 |
| Muji Susanto saat menyampaikan materi parenting education. |
Jepara, soearamoeria.com
Salah satu poin penting Parenting Education Sekolah Dasar Islam Unggulan (SDIU) Fadlun Nafis Bangsri Jepara yang diselenggarakan Sabtu (9/3/2019) yang disampaikan Muji Susanto, anggota Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Jepara adalah imbauan memakai gadget untuk anak-anak yang tidak boleh lebih dari 1 jam. Pernyataan itu dikemukakannya dalam kegiatan parenting bertajuk “Pentingnya Mendampingi Anak dalam Penggunaan Teknologi”.
Selain imbauan memakai gadget, Muji juga berpesan kepada 30 peserta parenting untuk memakai komunikasi yang baik saat memberikan arahan kepada anak. “Orang tua juga harus berperan aktif di rumah untuk mendidik anak sebagai amanah,” tandasnya.
Kepada SDIU Fadlun Nafis, Insiyatul Uliyah mengatakan kegiatan parenting education adalah untuk menambah ilmu mengasuh anak kepada orang tua murid. “Kegiatan ini juga kami programkan secara berkala,” jelasnya.
Kegiatan tersebut cukup menarik perhatian peserta untuk bertanya. Salah satunya yang disampaikan Selamet Widodo. Diuraikannya setiap pelaku krimimal katanya ada hukuman tetapi ada pengecualian untuk anak-anak. “Jika pelakunya anak-anak bagaimana hukumannya?” tanya Selamet.
“Memang ada undang-undang bahwa anak itu tidak bisa dihukum. Tapi anak tersebut dimasukkan rehabilitasi. Dia masuk kategori anak bermasalah dengan uokum. Sekali lagi anak adalah korban bisa dari lingkungan, keluarga, dan masyarakat,” jawab Muji.
Pertanyaan lain juga diutarakan Sukarno. “Bagaimana kalo kita melihat masalah sosial seperti anak punk dll?” Kesempatan itu Muji mempersilakan untuk memfoto dan mengirim ke ponselnya. “Akan kami koordinasikan dan kami tangani. Seperti di lapangan Bangsri itu kami sudah menangani agar tidak disalahgunakan,” tegasnya. (sm)
Salah satu poin penting Parenting Education Sekolah Dasar Islam Unggulan (SDIU) Fadlun Nafis Bangsri Jepara yang diselenggarakan Sabtu (9/3/2019) yang disampaikan Muji Susanto, anggota Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Kabupaten Jepara adalah imbauan memakai gadget untuk anak-anak yang tidak boleh lebih dari 1 jam. Pernyataan itu dikemukakannya dalam kegiatan parenting bertajuk “Pentingnya Mendampingi Anak dalam Penggunaan Teknologi”.
Selain imbauan memakai gadget, Muji juga berpesan kepada 30 peserta parenting untuk memakai komunikasi yang baik saat memberikan arahan kepada anak. “Orang tua juga harus berperan aktif di rumah untuk mendidik anak sebagai amanah,” tandasnya.
Kepada SDIU Fadlun Nafis, Insiyatul Uliyah mengatakan kegiatan parenting education adalah untuk menambah ilmu mengasuh anak kepada orang tua murid. “Kegiatan ini juga kami programkan secara berkala,” jelasnya.
Kegiatan tersebut cukup menarik perhatian peserta untuk bertanya. Salah satunya yang disampaikan Selamet Widodo. Diuraikannya setiap pelaku krimimal katanya ada hukuman tetapi ada pengecualian untuk anak-anak. “Jika pelakunya anak-anak bagaimana hukumannya?” tanya Selamet.
“Memang ada undang-undang bahwa anak itu tidak bisa dihukum. Tapi anak tersebut dimasukkan rehabilitasi. Dia masuk kategori anak bermasalah dengan uokum. Sekali lagi anak adalah korban bisa dari lingkungan, keluarga, dan masyarakat,” jawab Muji.
Pertanyaan lain juga diutarakan Sukarno. “Bagaimana kalo kita melihat masalah sosial seperti anak punk dll?” Kesempatan itu Muji mempersilakan untuk memfoto dan mengirim ke ponselnya. “Akan kami koordinasikan dan kami tangani. Seperti di lapangan Bangsri itu kami sudah menangani agar tidak disalahgunakan,” tegasnya. (sm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar