Kabar gembira
turut mewarnai perkembangan kartun di Kota Semarang. Kartunis muda Abdul Arif
dinobatkan sebagai pemenang lomba kartun internasional di Turki pada Sabtu
(11/2/2018).
Dalam lomba
bertajuk "5th KalDer Bursa International Cartoon Contest, Turkey"
itu Arif meraih penghargaan dengan titel "First Prize".
"Alhamdulillah.
Ini penghargaan internasional pertama saya selama tujuh tahun menggeluti seni
kartun," kata ketua Gold Pencil itu, Selasa (13/2/2018).
Lomba kartun
internasional KalDer Bursa dibuka sejak 30 Oktober 2017 lalu dengan mengusung
tema "Managing Transformation". Arif mengirimkan dua buah
karya dalam lomba itu. Informasi dari panitia, ada sebanyak 607 kartun yang
masuk ke panitia lomba. Karya tersebut berasal dari 262 kartunis dari 43
negara.
Pada 22 Januari
2018, Kalder Bursa merilis 112 karya yang masuk nominasi. Karya tersebut telah
melewati penjurian awal. Satu karya Arif masuk dalam daftar nominasi tersebut.
Karya tersebut selanjutnya ditetapkan sebagai pemenang setelah penjurian akhir
pada 9 Februari 2018.
Pemenang lainnya,
karya Vladimir Kazanevsky dari Ukraina (Second Prize), Constantin
Sunnerberg dari Belgia (Third Prize), Giant Sugianto dari Indonesia (Mention
1), Zlatko Krstevski dari Macedonia (Mention 2) dan Nikola Listes
dan Kroasia (Mention 3). Satu lagi Kürsat Zaman dari Turki mendapat Special
Prize dari Anatolian Caricaturists Society.
"Kartun yang
menang itu saya beri judul 'Transformation'. Sama dengan tema yang
diusung," kata Arif.
Arif menjelaskan,
karya tersebut merupakan visualisasi transformasi media cetak ke digital.
Seorang ayah didampingi anaknya digambarkan Arif sedang menata buku. Buku-buku
itu tampak menumpuk memenuhi ruangan yang kemudian di susun ke dalam rak
berbentuk gawai.
"Yang lagi
tren memang isu media digital. Saya tertarik untuk membuat kartun dengan isu
itu," kata mahasiswa Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran Pascasarjana
Unnes ini.
Bagi Arif, penghargaan
tersebut sangat berarti baginya. Pria kelahiran Kudus 11 Mei 1989 itu memulai
belajar menggambar kartun sejak tahun 2000. Selama 7 tahun belajar, baru
kali ini karyanya menang lomba. Tahun lalu, karyanya hanya mentok sebagai
finalis di Korea, China, Luksemburg, Belgia, Tunisia dan Turki.
Arif saat ini
aktif belajar kartun bersama sejumlah kartunis yang tergabung di dalam Gold
Pencil Indonesia. Selain sebagai komunitas, Gold Pencil juga sebagai lembaga
yang bergerak di dalam pengembangan dan kajian kartun. Arif didapuk sebagai
ketua di komunitas ini.
"Capaian ini
jadi motivasi bagi saya agar lebih giat lagi. Juga buat teman-teman kartunis di
Semarang agar tetap semangat menggambar," pungkasnya. (sm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar