Judul Buku : Angan Senja Senyum Pagi
Penulis : Fahd Pahdepie
Tebal Buku : 360 Hlm: 14 X 20,5 Cm
Penerbit : PT Falcon Jakarta
Cetakan : Pertama, Maret 2017
ISBN : 978-602-60514-5-5
Peresensi : Erni Apriliyani,
Mahasiswi Unisnu Jepara
Untukmu dan masa lalu/ semua yang tersimpan
dalam ingatan namun tak terkatakan/ beberapa keputusan tak bisa diubah, meski
bisa disesali/ sementara waktu tak mungkin diulang/ kisah manis selalu layak dikenang/
semoga mereka mengerti (Tentang Angan Senja yang tak pernah melupakan Senyum
Pagi).
Angan Senja Senyum Pagi, novel karangan penulis terkenal Fahd Pahdepi. Novel
yang menceritakan sebuah kisah percintaan dua insan anak muda yang
berbeda usia.
Novel ini merupakan salah satu jenis novel yang termasuk dalam golongan yang
unik, mengapa demikian? Sebab di dalam novel tersebut
banyak menggunakan nama-nama tokoh seperti Angan, Senja, Senyum Pagi, Embun,
Hari dan Dini.
Di mana nama-nama tokoh tersebut termasuk dalam lingkaran yang biasa di
guankan dalam kehidupan sehari-hari.
Tentang cinta terpendam yang tetap hidup selama 14 tahun lamanya dalam
hati seorang laki-laki dewasa. Menjaganya adalah di luar kuasanya,
melupakannya tidak pernah bisa. Angan mencintai Pagi sejak SMA.
Pertemuan yang tidak sengaja di belakang sekolah remaja beda usia 2
tahun tersebut banyak mengukir kisah, dari sifat dingin yang ditunjukkan Angan
perlahan mencair dengan seiring waktu intensitas pertemuannya dengan Senyum
Pagi.
Memilih pergi karena keadaan yang memaksanya pergi. Tapi menjauh dari Pagi tak
membuat Angan menghapus rasa yang telah tumbuh dalam hatinya, bahkan rasa itu
masih segar seperti 14 tahun yang lalu.
Bertemu (lagi) dengan Pagi, tepat saat pagi hendak menikah dengan Hari.
Sedangkan Angan telah dijodohkan oleh ibunya dengan seorang perempuan bernama Dini.
Rajutan kisah cinta rumit serta dewasa
yang mampu mengaduk perasaan pembaca.
Novel ini memiliki unsur intrinsik yaitu
tema utama cinta. Untuk waktu pagi sampai malam suasana yang
ada yaitu menggunakan alur maju dan mundur yaitu adanya flashback ke
masa lalu. Gaya bahasa yang disajikan menggunakan bahasa yang ringan sehingga
mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca.
Selanjutnya penokohan, tokoh-tokoh utama yang ada pada novel ini yaitu Angan
Senja pemuda cerdas dan berwibawa, Senyum Pagi gadis cantik dan memiliki sifat
yang sangat berbanding terbalik dengan Angan Senja.
Amanat yang terkandung dalam novel ini adalah jangan pernah menyerah
oleh keadaan. Keadaan boleh saja memisahkan tapi jangan dijadikan sebagai
sebuah alasan untuk tidak kembali memperjuangkan cinta lama. Dan tentunya dalam
novel ini terdapat pesan yang sungguh luar biasa.
Novel ini juga memiliki keunggulan yaitu tidak hanya mengupas kehidupan
namun ada ketulusan dan keikhlasan proses dalam meraih cinta yang terpendam.
Sedangkan kekurangan novel ini yaitu sudut pandang yang digunakan dalam
novel ini hanya terfokus pada sudut pandang orang ketiga. Alangkah baiknya bila
terdapat beberapa sudut pandang agar novel ini terasa lebih hidup. (*)