![]() |
Vriska Yulianti |
Oleh : Vriska Yulianti, mahasiswi Ilmu Administrasi Universitas Islam Malang
Pancasila adalah jiwa seluruh Bangsa
Indonesia. Semua memiliki jiwa. Di Indonesia, masyarakat
Indonesia menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya. Pancasila menjadi pijakan paling utama dalam semua aspek kehidupan
bermasyarakat. Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup Bangsa
Indonesia dan sebagai petunjuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Segala
bentuk cita-cita moral Bangsa dan budaya harus bersumber dari Pancasila yang
merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Terjaganya
Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia, kita harus bisa mewujudkan kedamaian
abadi secara kemanusiaan dengan mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Indoesia yang adil tanpa adanya suatu persatuan yang mengatasnamakan
individualitas selama Pancasila masih menjadi ideologi negara.
Pada saat ini negeri kita
sangat miris ketika sudah terlepas dari tangan penjajah, dan menikmati
kemerdekaannya selama 74 tahun ini. Kini seharusnya, kita semua membangun,
bersaing, dan memajukan bangsa kita, akan tetapi apa nyatanya di generasi
millennial tersebut? Generasi millennial sendiri
dapat diartikan sebuah generasi yang lahir antara tahun 1980-2000 atau generasi
muda masa kini berusia antara 15–34 tahun, nyatanya lunturnya
nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara di generasi millennial atau yang
popular istilah generasi Y yang seharusnya menjadi acuan bangsa, seperti yang
kini terjadi. Kini kita seringkali dipertontonkan dengan aksi kekerasan yang
semakin merajalela di masyarakat. Belakangan ini kekerasan atau anarkisme
menjadi menggelisahkan masyarakat, bahkan cenderung menjadi keseharian. Fisik
kita terlihat maju dan modern, tetapi secara nilai kita mengalami kemunduran
dalam hal persatuan dan kesatuan.
Kenyataan bahwa bangsa ini
memiliki keragaman yang tidak dapat diingkari adalah potensi konflik yang
sangat besar. Inilah faktanya sekarang, masyarakat mulai kehilangan nilai-nilai
Pancasila yang menekankan multikulturalitas, Kebhinekaan dan nilai keadilan.
Pancasila hanya menjadi simbol masyarakat tanpa adanya aspek nyata dalam
kehidupan. Era reformasi seperti saat ini sangat rentan akan bahaya perpecahan
yang mengintai, terlebih lagi bagi generasi millennial saat ini.
Sebab,
banyak informasi-informasi yang tidak difilter dan bahkan menjadi tidak
terkendali. Bahaya gerakan anti terhadap Pancasila dan gerakan radikalisme juga
kini mulai nampak dan merebak di kalangan pelajar serta mahasiswa yang
merupakan kelompok dari generasi millenial ini. Minimnya
pemahaman terhadap Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara, membuat tidak hanya generasi millennial yang rentan dipecah belah,
tetapi juga keutuhan masyarakat Indonesia secara umum.
Seharusnya, kita sebagai
generasi millennial harus pintar-pintar dalam mengolah segala informasi yang
akan kita tampung. Inilah tugas kita sebagai generasi millennial,
harus tetap menjaga dan melestarikan Pancasila agar tidak punah fungsi dan
perannya. Mempercayai segala konflik yang ada tanpa
menyaringnya terlebih dahulu membuktikan bahwa kita tak ada bedanya dengan
orang-orang yang hanya bersuara di orasi saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar