikiran. 

Bekal akal pikiran ini dapat digunakan untuk mengeksplorasi menjelajah alam raya yang nantinya akan diubah dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perkembangan hidup, keunggulan manusia dapat diraih dengan penguasaan teknologi transportasi dan komunikasi sebagai sarana mencari rezeki  dan juga sebagai pengganti dari tugas-tugas yang diemban oleh manusia saat ini.

Alquran mengisaratkan, “Dan sungguh, kami telah memuliakan anak cucu Adam dan kami angkut mereka di darat dan di laut dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka di atas banyak mahluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna” (QS Al-Isra: 70).

Alam raya beserta isinya disediakan untuk manusia agar dikelola dengan baik sebagaimana pemenuhan hidupnya. “Dan Dialah yang menundukan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya agar kamu mencari sebagian karunia-Nya dan agar kamu bersyukur” (QS An-Nahl: 14).

Umat islam adalah salah satu agama yang memiliki jaringan yang kuat dalam skala luas dan bersifat menyeluruhdan secara konkrit sebagaimana yang dianjurkan dalam Alquran. “Hai manusia sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling takwa diantara kamu sesungguhnya Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. 

Pengetahuan dalam pandangan Islam, baik yang diperoleh dengan ilmu pengtahuan maupun yang berasal dari wahyu Illahi melalui agama, keduanya berasal dan bersumber dari Allah SWT, pengetahuan apapun yang dimiliki manusia, semua berasal dari karunia Allah SWT hal ini bisa kita lihat dari beberapa Alquran yang menjelaskan firman Allah SWT yakni: Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: ‘’Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benarorang-orang yang benar.”

Maka dari itu marilah kita  mengimplementasikan fungsi dan tugas seorang manusia lebih khususnya masyarakat Indonesia untuk menanamkan ideologi Pancasila dalam menghadapi perkembangan zaman yang begitu pesat ini. Dan tidak lepas juga tugas seorang manusia sebagai Khalifah fil ard sepatutnya bisa memotivasi umat islam, baik secara pribadi, lembaga pendidikan, maupun organisasi keumatan untuk bersungguh-sungguh mendorong dan memfasilitasi dalam penguasaan perkembangan teknologi agar menjadi bangsa yang unggul. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar